IMPLEMENTASI PEMBINAAN PESERTA DIDIK DI
PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM 1
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
salah satu syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Anis Purwanti
NIM. 11150182000081
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
ABSTRAK
Anis Purwanti (NIM 11150182000081), Implementasi Pembinaan
Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1. Skripsi Program
Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi
Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1. Metode
penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif
dalam bentuk metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam
skripsi ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan studi
dokumen. Wawancara dilakukan dengan Kepala Sub-Bagian Disiplin,
Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler, Pelatih Ekstrakurikuler, Ketua Ikatan
Santri Madrasatul Muallimin Al-Islamiyah (ISMI), dan beberapa santri.
Melalui wawancara, peneliti dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Analisis data yang digunakan melalui tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Pembinaan
Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 sudah berjalan dengan
baik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan seperti
pembinaan kedisiplinan santri, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler. Data hasil penelitian ini, diharapkan bisa memberikan masukan
kepada Pimpinan Pondok Pesantren, Pengasuh Putra dan Putri, Pembina dan
Pelatih Ekstrakurikuler serta pihak-pihak lainnya yang ikut berkomitmen
untuk tetap mengimplementasikan pembinaan peserta didik.
Kata Kunci: Pembinaan Peserta Didik, Kegiatan Ekstrakurikuler, Kegiatan
Kokurikuler.
iii
ABSTRACT
Anis Purwanti (NIM 11150182000081), Implementation of Student
Development in Daar el-Qolam Islamic Boarding School 1. Minithesis of
Undergraduate Program (S1) Department of Education Management,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University, Jakarta, 2019.
This study aims to describe the Implementation of Student Development
in Daar el-Qolam Islamic Boarding School 1. The research method used in
this thesis is a qualitative approach in the form of a descriptive qualitative
method. Data collection techniques in this thesis are conducted by
interview, observation and document study methods. Interviews were
conducted with the Head of the Disciplinary Subdivision, the Head of the
Extracurricular Subdivision, the Extracurricular Trainer, the Chairperson
of the Santri Madrasatul Muallimin Al-Islamiyah Association (ISMI), and
several students. Through interviews, researchers can obtain the
information needed. Analysis of the data used through three activities,
namely data reduction, data presentation and conclusion drawing.
From the results of the study showed that the Implementation of Student
Development in Daar el-Qolam 1 Islamic Boarding School had gone well.
This is evidenced by the various activities carried out such as fostering
student discipline, extracurricular activities and co-curricular activities.
Data from the results of this study are expected to provide input to the
Boarding School Leaders, Caregivers of Men and Women, Extracurricular
Coaches and Trainers as well as other parties who are committed to
continue to implement student coaching.
Keywords: Coaching Students, Extracurricular Activities, Co-curricular
Activities.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohiim,
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis
diberikan kesempatan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
“Implementasi Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1”.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan ini tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat kerja keras, doa, dan
kesungguhan hati serta tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari
itu, dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Mu‟arif SAM, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan
ketulusannya dalam membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
4. Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd sebagai Dosen pembimbing II serta dosen
pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
v
pikirannya dengan penuh kesabaran dan ketulusannya dalam
membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh dosen dan staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
membekali ilmu pengetahuan, mendidik, memberi motivasi serta
memberikan pelayanan terbaik kepada penulis selama perkuliahan.
6. Ustad KH. Nahrul Ilmi Arief sebagai pemimpin Pondok Pesantren Daar
el-Qolam 1 yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian skripsi.
7. Ustazah Fera dan Ustazah Yeni Ratnapuri yang telah banyak membantu
penulis dalam proses penelitian di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1.
8. Rekan-rekan ustad/ustazah dan staff Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
yang telah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dan
berpartisipasi menjadi informan dengan baik dalam skripsi ini.
9. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta Bapak Sarsono dan Mamah
Kaminah yang selalu membimbing penulis sampai saat ini, yang
senantiasa memberikan do‟a, dukungan moril maupun materil, arahan
dan kasih sayang yang tidak terhitung banyaknya dan tidak pernah lelah
dalam memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik.
10. Adikku Diah Ayu Mutia Ramadhani yang selalu memberi semangat dan
menjadi pengingat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
11. Sahabat – sahabat yang paling setia sejak SMP Desvia Veresa, Andyka
Dewi dan Risma Safia (DARA) terimakasih telah berbagi suka dan duka
dan memberikan keceriaan selama 10 tahun ini, semoga persahabatan
kita selalu diiringi dengan kebahagiaan aamiin.
12. Aulia Hilma dan Tiwi Susanti sahabat baik mulai dari masuk perkuliahan
hingga akhir penyelesaian skripsi ini yang telah banyak membantu dan
menjadi tempat berbagi cerita dengan penulis.
13. Sahabat tersayang Rima Nur Oktaria, Latifah, Tyas Wulan Sari, Vani
Febri Safitri, Siti Futihat QA, Sri Wahyuni, Iis Rahmawati, Faddillah
vi
Oktaviani, dan Dian Amelia terimakasih telah memberikan keceriaan
selama menempuh perkuliahan yang tidak terlupakan. Semoga kita
semua diberikan kemudahan dalam menyelesaikan pendidikan.
14. Sahabat organisasi kampus HMI Manajemen Pendidikan 2015 yang telah
menjadi tempat belajar berorganisasi penulis dan keluarga baru, Annisa
Silviani Rizqy, Roiyatul Jannah, Azizah, Selfiari Safitriyah, Reza Rizkia
Septiani, Deny Rizki Kurniawan, Irfan Yusuf Anshori, Alfa Rezky
Ramadhan, Muhammad Azzam Baihaqi, Satria Saputra, Riza
Badruzzaman, Naufal Misbahuddin dan Ahmad Khoirul Fuad.
15. Teman-teman terbaik Leader Best Class yang telah memberikan banyak
kesempatan belajar bersama, mengukir kenangan yang tidak terlupakan
serta memberi dukungan kepada penulis selama menjadi mahasiswa
Manajemen Pendidikan kelas B.
16. Seluruh teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan
2015 yang telah berjuang bersama dan saling menyemangati dalam
perkuliahan.
17. Teman seperjuangan KKN MEMBARA 91 yang telah memberi
semangat, dukungan kepada penulis selama penyelesaian penulisan
skripsi ini.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa
hormat dan terima kasih dari penulis, penulis menyadari bahwa skripsi
sederhana ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima
setiap kritikan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Aamiin ya Rabbal‟alamin.
Jakarta, September 2019
Penulis
Anis Purwanti
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 9
A. Manajemen Peserta Didik ........................................................................ 9
1. Pengertian Manajemen Peserta Didik ................................................ 9
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik ................................. 10
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik ....................................... 12
4. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik ...................................... 14
B. Pembinaan Peserta Didik ....................................................................... 17
1. Pengertian Pembinaan Peserta Didik ............................................... 17
2. Tujuan Pembinaan Peserta Didik ..................................................... 18
3. Materi Pembinaan Peserta Didik ...................................................... 19
4. Sasaran Pembinaan Peserta Didik .................................................... 22
5. Kegiatan Pembinaan Peserta Didik .................................................. 23
C. Penelitian Relevan .................................................................................. 32
D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 34
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 36
B. Metode Penelitian............................................................................. 37
C. Sumber Data ..................................................................................... 37
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 37
E. Kisi-Kisi Instrumen .......................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 42
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .............................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 45
A. Gambaran Umum dan Deskripsi Unit Penelitian ............................. 45
1. Sejarah Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 .............................. 45
2. Profil Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ................................. 46
3. Visi, Misi dan Panca Jiwa Pondok ............................................. 47
4. Struktur Organisasi dan Alur Birokrasi Pondok Pesantren Daar
el-Qolam 1 .................................................................................. 50
5. Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik Pondok
Pesantren Daar el-Qolam 1 ........................................................ 51
6. Prestasi Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir di Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 1 ......................................................................... 54
7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ........ 55
B. Deskripsi dan Analisis Data
1. Implementasi Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 1 ......................................................................... 57
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 78
A. Kesimpulan ...................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Materi Pembinaan Peserta Didik....................................................... 19
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 36
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ........................................................ 40
Tabel 3.3 Pedoman Observasi ........................................................................... 40
Tabel 3.4 Daftar Ceklis Studi Dokumen ........................................................... 41
Tabel 4.1 Data Pendidik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 .......................... 51
Tabel 4.2 Data Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ..... 52
Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ............... 53
Tabel 4.4 Prestasi Peserta Didik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 .............. 55
Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ...... 56
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Ekstrakurikuler JMQ dan JHQ ................................................. 62
Gambar 4.2 Ekstrakurikuler Vokal dan Band .............................................. 62
Gambar 4.3 Ekstrakurikuler Hadroh ............................................................ 63
Gambar 4.4 Ekstrakurikuler Tari Saman ..................................................... 63
Gambar 4.5 Ekstrakurikuler Beauty Class ................................................... 64
Gambar 4.6 Ekstrakurikuler Basket ............................................................. 64
Gambar 4.7 Ekstrakurikuler Volly ............................................................... 65
Gambar 4.8 Ekstrakurikuler Badminton ...................................................... 65
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekap Hasil Observasi..................................................................... 83
Lampiran 2 Rekap Hasil Studi Dokumen ........................................................... 84
Lampiran 3 Pedoman Wawancara ...................................................................... 85
Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara Kepala Sub-Bagian Disiplin................ 90
Lampiran 5 Transkip Hasil Wawancara Kepala Sub-Bagian Ekskul Putri......... 96
Lampiran 6 Transkip Hasil Wawancara Kepala Sub-Bagian Ekskul Putra ...... 102
Lampiran 7 Transkip Hasil Wawancara Pelatih Ekstrakurikuler Vokal Band . 106
Lampiran 8 Transkip Hasil Wawancara Pelatih Ekstrakurikuler Tari .............. 110
Lampiran 9 Transkip Hasil Wawancara Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh ......... 114
Lampiran 10 Transkip Hasil Wawancara Ketua ISMI ...................................... 118
Lampiran 11 Transkip Hasil Wawancara Santri .............................................. 123
Lampiran 12 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ............ 128
Lampiran 13 Struktur Manajemen Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1........... 129
Lampiran 14 Struktur Kurikulum Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ............ 136
Lampiran 15 Kalender Pendidikan Pondok Pesantren Daar el-Qolam ............. 137
Lampiran 16 Data Tenaga Pendidik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 ........ 139
Lampiran 17 Pedoman Umum Kegiatan Ekstrakurikuler ................................. 142
Lampiran 18 Kode Etik Pengasuhan Pondok Pesantren Daar el-Qolam ......... 149
Lampiran 19 Program Kerja/KPI Bidang Pengasuhan Putri............................. 162
Lampiran 20 Program Kerja/KPI Bidang Pengasuhan Putra ............................ 165
Lampiran 21 Surat Perjanjian Tertulis Santri.................................................... 169
Lampiran 22 Pendanaan Kegiatan Ekstrakurikuler........................................... 172
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................. 173
Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 174
Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 175
Lampiran 26 Hasil Dokumentasi ...................................................................... 176
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lingkungan lembaga pendidikan peserta didik merupakan salah
satu unsur inti pendidikan, karena itu kegiatan yang berhubungan dengan
peserta didik mutlak diperlukan. Menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.1
Peserta didik menjadi subjek terpenting dalam proses transformasi
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu,
keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar dipenuhi kebutuhannya
dalam aspek akademis saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
proses pendidikan yang bermutu dan teratur dalam lembaga pendidikan.
Peserta didik juga dipandang sebagai individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai individu yang tumbuh
dan berkembang, peserta didik harus dibentuk dan dibiasakan untuk
berperilaku yang baik, sehingga timbul karakter positif dalam diri. Peserta
didik juga memerlukan bimbingan yang konsisten sesuai dengan
kebutuhan masing-masing individu karena sukses tidaknya suatu proses
pembelajaran di lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
peserta didik.
Pendidikan selama ini lebih mengutamakan pengembangan
kemampuan intelektual akademis dibandingkan dengan aspek yang sangat
fundamental, yaitu pengembangan karakter. Kemampuan intelektual
peserta didik dianggap sebagai syarat utama keberhasilan pendidikan,
seakan lupa bahwa karakter juga sangat diperlukan. Seseorang dengan
kemampuan intelektual yang tinggi dapat menjadi orang yang tidak
1 Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h. 3
2
berguna atau bahkan membahayakan masyarakat jika karakternya
rendah..2
Untuk membentuk karakter peserta didik maka diperlukan kontribusi
dari berbagai pihak, orang tua menjadi tempat pertama bagi pembentukan
karakter di lingkungan keluarga. Kemudian lembaga pendidikan juga
mengupayakan pembentukan karakter melalui kegiatan pembinaan peserta
didik di lingkungan sekolah. Pembinaan merupakan bagian dari upaya
memelihara, menumbuhkan, mengembangkan, menyempurnakan atau
membawa pada keadaan yang lebih baik. Pembinaan untuk peserta didik
diharapkan mampu untuk memberikan suatu pengetahuan kepada peserta
didik agar dapat membedakan hal yang positif dan negatif sehingga
diharapkan akan mendorong peserta didik untuk mengerjakan sesuatu
sesuai dengan suara hatinya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan, bab I pasal 3 ayat 1 disebutkan
bahwa pembinaan peserta didik dilaksanakan melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan kokurikuler dengan jenis kegiatan yang dapat
dikembangkan oleh sekolah dengan kebijakan dari masing-masing
sekolah.3 Adapun pembinaan peserta didik pada lembaga pendidikan
seperti pondok pesantren dilaksanakan dengan konsep pengasuhan karena
dalam dunia pesantren, para santri lebih condong pada proses pengasuhan.
Hal ini disebabkan karena pengasuhan lebih mendalam dan informal
sifatnya dari pada pembinaan yang cenderung sistematis dan formal.
Sistem pembinaan tersebut meliputi bentuk perlakuan atau tindakan
pengasuh untuk memelihara, melindungi, mendampingi, mengajar dan
membimbing anak selama masa perkembangan. Dalam hal ini,
pembinaan dilakukan dengan tujuan memberikan bantuan santri yang
bermasalah dalam kedisiplinan, belajar, emosional serta untuk
2 Novan Ardy Wiyani, Konsep, Praktik & Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h.23. 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan, h.4
3
meningkatkan minat dan bakat yang dimiliki, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi dirinya.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, pemerintah membentuk lembaga
pendidikan yang terbagi dalam tiga jalur yaitu pendidikan formal, non
formal dan informal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal juga
menerapkan pembinaan untuk peserta didik. Akan tetapi, sekolah pada
umunya hanya bertanggung jawab kepada siswa selepas mereka pulang ke
rumah masing-masing. Orang tua harus ikut berperan dalam mengawasi
dan membina perilaku peserta didik agar tidak melakukan hal-hal yang
menyimpang. Karena pada umumnya, usia remaja atau periode transisi
dari masa anak-anak menuju dewasa sangat rentan dengan masalah
pergaulan. Sehingga di usia tersebut tidak sedikit remaja yang terjerumus
dalam perilaku yang kurang baik atau menyimpang. Seperti yang
diberitakan oleh media elektronik atau cetak yaitu: membolos sekolah,
tawuran antar pelajar, gemar menyontek, dan aksi bullying. Salah satu
yang diberitakan media online mengenai tawuran pelajar yang terjadi di
Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan pada Jumat 7 Desember 2018.
Peristiwa tersebut menyebabkan 1 orang meninggal dunia dan 3 luka-luka.
Polisi mengamankan 9 orang lainnya yang terlibat dalam aksi tersebut
karena sudah menimbulkan korban.4 Dapat dibayangkan, para siswa yang
seharusnya menuntut ilmu di sekolah justru melakukan tindakan yang
kurang pantas. Berdasarkan kejadian tersebut maka diperlukan komunikasi
dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak untuk memberikan kontrol
terhadap perilaku siswa.
Peran lembaga pendidikan sebagai rumah kedua bagi peserta didik
haruslah menjadi tempat pembinaan peserta didik secara utuh. Lembaga
pendidikan seperti pondok pesantren dapat dijadikan alternatif untuk
4 Detik News, 1 Tewas 3 Luka Akibat Tawuran Pelajar di Tangsel, 9 Orang Diciduk. Diakses
pada 24 Januari 2019 Pukul 17.05 WIB, https://m.detik.com/news/berita/4333474/1-tewas-3-luka-
akibat-tawuran-pelajar-di-tangsel-9-orang-diciduk
4
mengatasi masalah yang terjadi pada individu peserta didik atau yang biasa
dikenal santri. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
merupakan suatu bentuk usaha terencana untuk mewujudkan proses
pembelajaran agar santri memiliki kekuatan dalam aspek spiritual
keagamaan, kepribadian, kecerdasan, kemandirian, pengendalian diri serta
keterampilan yang diperlukan untuk menunjang kehidupannya di masa
yang akan datang. Pendidikan di pondok pesantren disajikan secara
menyeluruh selama 24 jam, santri mengikuti pendidikan regular mulai dari
pagi hingga siang di sekolah kemudian dilanjutkan dengan pendidikan
agama, kegiatan ibadah dan nilai-nilai khusus di malam hari.
Kehidupan di pondok pesantren tentu berbeda dengan di sekolah pada
umumnya karena tempat tinggal para santri adalah asrama dengan latar
belakang dan karakter individu yang bermacam-macam, sehingga para
santri tersebut harus bisa melakukan penyesuaian diri agar tetap bertahan
dalam menyelesaikan pendidikannya. Kesulitan dalam penyesuaian diri ini
tidak jarang menimbulkan masalah baru bagi santri seperti merasa
tertekan, stress, prestasi belajar menurun, melanggar peraturan pondok dan
lain sebagainya.
Kondisi tersebut juga terjadi di pondok pesantren Daar el-Qolam 1,
pondok pesantren Daar el-Qolam merupakan sebuah lembaga pendidikan
dengan program yang dikhususkan untuk santri tamatan SD/MI dengan
masa belajar enam tahun. Dengan pola pendidikan formal yaitu Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Para santri di pondok
dibiasakan untuk hidup keseharian dengan berbagai peraturan yang
diharapkan mampu menjadikan mereka terbiasa hidup dengan rutinitas
kehidupan produktif.
Pondok pesantren menerapkan aturan yang dituangkan dalam bentuk
kode etik dan berlaku bagi seluruh santri. Kode etik adalah aturan yang
berkenaan dengan sikap, perkataan, perbuatan dan penampilan individu
santri. Seluruh aktivitas santri baik di dalam kelas maupun di lingkungan
5
asrama harus sesuai dengan aturan tersebut. Akan tetapi, adanya peraturan
tata tertib yang telah dibuat pun tidak selalu dipatuhi. Jika santri
melanggar salah satu peraturan yang telah ditetapkan oleh pesantren,
maka santri tersebut akan mendapatkan sanksi. Hal ini dilakukan
sebagai konsekuensi dari peraturan disiplin tata tertib di lingkungan
pondok, dengan tujuan mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran,
terpeliharanya peraturan-peraturan yang bersifat mengikat para santri, dan
guna terwujudnya kondisi lingkungan seperti yang diharapkan oleh
pesantren. Namun yang terjadi masih terdapat beberapa santri yang
melanggar aturan dan kode etik pondok baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Beberapa bentuk pelanggaran yang sering terjadi di
pondok ini antara lain melanggar ketentuan busana dan penampilan;
meninggalkan kelas tanpa izin; mengucapkan kata-kata tidak sopan, kotor,
merokok, ghosob, berkelahi mengganggu perasaan orang lain dan
menimbulkan permusuhan; melakukan fitnah, provokasi dan agitasi;
melakukan intimidasi dan kekerasan mental (bullying,)
Kebijakan yang digunakan pondok pesantren dalam mengantisipasi
pelanggaran yang terjadi antara lain dengan melakukan program
pembinaan. Pembinaan untuk peserta didik ini dilakukan agar para peserta
didik mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal di
masa yang akan datang, tidak hanya sekedar materi yang didapat pada saat
mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan pembinaan
peserta didik harus dilaksanakan sebagai upaya lembaga pendidikan untuk
meminimalisir terjadinya pelanggaran yang terjadi di lingkungan pondok,
yaitu melalui pembinaan kedisiplinan, kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan peserta didik yang
dilaksanakan di luar jam pelajaran untuk memperluas pengetahuan dengan
mempertimbangkan minat dan bakat peserta didik. Dari penjelasan
tersebut, kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam rangka merespons
kebutuhan peserta didik dalam menyalurkan minat dan bakatnya. Di
6
pondok pesantren Daar el-Qolam 1 ini ada ekstrakurikuler yang wajib
diikuti oleh santri yaitu Pramuka, selebihnya santri diberikan kebebasan
untuk memilih jenis ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
Pelaksanaan pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
ini sudah berjalan baik. Namun, sebaik apapun program pasti akan ada
suatu kendala. Adapun beberapa kendala yang terjadi yaitu: Pertama,
minat santri dalam kegiatan ekstrakurikuler masih rendah, hal ini
dikarenakan padatnya aktivitas sehari-hari di pondok; Kedua, sarana dan
prasarana yang tersedia untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler belum
optimal; Ketiga, belum terlibatnya semua personil di pondok pesantren
dalam pelaksanaan pembinaan peserta didik.
Dari berbagai permasalahan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan
pembinaan peserta didik belum mampu membentuk kepribadian yang
selaras dengan keinginan suatu lembaga pendidikan. Untuk meningkatkan
kualitas akademik dan memperbaiki perilaku peserta didik yang masih
melakukan pelanggaran dan tata tertib pondok, dibutuhkan kerjasama dari
berbagai pihak. Guru atau seorang ustadz/ustazah memegang tanggung
jawab yang cukup penting, karena guru merupakan sosok yang berhadapan
langsung dengan peserta didik pada kegiatan belajar mengajar, serta
pengasuh pondok di luar jam pelajaran terlebih dalam kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas. Pembinaan peserta didik
di pondok pesantren sangat diperlukan. Karena masih banyak hal-hal yang
berkaitan dengan peserta didik belum tercukupi pemenuhan kebutuhannya
baik secara umum maupun individual peserta didik. Oleh karena itu,
penulis tertarik melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk
skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI PEMBINAAN PESERTA
DIDIK DI PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM 1”
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat peserta didik yang melanggar tata tertib pondok
pesantren.
2. Rendahnya minat peserta didik pada kegiatan ekstrakurikuler.
3. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang tersedia untuk menunjang
kegiatan ekstrakurikuler.
4. Belum terlibatnya semua personil di pondok pesantren dalam
pelaksanaan pembinaan peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu dibuat suatu
batasan masalah sehingga ruang lingkup permasalahan menjadi lebih jelas.
Pada penelitian ini, penulis membatasi permasalahan penelitian yaitu
mengenai Implementasi Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 1.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Implementasi Pembinaan
Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Implementasi
Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1.
8
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep ilmu
pendidikan khususnya di bidang manajemen pendidikan yang
mengkaji tentang manajemen peserta didik dan dapat menjadikan
bahan kajian untuk penelitian lain mengenai pembinaan peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pondok Pesantren
Manfaat bagi pondok pesantren dari hasil penelitian ini yaitu
dapat dijadikan sebagai informasi dan evaluasi tehadap
implementasi pembinaan peserta didik di pondok pesantren.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan memberikan sumbangsih
dan masukan untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan.
b. Bagi Pembaca
Manfaat bagi para pembaca yaitu untuk menambah wawasan
pada umumnya dan untuk menekuni dan mempersiapkan diri dalam
meningkatkan mutu dunia pendidikan terutama dalam teori
manajemen peserta didik yang berfokus pada pembinaan peserta
didik.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Peserta Didik
1. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik pada lembaga pendidikan memegang peranan
penting, karena peserta didik yang berkualitas dapat tercermin dari
pengelolaan terhadap peserta didik yang optimal baik di sekolah ataupun
madrasah. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.5
Sementara menurut Mulyono manajemen peserta didik adalah seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta
pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan
efektif dan efisien.6
Menurut Knezevich dalam Ali Imron manajemen peserta didik atau
pupil personel administration adalah layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan
diluar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia
matang di sekolah”.7
Berdasarkan uraian di atas, manajemen peserta didik adalah usaha
pengaturan peserta didik mulai dari masuk sekolah hingga lulus untuk
membantu kelancaran dalam upaya perkembangan melalui proses
pendidikan. Aspek yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang
berkenaan dengan peserta didik, sedangkan tidak langsung adalah segi-segi
5 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.4
6 Mulyono, Manajemen Organisasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Groups, 2008), h.178 7 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h.6
10
lain selain peserta didik untuk memberi layanan sebaik mungkin kepada
peserta didik.8
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik adalah
proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi seseorang yang menjadi
objek didik di suatu lembaga pendidikan untuk mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur tertentu sehingga tercapai tujuan
pendidikan sejak proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan
lembaga pendidikan.
Dalam konteks pondok pesantren, manajemen peserta didik
dilaksanakan sebagai bentuk pengelolaan terhadap peserta didik atau yang
dikenal santri, kegiatan yang berkaitan dengan santri sangat kompleks
karena pendidikan di pondok pesantren berbeda dengan lembaga pendidikan
formal seperti sekolah umum yang hanya terkonsentrasi pada kegiatan
akademis namun kurang menyentuh aspek peningkatan keterampilan dan
pembentukan karakter peserta didik. Sementara pada pondok pesantren,
seluruh santri tinggal di asrama selama proses pendidikan dan memperoleh
tambahan pengetahuan di bidang agama serta keterampilan, sehingga proses
pembelajaran tidak hanya pada teori saja, tapi juga implementasinya.
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan di sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.9
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta
didik.
8 Kompri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.291
9 Eka, op.cit, h.9
11
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta
didik.
d. Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut
dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.10
Berdasarkan kedua tujuan di atas, manajemen peserta didik sejatinya
berorientasi pada kemajuan belajar peserta didik baik dalam segi akademik,
non akademik, dan sikap/mental spiritual. Terutama dalam penyaluran
minat dan bakatnya untuk menunjang prestasi selama ia menempuh
pendidikan.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana
bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, sosialnya, aspirasinya,
kebutuhannya dan potensi lainnya yang dimiliki peserta didik.
Menurut Badrudin fungsi manajemen peserta didik secara khusus
adalah sebagai berikut:11
a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas
peserta didik ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-
potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi
bawaan tersebut meliputi kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial
peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi
dengan sebayanya, orang tua dan keluarganya, lingkungan
sosialisasi sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya.
Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai makhluk
sosial.
10
Ibid, h.10 11
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: PT. Indeks, 2014), h.25
12
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan
peserta didik ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan
minat. Hobi, kesenangan, dan minat peserta didik demikian patut
disalurkan karena dapat menunjang perkembangan diri peserta
didik secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan
kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera
dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena
dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan
sebayanya.
Empat fungsi di atas merupakan rumusan khusus mengenai
pemenuhan kebutuhan peserta didik melalui fungsi manajemen peserta
didik yang harus terselenggara dengan baik di lembaga pendidikan.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Prinsip merupakan suatu dasar yang dijadikan sebuah pedoman dalam
melaksanakan sebuah tugas tertentu. Prinsip manajemen peserta didik dapat
diartikan sebuah dasar pengelolaan untuk peserta didik secara menyeluruh
sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan peserta didik dalam menempuh
pendidikan.
Manajemen peserta didik berisikan tujuh prinsip yang dapat digunakan
oleh lembaga pendidikan, ketujuh prinsip itu sebagai berikut:12
a. Dalam mengembangkan program manajemen kepesertadidikan,
penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada
saat program dilaksanakan.
b. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus
mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan. Ambisi sektoral
12
Ibid, h.25
13
manajemen peserta didik tetap ditempatkan dalam kerangka
manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem
manajemen sekolah.
c. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah
mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para
peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai
atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk
mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
d. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan
untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam
latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan
yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik
di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling
memahami dan menghargai. Sehingga setiap peserta didik memiliki
wahana untuk berkembang secara optimal.
e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai
upaya pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing,
haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing yaitu
peserta didik. Pembimbingan tidak akan terlaksana dengan baik
manakala peserta didik tidak mau dibimbing.
f. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan
bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung
arti bahwa ketergantungan peserta didik sedikit demi sedikit
dihilangkan melalui kegiatan manajemen peserta didik.
g. Kegiatan yang diberikan kepada peserta didik harus fungsional bagi
kehidupan peserta didik baik di sekolah atau di masyarakat.
Tujuh prinsip di atas merupakan landasan utama dalam penerapan
manajemen peserta didik di lembaga pendidikan. Selain itu,
14
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari suksesnya
manajemen peserta didik yang dikelola dengan baik.
Menurut Rusman, dalam manajemen peserta didik terdapat empat
prinsip dasar, yaitu:
a. Peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek
sehingga harus didorong untuk berperan dalam setiap perencanaan
dan pengembilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka
b. Kondisi peserta didik sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelektual, social ekonom, minat dan seterusnya.
c. Peserta didik hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa
yang diajarkan
d. Pengembangan potensi peserta didik tidak hanya menyangkut ranah
kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.13
Berdasarkan pemaparan beberapa ahli di atas. Maka dari itu, diperlukan
wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap peserta didik memiliki wadah
untuk berkembang secara optimal dengan memperhatikan beberapa prinsip
manajemen peserta didik.
4. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Dalam ruang lingkup manajemen peserta didik terdapat pengaturan
mengenai aktivitas-aktivitas peserta didik baik yang berkenaan dengan
peserta didik secara langsung maupun tidak langsung seperti kepala sekolah,
guru, staff maupun sarana dan prasarana. Ruang lingkup manajemen peserta
didik akan dipaparkan sebagai berikut:
a. Perencanaan Peserta Didik
Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan
di muka tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan
peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki
13
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) h.128
15
sekolah maupun mereka akan lulus sekolah dan yang direncanakan
adalah hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan penerimaan
peserta didik sampai dengan pelulusan peserta didik.14
Oleh karena itu, dengan adanya perencanaan yang matang
terhadap proses manajemen peserta didik maka diharapkan
pelaksanaan akan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
b. Penerimaan Peserta Didik (Rekrutmen)
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan
kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan
ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru,
dimana Kepala Sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan
yang dijadikan sebagai penerima siswa baru.15
Tahapan rekrutmen merupakan awal pencarian siswa sampai
dengan penyerahan form atau aplikasi pendaftaran, sedangkan
dalam pelaksanaan rekrutmennya, dapat dilakukan sendiri oleh
sekolah, kolektif, atau lembaga rekrutmen (recruiters).16
Penerimaan peserta didik atau rekrutmen di setiap lembaga
pendidikan umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
melakukan pencarian terhadap calon peserta didik yang sesuai
dengan kriteria di lembaga pendidikan (sekolah) yang
bersangkutan.
14
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 21 15
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015),
h.111 16
Kompri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.294
16
c. Evaluasi Peserta Didik
Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai
proses dan hasil belajar peserta didik baik yang berupa kegiatan
kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.17
Menurut Ali Imron evaluasi belajar terhadap peserta didik
perlu dilaksanakan agar diketahui perkembangan mereka dari
waktu ke waktu dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang
diharapkan.18
Tujuan umum evaluasi peserta didik adalah
1) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan
peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas dan pengalaman
yang didapat.
3) Menilai metode mengajar yang digunakan.19
d. Mutasi Peserta Didik
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas satu ke
kelas lain yang sejajar, dan/atau perpindahan peserta didik dari
sekolah satu ke sekolah yang sejajar.20
Menurut Suwardi, terdapat dua macam mutasi, yaitu:
1) Mutasi ekstern: Perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah lain.
2) Mutasi intern yaitu perpindahan peserta didik yang berlangsung
di sekolah.21
17
Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), h.
115 18
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 116 19
Op Cit, h. 115 20
Loc, Cit, h.152 21
Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), h.
118
17
B. Pembinaan Peserta Didik
1. Pengertian Pembinaan Peserta Didik
Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar, peserta
didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan yang menunjang
proses pendidikannya. Lembaga pendidikan harus mampu mendorong
peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara optimal agar peserta
didik menjadi sesuai dengan yang diharapkan dengan melakukan kegiatan
pembinaan peserta didik.
Sebagai upaya untuk mengembangkan potensi diri pada peserta
didik di sekolah maka diperlukan pembinaan kepada peserta didik.
Pengertian pembinaan dalam kamus lengkap bahasa Indonesia: “pembinaan
berarti usaha, tindakan dan kegiatan yang digunakan secara
berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang baik”.22
Pembinaan peserta didik adalah pemberian pelayanan kepada siswa
di sekolah baik pada jam pelajaran sekolah ataupun di luar jam
pelajaran sekolah dengan tujuan agar peserta didik menyadari posisi dirinya
sebagai pelajar dan dapat menyadari tugasnya secara baik.23
Menurut Rohim pembinaan peserta didik mengandung pengertian
segala kegiatan yang meliputi pemberian berbagai bentuk bantuan yang
dilakukan oleh sekolah. Prinsipnya pembinaan lebih dekat dengan
bimbingan (guidance), yang artinya bantuan atau pertolongan yang
diberikan individu atau sekumpulan individu peserta didik dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya,
agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.24
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembinaan peserta didik adalah proses, cara, usaha dan tindakan yang
22
Badudu, JS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001),
h. 316 23
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: Refika Aditama, 2008), h. 25 24
Rohim. Manajemen Pembinaan Kesiswaan SMP Negeri Di Kabupaten Banyumas. (Tesis
Manajemen Pendidikan. PPs-UNY, 2007), h. 36
18
dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap peserta didik yang bertujuan meningkatkan
kemampuan dirinya.
Dalam manajemen sekolah, pembinaan peserta didik merupakan
proses pelaksanaan manajemen peserta didik yang menciptakan
program-program kegiatan peserta didik dalam bentuk aktivitas-
aktivitas guna mengembangkan potensi peserta didik di sekolah.25
Sejalan dengan hal tersebut, pondok pesantren juga mengupayakan
pembinaan peserta didik khususnya untuk para santri dengan berbagai
kegiatan yang dapat menunjang proses pendidikannya, baik di dalam
maupun di luar kelas. Pembinaan di pondok pesantren juga dapat dimaknai
sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri setiap
santri agar dapat berkembang secara optimal.
2. Tujuan Pembinaan Peserta Didik
Dalam pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan disebutkan
bahwa tujuan pembinaan kesiswaan meliputi:
a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat, dan kreativitas;
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha
dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan;
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan
sesuai bakat dan minat;
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak
mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani (civil society).26
25
Annisa Restu Purwanti, “Manajemen Pembinaan Peserta Didik Full Day School”, Skripsi
pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2015, h.19 26
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 39 Tahun 2008, Tentang Pembinaan
Kesiswaan, h.4
19
Berdasarkan tujuan tersebut, pembinaan peserta didik dilakukan dalam
rangka menyiapkan peserta didik menjadi individu yang memiliki
pengetahuan baik dalam aspek akademik, non akademik maupun
sikap/mental spiritual untuk menunjang kehidupannya di masa yang akan
datang.
3. Materi Pembinaan Peserta Didik
Dalam pembinaan peserta didik terdapat sepuluh materi berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 39 Tahun 2008, Tentang
Pembinaan Kesiswaan Pasal 3 Ayat 2, sebagai berikut:27
Tabel 2.1
Materi Pembinaan Peserta Didik
No Jenis Kegiatan Pembinaan Kesiswaan
1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
antara lain :
a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-
masing;
b. Memperingati hari-hari besar keagamaan;
c. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama;
d. Membina toleransi kehidupan antar umat beragama;
e. Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan;
f. Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di
sekolah.
2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain :
a. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah;
b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);
c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;
d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap
sesama;
e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga
sekolah;
f. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan).
3. Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara,
antara lain :
27
Ibid, h.9
20
a. Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan /atau hari sabtu,
serta hari-hari besar nasional;
b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);
c. Melaksanakan kegiatan kepramukaan;
d. Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah;
e. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dan
semangat perjuangan para pahlawan;
f. Melaksanakan kegiatan bela negara;
g. Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambanglambang
negara;
h. Melakukan pertukaran siswa antar daerah dan antar negara.
4. Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan
minat, antara lain :
a. Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian;
b. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah;
c. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang
bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek);
d. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-
tempat sumber belajar;
e. Mendesain dan memproduksi media pembelajaran;
f. Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian;
g. Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah;
h. Membentuk klub sains, seni dan olahraga;
i. Menyelenggarakan festival dan lomba seni;
j. Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.
5. Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik,
lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks
masyarakat plural, antara lain :
a. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS
sesuai dengan tugasnya masing-masing;
b. Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa;
c. Melaksanakan kegiatan dengan prinsip kejujuran, transparan, dan
profesional;
d. Melaksanakan kewajiban dan hak diri dan orang lain dalam
pergaulan masyarakat;
e. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan
pidato;
f. Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik
dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan;
g. Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah.
6. Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan, antara lain :
a. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan
suatu barang menjadi lebih berguna;
b. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan
jasa;
c. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produkdsi;
21
d. Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/pengalaman kerja
lapangan (PKL)/praktek kerja industri (Prakerim);
e. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi
kompetensi siswa berkebutuhan khusus;
7. Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi
yang terdiversifikasi antara lain :
a. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);
c. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV
AIDS;
d. Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja;
e. Melaksanakan hidup aktif;
f. Melakukan diversifikasi pangan;
g. Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah.
8. Pembinaan sastra dan budaya, antara lain :
a. Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang
sastra;
b. Menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya;
c. Meningkatkan daya cipta sastra;
d. Meningkatkan apresiasi budaya.
9. Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain :
a. Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran;
b. Menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi;
c. Memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan.
10. Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris, antara lain :
a. Melaksanakan lomba debat dan pidato;
b. Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi;
c. Melaksanakan kegiatan English Day;
d. Melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris (Story
Telling);
e. Melaksanakan lomba puzzies words/scrabble.
Materi pembinaan peserta didik di atas meliputi 10 materi yang berkaitan
dengan potensi peserta didik yang dapat dikembangkan lembaga pendidikan
termasuk pondok pesantren untuk peserta didik atau santri dalam berbagai
bentuk aktivitas. Materi-materi ini mencakup pengembangan soft skill dan
hard skill dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
22
4. Sasaran Pembinaan Peserta Didik
Aspek yang hendak dibina dan dikembangkan adalah aspek
kepribadian santri pondok, hal ini mungkin dapat dilakukan dalam
situasi dan kondisi hidup bersamaan di pondok/asrama. Bidang –bidang
yang menjadi sasaran pembinaan pendidikan dan pengembangan itu
meliputi:28
a. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan, pembinaan dan pengembangan
disini bukanlah menyajikan pengetahuan baru atau meneruskan
pengetahuan yang telah mereka terima di kelas, melainkan
menyediakan kondisi, motivasi yang memungkinkan mereka
memiliki dan mencintai ilmu pengetahuan. Pengetahuan
hendaknya dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang harus dibina
dan dikembangkan.
1) Merangsang dan membiasakan belajar secara aktif, tertib dan
teratur yang mengarah kepada tujuan belajar yang diinginkan.
2) Merangsang dan membiasakan gemar membaca,
menulis/mencatat/membuat karya ilmiah, meneliti dan
mencoba hasil-hasil penelitian.
3) Merangsang dan membiasakan diri untuk
mendiskusikan/musyarawah tentang berbagai macam ilmu
pengetahuan agama maupun umum, baik yang diperoleh di
kelas maupun yang dibaca dari buku-buku lain dan/atau
mengenai hasil-hasil penelitian dan percobaan yang telah
dilakukan.
b. Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan ini diperoleh melalui latihan-latihan
atau pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara aktif dalam
28
Abdul Kadir, Sistem Pembinaan Pondok Pesantren, Dosen Jurusan Tarbiyah IAIN Sultan
Qaimuddin Kendari, Jurnal Penelitian Vol. 18 No 1 Tahun 2012, h.92
23
bentuk keikutsertaan berlatih diri dan melakukan sendiri. Latihan-
latihan itu dimaksudkan agar mereka terampil, antara lain:
1) Menata dan mengelola pondok/asrama yang baik
2) Berorganisasi, bergaul dan menyesuaikan diri dengan
kehidupan bermasyarakat.
3) Berolahraga untuk kesehatan dan kesegaran jasmani, menjaga
kesehatan diri serta prestasi yang baik.
4) Melaksanakan kegiatan-kegiatan Kepramukaan, baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk melatih anggota Pramuka yang
lebih muda.
5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan Palang Merah Remaja (PMR)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kader Kesehatan
Remaja (KKR).
6) Memainkan berbagai alat kesenian yang tersedia.29
5. Kegiatan Pembinaan Peserta Didik
Kegiatan pembinaan peserta didik dilakukan untuk mengembangkan
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan kokurikuler. Seperti yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan pasal 3 ayat 1 yang berbunyi:
“Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler”.
a. Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar
jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara
29
Ibid, h.93
24
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.30
Lebih lanjut menurut Badrudin kegiatan ekstrakurikuler
merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk
menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas peserta
didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta
peserta didik.31
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan
siswa sekolah atau universitas di luar jam belajar kurikulum
standar, kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan
dari sekolah dasar sampai universitas.32
Berdasarkan uraian di atas, kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan tambahan yang berfungsi sebagai penunjang dari kegiatan
pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperluas wawasan
dan pengetahuan. Kegiatan ini dapat menggali bakat dan minat serta
potensi yang ada dalam diri peserta didik. Setiap peserta didik tidak
harus mengikuti semua kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik bisa
memilih sesuai dengan apa yang diminati yang menjadi bakat atau
kemampuan mereka.
Menurut Fred C. Lunenburg:
“The terms extracurricular activities, co-curricular activities,
and non-classroom activities have all been used
interchangeably to mean experiences and activities such as
debate, athletics, music, drama, school publications, student
council, school clubs, contests, and various social events”33
Istilah kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan di luar kelas sudah
menjadi bagian penting dalam proses pendidikan, karena hal tersebut
30
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.164 31
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: PT. Indeks, 2014), h.140 32
Prawidya Lestari, Membangun Karakter Siswa Melalui Kegiatan Intrakurikuler,
Ekstrakurikuler, dan Hidden Curriculum, Jurnal Penelitian, Vol. 10, No. 1, Tahun 2016, h.84 33
Fred C. Lunenburg, Extracurricular Activities, Journal International Sam Houston State
University, Vol 1, No 1, 2010, h.1
25
merupakan salah satu program pembinaan peserta didik dengan
tujuan memberikan lebih banyak pengalaman khususnya di beberapa
bidang di luar kegiatan akademik peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler biasanya berupa kegiatan pembinaan
yang berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai
bidang studi yang bertujuan memantapkan pembentukan
kepribadian yang dimaksudkan untuk mengembangkan bakat para
siswa diluar jam pelajaran biasa.34
2) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki beberapa tujuan. Menurut
Kompri, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan oleh kepala
sekolah, bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan:
a) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan peserta
didik, yang berkaitan dengan mata pelajaran-pelajaran yang
sesuai dengan kurikuler yang ada.
b) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan
pembentukan nilai-nilai kepribadian peserta didik. Kegiatan
yang berkaitan dengan semacam usaha mempertebal
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, latihan
kepemimpinan dan sebagainya;
c) Untuk membina dan meningkatkan bakat, minat dan
keterampilan. Kegiatan ini untuk memacu kearah
kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.35
Dalam manajemen peserta didik salah satunya adalah
pembinaan kegiatan ekstrakurikuler adalah sebuah proses yang
direncanakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah
yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum)
baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkan
34
Heru Wulandari, Pembinaan Nilai Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Khitobah di
MTs Al-Khoiriyyah Semarang, Skripsi 2016, h.25 35
Kompri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.313
26
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta
didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam
dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.36
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas,
ekstrakurikuler ini mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
a) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta;
b) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat
peserta didik agar dapat menjadi manusia yang
berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya;
c) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas;
d) Mengembangkan etika dan akhlak yang
mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul,
Manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri;
e) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat
persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi
insan yang yang proaktif terhadap permasalahan sosial
keagamaan;
f) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan
kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat,
bugar, kuat, cekatan dan terampil;
g) Memberi peluang peserta didik agar memiliki
kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan
baik; secara verbal dan non verbal.37
Berdasarkan beberapa tujuan di atas, kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan mampu menjadi salah satu aspek
pembelajaran di luar kelas sekaligus upaya pembinaan
36
Ibid, h.313 37
Kompri, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015) h.228
27
peserta didik yang bermanfaat dan sesuai bagi pengembangan
minat, bakat dan wadah bagi peserta didik serta dilaksanakan
secara optimal.
3) Prinsip-prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
Prinsip pengembangan kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi
lima prinsip yaitu:
a) Prinsip relevansi: Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya
disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar peserta
didik.
b) Prinsip efektifitas dan efisiensi: Berkenaan dengan sejauh
mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat
dilaksanakan danperbandingan antara hasil yang dicapai
dan pengeluaran yang diharapkan paling tidak
menunjukkan hasil yang seimbang.
c) Prinsip kesinambungan: Kegiatan ekstrakurikuler sebagai
wahana belajar yang dinamis perlu dikembangkan terus
menerus dan berkesinambungan.
d) Prinsip fleksibilitas: Menunjukkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler tidak kaku.
e) Prinsip berorientasi pada tujuan: Merupakan kriteria yang
harus dipenuhi dalam pemilihan kegiatan agar hal atau
tujuan dapat dicapai secara efektif dan fungsional.38
Lima prinsip di atas merupakan pedoman bagi
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler di lembaga
pendidikan.
38
Khoirum Nur Kartika Listiyani, “Manajemen Pembinaan Peserta Didik di SMPN 3 Ceper
Kabupaten Klaten”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.
h.22
28
4) Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bagi peserta didik dapat berbentuk
kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian,
kreativitas, dan kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan dalam
lembaga pendidikan baik itu sekolah maupun madrasah. Bentuk-
bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan
memperhatikan kemampuan peserta didik secara umum. Berikut ini
macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang diperoleh dari
berbagai sumber, yaitu:
a) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Secara umum organisasi adalah sebuah wadah
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. OSIS adalah satu-satunya wadah untuk
menampung aspirasi-aspirasi siswa dan wadah untuk
menyalurkan kegiatan-kegiatan di luar kurikulum.39
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan
khususnya di bidang pembinaan kepesertadidikan arti yang
terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah
sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan
kepesertadidikan disamping ketiga jalur yang lain yaitu
latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler dan wawasan wiyata
mandala.40
Melalui kegiatan OSIS di sekolah dapat disalurkan berbagai
inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat
dikembangkan.
Secara umum tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai
berikut: (1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara
yang memiliki jiwa Pancasila kepribadian luhur moral yang
tinggi berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap
untuk diamalkan; (2) Mempersiapkan persatuan dan
39
Mulyono, Manajemen Organisasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Groups, 2008), h.178 40
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: PT. Indeks, 2014), h.184
29
kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan
Yang Maha Esa tanah air dan bangsanya; (3) Menggalang
persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di
sekolah dalam satu wadah OSIS; (4) Menghindarkan siswa
dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencegah
siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta
kepentingan suatu golongan dalam usaha peningkatan
ketahanan sekolah.41
b) Pramuka
Dalam suatu lembaga pendidikan diperlukan sesuatu
yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan
mengembangkan diri dengan program dan kegiatan di luar
kelas. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk
kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam
belajar.
Kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk
pendidikan nonformal yang keanggotannya bersifat
sukarela. Untuk itu, kepala sekolah dan guru perlu
melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong
siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di
sekolahnya.42
Gerakan pramuka sebagai organisasi kepanduan yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan yang bersifat
nonformal berusaha membantu pemerintah dan masyarakat
dalam membangn bangsa dan Negara. Hal ini dapat dilihat
dari prinsip dasar metodik pendidikan pramuka yang
tercantum dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu: (1) Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) Cinta alam dan kasih
sayang semua manusia; (3) Patriot yang sopan dan ksatria;
(4) Patuh dan suka bermusyawarah; (5) Rela menolong dan
tabah; (6) Rajin, terampil dan gembira; (7) Hemat, cermat
dan bersahaja; (8) Disiplin, berani dan setia; (9)
41
TIM Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan,
h.126 42
Mulyono, op.cit, h.193
30
Bertanggung jawab dan dapat di percaya; (10) Suci dalam
pikiran, perkataan, dan perbuatan.43
c) Olahraga dan Kesenian Sekolah
Kedua bidang ini sebenarnya sudah diselenggarakan
dalam bentuk bidang studi, yang disediakan jam pelajaran
khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut
di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai
pemimpin perlu menaruh perhatian meskipun secara pribadi
kurang menarik pada salah satu atau kedua bidang
tersebut.44
d) Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja atau PMR adalah sebuah wadah
atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan
medis terhadap para korban yang membutuhkan
pertolongan, baik di lingkungan internal sekolah maupun
masyarakat yang berada di sekitarnya.
Tujuan dari dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah
untuk:
(1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap
dan terampil dalam melakukan pelayanan
kesehatan dan medis terhadap masyarakat,
khususnya untuk teman di sekolah.
(2) Membentuk mental dan karakter peserta didik
sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas sosial
yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan
orang lain.
43
Sri Woro dan Marzuki, Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan
Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di SMPN 2 Windusari Magelang, Jurnal Pendidikan
Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016, h.61
44 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 192
31
(3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan
keagamaan pada diri peserta didik sehingga
senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat
kepada sesama.45
b. Kegiatan Kokurikuler
1) Pengertian Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
lebih mendalami dan menghayati materi pengajaran yang telah
dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, baik yang
tergolong mata pelajaran inti maupun program khusus.46
Dari pengertian kokurikuler diatas maka dapat diambil suatu
pengertian bahwa kegiatan kokurikuler merupakan suatu kegiatan
yang berupa materi khusus yang dapat menunjang kegiatan
intrakurikuler dan merupakan salah satu jalur pembinaan peserta
didik khususnya dibidang penghayatan materi yang didapat di dalam
kelas serta melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas secara
bertanggung jawab.
2) Tujuan Kegiatan Kokurikuler
Menurut Moh. Mustari kegiatan kokurikuler bertujuan agar
peserta didik lebih mendalami dan menghayati bahan yang dipelajari
dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
baik secara perorangan maupun secara kelompok.47
Tujuan kegiatan kokurikuler yaitu menunjang pelaksanaan
program intrakurikuler agar siswa dapat lebih menghayati
45
Mulyono, op.cit, h.185 46
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta:
BPFE, 1988), h. 5 47
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015),
h.116
32
bahan yang telah dipelajarinya serta melatih siswa untuk
melaksanakan tugas secara bertangung jawab.48
Berdasarkan uraian definisi tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa tujuan kokurikuler adalah sebagai berikut:
a) Menunjang pelaksanaan kegiatan intrakurikuler.
b) Untuk mendalami dan menghayati jenis bahasan yang
diajarkan.
c) Melatih peserta didik untuk melaksanakan tugas secara
bertangung jawab.
3) Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Kokurikuler
Adapun bentuk pelaksanaan kegiatan kokurikuler dapat berupa
pemberian tugas di luar jam pelajaran sekolah, dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Pemberian Tugas Secara Kelompok
Pemberian tugas secara kelompok diarahkan untuk
mengembangkan sikap gotong royong harga menghargai,
tenggang rasa, kerjasama, yang akhirnya dapat membentuk
siswa menjadi anggota masyarakat yang baik.
b) Pemberian Tugas Perorangan
Pemberian tugas perorangan diarahkan pada
pengembangan akal, minat serta kemampuan siswa agar
dapat mandiri.49
C. Penelitian Relevan
1. Penelitian Skripsi oleh Khoirum Nur Kartika Listiyani yang berasal dari
Universitas Negeri Yogyakarta dengan Judul “Manajemen Pembinaan
Peserta Didik di SMPN 3 Ceper Kabupaten Klaten” pada tahun 2010.
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan hambatan-hambatan dalam pembinaan peserta didik
48
Winarno Hami Seno. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. (Jakarta:
Depdikbud RI, 1990), h.5 49
Ibid
33
serta upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembinaan peserta
didik. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data
kualitatif. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan
manajemen pembinaan peserta didik dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan hambatan dalam pembinaan peserta didik serta upaya
mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembinaan peserta didik sudah
cukup baik.
2. Penelitian Skripsi oleh Citha Putri Andanni yang berasal dari
Universitas Negeri Yogyakarta dengan Judul “Implementasi Pembinaan
Peserta Didik SMK Swasta di Kecamatan Temanggung” pada tahun
2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi
pembinaan peserta didik SMK swasta di Kecamatan Temanggung
dilihat dari sepuluh materi pembinaan kesiswaan. Jenis penelitian ini
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Claster
Proportional Quota Sampling dan diperoleh sebanyak 337 sampel
untuk peserta didik dan 22 sampel untuk guru. Uji validitas
instrumen penelitian menggunakan Product Moment dan uji reliabilitas
menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi pembinaan peserta didik SMK swasta di Kecamatan
Temanggung dalam kategori baik dengan persentase 72, 55%
3. Penelitian Skripsi oleh Vera Anggraini yang berasal dari Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang dengan Judul “Implementasi
Manajemen Kesiswaan di Ma Miftahul Huda Kabupaten Grobogan”
pada tahun 2010. Jenis penelitian menggunakan kualitatif dengan
metode observasi yaitu pengambilan data dengan pengamatan langsung,
wawancara yaitu berkomunikasi secara langsung kepada narasumber.
Teknik analisis data yang diperoleh dari sumber-sumber pustaka, data
display dan Conclusion, drawing/verification yaitu penarikan
kesimpulan.
34
D. Kerangka Berpikir
Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka berpikir sebagai
pedoman dalam melaksanakan penelitian tentang Implementasi Pembinaan
Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1.
INPUT PROSES OUTPUT
Kondisi Nyata
1. Masih terdapat
peserta didik yang
melanggar tata tertib.
2. Rendahnya minat
peserta didik pada
kegiatan
ekstrakurikuler
3. Belum optimalnya
sarana dan prasarana
yang tersedia untuk
menunjang kegiatan
ekstrakurikuler
4. Belum terlibatnya
seluruh personil
sekolah dalam
pelaksanaan
pembinaan peserta
didik.
Masalah
Belum
efektifnya
kegiatan
pembinaan
peserta didik
Strategi
1. Pembinaan
Kedisiplinan
Peserta Didik
2. Kegiatan
Ekstrakurikuler
3. Kegiatan
Kokurikuler
Hasil
Tercapainya
pembinaan
peserta didik
yang optimal di
Pondok
Pesantren Daar
el-Qolam 1.
Feed Back
(Umpan Balik)
35
Dari kerangka berpikir di atas dapat digambarkan bahwa Pondok
Pesantren Daar el-Qolam 1 secara umum telah mengimplementasikan
pembinaan peserta didik, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat
beberapa masalah yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan peserta didik
tersebut yaitu belum efektifnya implementasi pembinaan peserta didik atas
dasar kondisi nyata di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 yaitu: Pertama,
masih terdapat santri yang melanggar tata tertib pondok pesantren, Kedua
minat santri dalam kegiatan ekstrakurikuler masih rendah, hal ini
dikarenakan padatnya aktivitas sehari-hari di pondok; Ketiga, sarana dan
prasarana yang tersedia untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler belum
optimal; Keempat, belum terlibatnya semua personil di pondok pesantren
dalam pelaksanaan pembinaan peserta didik.
Oleh karena itu, maka perlu diberikan solusi melalui strategi yaitu
dengan cara pembinaan kedisiplinan peserta didik, kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan yang dilakukan
tersebut hendaknya ditujukan untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan potensi diri dan memenuhi kebutuhan peserta didik serta
menunjang wawasan pengetahuan peserta didik di luar kelas. Melalui
implementasi pembinaan peserta didik yang dilaksanakan secara efektif
diharapkan terciptanya peserta didik yang berkualitas dan berkarakter
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan orang tua peserta didik dalam
menitipkan putra putrinya untuk menempuh pendidikan. Maka peneliti
ingin mengetahui lebih dalam lagi sejauh mana implementasi pembinaan
peserta didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Pondok Pesantren Daar el-
Qolam 1 yang terletak di Jalan Raya Serang, Km 36, Desa Pasir Gintung,
Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang. Adapun waktu penelitian
dilaksanakan mulai dari bulan Desember-Agustus 2019 dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Waktu Penelitian
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags
1 Observasi
pendahuluan
2 Pengesahan proposal
3 Perbaikan bab 1, 2
dan 3
4 Penyusunan
instrumen penelitian
5 Penyerahan izin
penelitian
6 Pengumpulan data
7 Pengolahan data dan
analisis data
8 Penyusunan laporan
hasil penelitian
37
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk deskriptif,
yaitu metode yang bertujuan untuk menjelaskan secara deskripsi mengenai
situasi, permasalahan yang terjadi seperti pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh santri, rendahnya minat santri pada kegiatan ekstrakurikuler,
belum optimalnya sarana dan prasarana dan belum efektifnya kegiatan
pembinaan peserta didik. Serta untuk memahami bagaimana Implementasi
Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1. Sesuai
metode yang digunakan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi dokumen yang
bertujuan untuk menggali data dan informasi yang dibutuhkan peneliti secara
komprehensif dan mendalam.
C. Sumber Data
Sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih dari orang-
orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau obyek yang
diteliti, sehingga mampu “membukakan pintu” kemana saja peneliti akan
melakukan pengumpulan data.50
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi
sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
dari hasil wawancara dan observasi terhadap kepala sub-bagian
disiplin, kepala sub-bagian ekstrakurikuler, pelatih ekstrakurikuler,
ketua OSIS dan santri.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian, data-data ini diperoleh
dari berbagai tulisan atau informasi lainnya.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 293.
38
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.51
Pengumpulan data adalah suatu proses untuk memperoleh data dalam kegiatan
penelitian. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:
1. Wawancara
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara. Wawancara merupakan
proses interaksi dengan orang lain, dan bagaimana mengolah
pandangan yang mungkin berbeda. Secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara. yaitu:52
a. Wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman yang hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan.
b. Wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai dokumen check-
list.
Wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara tidak
terstruktur dengan menggunakan pedoman yang hanya berisi garis
besar pertanyaan yang akan ditujukan kepada narasumber. Wawancara
juga digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan santri
mengenai kegiatan yang berkaitan dengan implementasi pembinaan
peserta didik/santri. Dengan demikian sumber data yang akan
diwawancarai adalah kepala sub-bagian disiplin, kepala sub-bagian
ekstrakurikuler, pelatih ekstrakurikuler, ketua OSIS dan beberapa
peserta didik.
2. Observasi
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan
51
Ibid, h. 224 52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), h. 270.
39
antar aspek dalam fenomena tersebut.53
Observasi digunakan untuk
memperoleh data tambahan setelah wawancara dilakukan. Dengan
metode observasi ini peneliti mengamati berbagai aktivitas dan
kegiatan yang sedang berlangsung di lapangan. Dengan demikian
fokus observasi ditujukan kepada lingkungan fisik dan lingkungan
sosial pondok pesantren, serta sarana dan prasarana yang berkaitan
dengan implementasi pembinaan peserta didik selama peneliti berada
di lokasi penelitian. Observasi dilakukan dengan menggunakan
pedoman observasi yang akan dicantumkan pada kisi-kisi instrumen.
3. Studi Dokumen
Dokumentasi ialah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas
jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran,
atau arkeologis.54
Studi dokumen sangat diperlukan guna mendukung
berjalannya observasi dan tambahan objek temuan mengenai profil
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1, profil madrasah, data guru, data
peserta didik, data kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler, sarana dan
prasarana serta hal-hal yang berkaitan dengan implementasi pembinaan
peserta didik. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk
melengkapi data peneliti sehingga dapat menampilkan gambaran
mengenai objek penelitian. Dengan demikian untuk memperoleh
dokumen tersebut dibutuhkan daftar checklist.
E. Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen digunakan untuk mempermudah penyusunan
instrumen penelitian, di dalam kisi-kisi instrumen terdapat dimensi dan
indikator dari variabel penelitian yang akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan
dan pernyataan. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data sebagai berikut:
53
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h.143 54
Ibid, h.175
40
1. Pedoman Wawancara
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara Impementasi Pembinaan Peserta
Didik di Pondok Pesantren Daar el Qolam 1
No Aspek yang
dikaji
Dimensi Sumber Data
1. Implementasi
Pembinaan
Peserta Didik
b. Program Pembinaan Peserta
Didik
1) Pembinaan Kedisiplinan
Peserta Didik
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
3) Kegiatan Kokurikuler
c. Sarana dan Prasarana
d. Proses Pembinaan Peserta
Didik
e. Keterlibatan Personil
Ponpes
f. Pendanaan
1) Sumber Dana
2) Pengelolaan
g. Hasil : (Prestasi Akademik
dan Non Akademik)
a. Kepala Sub -
Bagian
Disiplin
b. Kepala Sub -
Bagian Ekskul
c. Pelatih Ekskul
d. Ketua OSIS
e. Peserta Didik
Tabel 3.3
Pedoman Observasi
No Aspek yang Diamati Keadaan Keterangan
1 Lingkungan fisik pondok pesantren
2 Lingkungan sosial pondok pesantren
3 Sarana dan Prasarana
4 Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
5 Pelaksanaan kegiatan kokurikuler
41
Tabel 3.4
Daftar Ceklis Studi Dokumen
No Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Sejarah dan profil pondok pesantren
2 Visi dan misi pondok pesantren
3 Struktur Organisasi
4 Dokumen tenaga pendidik dan kependidikan
5 Kalender pendidikan pondok pesantren
6 Tata tertib pondok pesantren
7 Data Sarana dan Prasarana pondok pesantren
a. Ruang kelas
b. Ruang kepala madrasah
c. Ruang guru
d. Ruang tata usaha
e. Ruang perpustakaan
f. Ruang UKS
g. Ruang laboratorium IPA
h. Ruang laboratorium bahasa
i. Ruang laboratorium computer
j. Ruang OSIS
k. Asrama Santri
l. Mushala
m. Aula
n. Toilet
9 Program kegiatan ektstrakurikuler dan
kokurikuler
11 Pedoman pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dan kokurikuler
12 Dokumen sarana dan prasarana kegiatan
ekstrakurikuler
13 Dokumen pendanaan kegiatan
14 Daftar hadir santri pada kegiatan
ekstrakurikuler
15 Daftar hadir pelatih pada kegiatan
ekstrakurikuler
16 Daftar prestasi santri
17 Foto kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler
42
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengolah data-data
yang telah diperoleh peneliti melalui proses pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data serta penarikan kesimpilan. Langkah-langkah dalam analisis
data yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawancara yang tinggi.55
Proses reduksi data dapat dilakukan dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari beberapa sumber yang berbeda, yaitu dari pengamatan,
wawancara dan dokumentasi. Setelah data diperoleh, dibaca dan
dipahami, maka berikutnya yaitu mengadakan reduksi data. Langkah ini
berkaitan dengan proses menyeleksi, memfokuskan dan
mentransformasikan data mentah yang telah diperoleh melalui penelitian.
2. Penyajian Data
Setelah peneliti melakukan langkah reduksi data, langkah
selanjutnya ialah penyajian data dimana sekumpulan data atau informasi
yang memungkinkan peneliti dapat melakukan penarikan kesimpulan.
Adapun bentuk penyajian data berupa uraian singkat, bagan atau
hubungan antar kategori, namun yang paling sering digunakan ialah
dengan teks naratif yang menceritakan temuan penelitian.56
3. Penarikan kesimpulan
Peneliti akan merumuskan hasil analisis data dalam bentuk kualitatif
deskriptif sebagai hasil akhir temuan penelitian dengan penarikan
kesimpulan atau proses verifikasi. Data yang sudah terkumpul dari hasil
pengamatan, wawancara dan studi dokumen yang terkait dengan
implementasi pembinaan peserta didik yang sedemikian banyak reduksi
datanya akan dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses
pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah pada
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 249 56
Ibid
43
pemecahan masalah, penemuan pada saat penelitian untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian terkait dengan implementasi pembinaan
peserta didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1.
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Lexy J. Moleong, keabsahan data merupakan konsep penting
yang diperbaharui dari konsep keshohihan (validitas) dan keandalan
(realibilitas) menurut versi „positivisme‟ dan disesuaikan dengan
pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.57
Adanya keabsahan data memberikan kesan bahwa dari segi validitas
dan realibilitas, bila tidak dilakukan dengan tepat dan benar serta secara
lebih hati-hati, ancaman terhadap hasil penelitian akan benar-benar terjadi
kenyataan.58
Maka dari itu, untuk melakukan keabsahan data haeus diteliti
dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar tidak terjadi ancaman
terhadap hasil penelitian.
Ada tiga teknik yang dilakukan dalam pemeriksaan keabsahan data,
yaitu:59
a) Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dimana peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai pengumpulan data tercapai, jika dilakukan
perpanjang keikutsertaan maka akan memungkinkan peningkatan
kepercayaan data yang dikumpulkan, hal ini disebabkan karena:
a. Dapat lebih mudah mempelajari kultur di lapangan sehingga
peneliti dapat menguji kebenaran atau tidaknya informasi
yang dikumpulkan.
b. Dapat mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang
kemungkinan dapat mengotori atau merusak data.
57
Lexy J. Moleong, Metodologi Pnelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2017), h.321 58
Ibid, h.323 59
Ibid, h.326
44
c. Dapat membangun kepercayaan terhdadap peneliti itu sendiri
atau pada subjek terhadap peneliti
b) Keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interprestasi dengan berbagai cara yang berkaitan dengan proses
analisis yang konstan atau tentatif. Tujuannya ialah untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan yang berkaitan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci. Dengan kata lain, perpanjangan keikutsertaan menyediakan
lingkup, maka keajegan pengamatan menyediakan kedalaman.
c) Triangulasi Data
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Triangulasi yang digunakan ialah triangulasi dengan sumber,
dimana prosesnya membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif.
Tujuan peneliti menggunakan teknik triangulasi adalah untuk
memastikan kebenaran dari data yang diperoleh dari satu pihak
dengan cara memperoleh data yang sama dari sumber yang
berbeda, sehingga peneliti dapat membandingkan informasi
mengenai hal yang sama yang diperoleh dari berbagai sumber
sehingga tidak ada keraguan dari data yang sudah diperoleh.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Deskripsi Unit Penelitian
1. Sejarah Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
Pondok Pesantren Daar el-Qolam didirikan pada tanggal 20 Januari
1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh Drs. KH. Ahmad Rifa'i Arief atas
saran ayahnya H. Qasad Mansyur. Kyai Rifa'i adalah alumnus Pondok
Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur tahun 1966. Selepas pengabdiannya
sebagai tenaga pengajar di pondok tersebut selama dua tahun, beliau
kembali ke kampung halamannya untuk membantu ayahnya mengelola
Madrasah Ibtidaiyah Masyariqul Anwar dan merintis lembaga pendidikan
pesantren. Sejarah awal Daar el-Qolam adalah kisah tentang perjuangan,
dedikasi dan kerja keras. Oleh Kyai Rifa'i, sebuah dapur tua dan tanah
hadiah dari Hj. Pengki, dijadikan tempat belajar pertama. Hadiah tersebut
diberikan seiring selesainya pembangunan masjid yang dikerjakan oleh
ayahnya, H. Qosod Mansyur. Berbekal tanah tersebut Kyai Rifa'i mulai
merintis cita-cita tentang sebuah lembaga pendidikan Islam modern untuk
turut serta memajukan anak bangsa. 22 murid yang datang dari kalangan
keluarga, karib kerabat serta masyarakat sekitar Gintung yang menjadi
generasi awal santri di lembaga pendidikan ini dengan segala keterbatasan
dan kekurangan.
Kyai Rifa'i memainkan semua peran pendidikan dan pengajaran. Ia
sebagai pemimpin, guru, mentor dan sahabat para santrinya. Seiring
dengan berjalannya waktu, jumlah santri yang mengenyam pendidikan di
Daar el-Qolam terus bertambah dari tahun ke tahun. Buah dari dedikasi
yang panjang, sikap istiqamah dan keikhlasan atas kepercayaan yang
diberikan untuk mengasah generasi muda muslim dengan kualitas
pendidikan dan pengajaran yang baik. Selama lebih kurang 30 tahun
pengabdiannya Kyai Rifai telah menghasilkan 4 institusi Pendidikan yaitu
46
Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, Sekolah
Tinggi Agama Islam dan Ekonomi La Tansa Mashira dan Pesantren
Wisata La Lahwa yang kala itu belum rampung pembangunannya.
Sepeninggalan Kyai Rifa'i pada 1997, estafet kepemimpinan Daar el-
Qolam dipercayakan kepada adik kandungnya K.H. Ahmad Syahiduddin
bersama putra pertama Kyai Rifa'i, K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA
dan adik perempuan beliau, Dra. Hj. Enah Huwaenah.
Dewasa ini Pondok Pesantren Daar el-Qolam telah berkembang pesat
menaungi 4 institusi pendidikan yakni Daar el-Qolam 1, 2, 3 dan 4 dengan
karakteristik pondok pesantren yaitu berdiri di atas dan untuk semua
golongan. Sebagai upaya kaderisasi kepemimpinan yang dimotori oleh
Kyai Syahiduddin sebagai pengemban amanat pertama, efisiensi dan
perbaikan manajemen dilakukan dengan cermat dan terukur. Daar el-
Qolam terus berupaya membangun sistem yang kuat, sistem yang
responsif terhadap dinamika dan perkembangan isu-isu pendidikan. Daar
el-Qolam menjelma menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam modern
dengan format pesantren besar. Seperti pesan pendiri pesantren ini "Daar
el-Qolam tidak boleh terkenal karena kyainya, Daar el-Qolam harus
terkenal dengan sistem yang ada di dalamnya".
2. Profil Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
Nama Pondok Pesantren : Daar el-Qolam 1
Alamat : Jalan Raya Serang, Km 36, Desa Pasir
Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten
Tangerang.
No Telp/Hp : 0878-0926-1846
Email : [email protected]
Tahun Didirikan : 20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H
Luas Tanah : 12 Hektar
Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri
47
3. Visi, Misi dan Panca Jiwa Pondok
a. Visi
“Mempersiapkan kader yang mu'min, muttaqin dan rasikhina fil ilmi.”
b. Misi
1) Mendidik santri untuk menjiwai Panca Jiwa dan Motto Pondok
2) Mendidik santri untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknlogi
3) Memperluas medan juang santri
c. Panca Jiwa Pondok
Panca Jiwa adalah lima prinsip dasar yang mesti tertanam dalam jiwa
siapapun yang menjadi penghuni pondok, entah itu kiyai, guru ataupun
santri. Panca Jiwa Pondok adalah sebagai berikut:
1) Keikhlasan
Jiwa ikhlas ialah perkara yang utama dan pertama yang mesti ada
dalam diri manusia. Ikhlas mempunyai makna yang sangat dalam,
yaitu membuang unsur-unsur yang mengarah kepada kepentingan
pribadi yang dapat mengotori tujuan hidup, serta juga tujuan
pendidikan dan pengajaran. Jiwa ini artinya berbuat sesuatu bukan
karena didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan tertentu.
Segala pekerjaan dilakukan dengan niat semata-mata ibadah Lillahi
ta‟ala. Kyai ikhlas mendidik, santri ikhlas dididik dan mendidik diri
sendiri, dan para pembantu Kyai ikhlas dalam membantu
menjalankan proses pendidikan.
Jiwa keikhlasan ini akan melahirkan sebuah iklim yang sangat
kondusif, harmonis pada semua tingkatan dari tingkatan paling atas
sampai tingkatan yang paling bawah sekalipun, suasana yang
harmonis antara sosok Kiyai yang penuh kharismatik dan disegani,
para asatidz yang tak pernah bosan untuk membimbing dan santri
yang penuh cinta, taat dan hormat. Jiwa ini akan melahirkan santri
yang militan siap terjun berjuang di jalan Allah kapan dan di
manapun.
48
2) Kesederhanaan
Kesederhanaan adalah sikap yang tidak diukur oleh kuantitas,
besar atau kecil, banyak atau sedikit, murah atau mahal.
Kesederhanaan berasaskan kepada kemampuan bukan kemauan.
Kehidupan di dalam pondok diliputi oleh suasana jiwa
kesederhanaan. Di dalam kesederhanaan terdapat nilai-nilai
kekuatan, kesanggupan, ketabahan penguasaan dan pengendalian diri
dalam menghadapi perjuangan hidup. Dan dalam kehidupan di
pesantren inilah nilai-nilai kesederhanaan itu ditanamkan kepada
seluruh santri. Di dalam kesederhanaan ini terpancar jiwa besar,
berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan
disinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang
menjadi syarat mutlak bagi suksesnya perjuangan dalam segala segi
kehidupan.
3) Berdikari
Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan
prinsip dan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para
santrinya. Berdikari tidak saja dalam arti bahwa santri sanggup
belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi
pondok pesantren itu sendiri–sebagai lembaga pendidikan–juga
harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan
kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain. Pada
perjalanannya Pondok Pesantren Daar el-Qolam tidak kaku dan lebih
mengoptimalkan kekuatan di dalam tetapi sikap berdikari juga lebih
diartikan sebagai swadaya yaitu sama-sama berpartisipasi dan sama-
sama merasakan. Sifat ini juga sangat penting untuk melahirkan
jiwa-jiwa militan yang siap berjuang dan berbakti kepada
masyarakat. Bagi Pondok jiwa berdikari berarti tidak
menggantungkan kepada bantuan orang lain.
49
4) Ukhuwah Islamiyah
Prinsip ini bertujuan menjalin hubungan sesama manusia yang
berasaskan kepada prinsip dari ajaran Islam yang damai dan toleran.
Ukhuwah dalam Islam adalah nilai persaudaran dengan semangat
tolong menolong yang tidak melihat batas-batas tertentu, seperti
golongan, etnik bahkan agama atau keyakinan orang lain. Islam
menyuruh umatnya untuk menghormati siapapun, bekerjasama dan
bergaul tanpa memandang status sosial bahkan keyakinannya. Hal
ini tentunya sangat selaras dengan ajaran Islam sebagai agama yang
menyebarkan kedamaian universal atau rahmatan lil âlamîn.
Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan
yang akrab, dengan saling menghormati satu sama lain, walaupun
santri yang datang dan belajar berlatar daerah, suku dan budaya.
Pada prinsipnya perbedaan tidak dijadikan sebagai faktor perpecahan
tetapi perbedaan sebagai keberkahan dari sang maha pencipta Allah
SWT.
5) Kebebasan
Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan
masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas
dari berbgai pengaruh negatif dari luar masyarakat. Jiwa bebas ini
akan menjadikan pengasuh pondok, pemimpin pondok, pendidik dan
santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan
sesuai dengan nilai-nilai yang telah diajarkan kepada mereka di
pondok. Kebebasan harus tetap pada garis yang benar, garis yang
benar itu sendiri adalah kebebasan dalam garis-garis positif dengan
penuh tanggung jawab baik dalam kehidupan di pondok pesantren
itu sendiri maupun dalam kehidupan masyarakat.60
60
Pedoman Pendidikan, Pengajaran dan Pengasuhan Daar El-Qolam, h.10
50
4. Struktur Organisasi dan Alur Birokrasi Pondok Pesantren Daar el-
Qolam 1
Struktur organisasi merupakan hal penting yang wajib dimiliki oleh
lembaga pendidikan, karena tujuan struktur organisasi tersebut adalah
untuk mengetahui secara jelas susunan dan posisi yang ada di satuan
pendidikan dengan jenjang tertentu. Serta untuk mengetahui hubungan
pada tiap-tiap bagian yang ada, sehingga mudah diketahui pembagian
tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Sedangkan alur birokrasi merupakan tata cara untuk melaksanakan
koordinasi terkait tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam
pondok pesantren, sehingga segala informasi dan kegiatan yang
dilaksanakan pada salah satu bidang dapat diketahui oleh semua bidang
yang bersangkutan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga hubungan kerja
yang sehat. Berdasarkan hasil studi dokumen, berikut adalah struktur
organisasi dan alur birokrasi Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1:
Bagan 4.1
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
Sumber: Pedoman Pendidikan, Pengajaran dan Pengasuhan Ponpes
Daar el-Qolam 1
51
5. Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik Pondok
Pesantren Daar el-Qolam 1
a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik merupakan salah satu unsur utama dalam pelaksanaan
pendidikan karena pendidik memiliki peran penting dalam kemajuan
lembaga pendidikan khususnya pondok pesantren, pendidik juga
dijadikan contoh utama dalam kegiatan pembelajaran di kehidupan
sehari-hari. Guru atau tenaga pendidik di Pondok Pesantren Daar el-
Qolam yang biasa dipanggil dengan sebutan „ustadz‟ atau „ustadzah‟
adalah pendidik, pengajar dan pengasuh yang berpengalaman.
Begitupun tenaga kependidikan yang berperan sebagai sumber
daya manusia yang menunjang kelancaran berjalannya proses
pendidikan di satuan pendidikan. Adapun pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
berjumlah 174, rinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Pendidik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
No Jabatan Jumlah
1
Guru Dirasah Islamiyah (Tafsir, Hadits, Fikih, Ushul
Fikih, Musthalahul Hadits dan Mahfudzat dan Tarikh
Islam)
68
2 Guru Bahasa Inggris 7
3 Guru Bahasa Indonesia 9
4 Guru Matematika 12
5 Guru Kimia 3
6 Guru Fisika 8
7 Guru Biologi 8
8 Guru Ekonomi 10
9 Guru Sejarah 2
10 Guru Sosiologi 2
11 Guru Geografi 2
12 Guru Akuntansi 2
13 Guru Komputer 3
14 Guru Materi Pesantren 4
Jumlah 140
52
Tabel 4.2
Data Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
No Jabatan Jumlah
1 Pemimpin Pesantren 1
2 Wakil Pemimpin Pesantren 1
3 Sekretaris Pesantren 1
4 Kepala Keuangan 1
5 Kepala Sarpras 1
6 Kepala Majelis Guru 1
7 Kepala Pengembangan IT 1
8 Kepala Layanan Pendukung Pembelajaran 1
9 Kepala MTs Daar el-Qolam 1
10 Wakil Kepala MTs Daar el-Qolam 1
11 Sekretaris MTs 1
12 Kepala MA Daar el-Qolam 1
13 Wakil Kepala MA Daar el-Qolam 1
14 Sekretaris MA 1
15 Kepala Bagian Pengajaran 1
16 Kepala Sub-Bagian KBM 1
17 Kepala Sub-Bagian Kurikulum dan I'dad 1
18 Kepala Sub-Bagian Kitab Salaf 1
19 Kepala Bagian Pengasuhan Putra 1
20 Kepala Sub-Bagian Disiplin Putra 1
21 Kepala Sub-Bagian Disiplin Bahasa Putra 1
22 Kepala Bagian LPTQ dan Pembinaan Ibadah
Putra 1
23 Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler Putra 1
24 Kepala Sub-Bagian Kesehatan Putra 1
25 Koordinator Wali Asrama Putra 1
26 Kepala Bagian Pengasuhan Putri 1
27 Kepala Sub-Bagian Disiplin Putri 1
28 Kepala Sub-Bagian Disiplin Bahasa Putri 1
29 Kepala Bagian LPTQ dan Pembinaan Ibadah Putri 1
30 Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler Putri 1
31 Kepala Sub-Bagian Kesehatan Putri 1
32 Koordinator Wali Asrama Putri 1
33 Kepala Bagian Pengembangan SDM 1
34 Majelis Pembimbing Kelas XII 1
Jumlah 34
53
b. Data Peserta Didik
Jumlah peserta didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 pada
tahun ajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Jumlah Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
MTs Daar el-Qolam 1
Kelas L P Jumlah
VII 349 331 680
VIII 207 152 359
IX 206 159 365
Jumlah 762 642 1404
MA Daar el-Qolam 1
Kelas L P Jumlah
X 114 141 255
XI 143 120 263
XII 119 127 246
Jumlah 376 388 764
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 memiliki 2168 peserta didik
secara keseluruhan yang dibagi ke dalam dua jenjang pendidikan yaitu
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Pada
jenjang MTs kelas VII berjumlah 680 orang peserta didik. Kelas VII
terdiri dari delapan belas kelas yaitu kelas VII A-VII R dengan jumlah
peserta didik yang bervariasi, masing-masing kelas berkisar antara 36
sampai 40 orang peserta didik. Kelas VIII berjumlah 359 orang
peserta didik yang terdiri dari sembilan kelas yaitu kelas VIII A – VIII
I dengan jumlah peserta didik di setiap kelasnya berkisar 40 sampai 42
orang peserta didik. Kelas IX berjumlah 365 orang peserta didik yang
terdiri dari sembilan kelas yaitu kelas IX A – IX I dengan jumlah
peserta didik di setiap kelasnya berkisar 39 sampai 42 orang peserta
didik.
54
Pada jenjang MA kelas X berjumlah 255 orang peserta didik
yang terdiri dari tujuh kelas yaitu X IPA A berjumlah 34 orang peserta
didik, X IPA B berjumlah 35 orang peserta didik, X IPA C berjumlah
34 orang peserta didik dan X IPA D berjumlah 33 orang peserta didik.
Jumlah keseluruhan untuk kelas IPA terdapat 136 orang peserta didik.
Selain kelas IPA, terdapat pula kelas IPS yang secara keseluruhan
berjumlah 119 orang peserta didik dimana kelas X IPS A berjumlah
38 orang peserta didik, X IPS B berjumlah 39 orang peserta didik dan
X IPS C berjumlah 42 orang peserta didik
Kelas XI berjumlah 263 orang peserta didik yang terdiri dari
tujuh kelas yaitu XI IPA A berjumlah 39 orang peserta didik, XI IPA
B berjumlah 42 orang peserta didik, dan XI IPA C berjumlah 38 orang
peserta didik. Jumlah keseluruhan untuk kelas IPA terdapat 119 orang
peserta didik. Selain kelas IPA, terdapat pula kelas IPS yang secara
keseluruhan berjumlah 144 orang peserta didik dimana kelas XI IPS
A, B dan C masing-masing berjumlah 37 orang peserta didik,
sedangkan XI IPS D berjumlah 33 orang peserta didik.
Kelas XII berjumlah 246 orang peserta didik yang terdiri dari
tujuh kelas yaitu XII IPA A berjumlah 37 orang peserta didik, XII IPA
B berjumlah 36 orang peserta didik, dan XII IPA C berjumlah 37
orang peserta didik. Jumlah keseluruhan untuk kelas IPA terdapat 110
orang peserta didik. Selain kelas IPA, terdapat pula kelas IPS yang
secara keseluruhan berjumlah 136 orang peserta didik dimana kelas
XII IPS A sampai D masing-masing berjumlah 34 orang peserta didik.
6. Prestasi Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir di Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 1
Salah satu yang mencerminkan lembaga pendidikan itu berprestasi
dan berkualitas ditandai dengan prestasi-prestasi yang dicapai oleh peserta
didik. Pada aspek prestasi peserta didik dapat dikatakan baik apabila mampu
menjuarai beberapa kompetisi yang bergengsi. Adapun prestasi-prestasi
55
akademik maupun non akademik yang telah diraih oleh peserta didik
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 tiga tahun terakhir sebagai berikut:
Tabel 4.4
Prestasi Peserta Didik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
No Prestasi
1 Juara I Lomba Basket Putri pada POSPEDA Tahun 2016
2 Juara II Lomba Basket Putri pada POSPENAS Tahun 2016
3 Juara Favorit Lomba Tari Saman di UIN Jakarta Tahun 2016
4 Juara III Lomba Senam Santri pada POSPENAS Tahun 2016
5 Juara Harapan II Pelangi 9 di Ponpes La Tansa Tahun 2016
6 Juara II Hadroh Putra pada POSPENAS Tahun 2016
7 Juara Umum Galaxy Culture di Ponpes As-saadah Tahun 2016
8 Juara Umum IDCC Marching Band Tingkat Nasional di Banten
Tahun 2016
9 Juara I Lomba Sepak Takraw Putra pada POSPEDA Tahun 2016
10 Juara II Lomba Sepak Takraw Putra pada POSPENAS Tahun 2016
11 Juara I Lomba Futsal pada POSPEDA Tahun 2016
12 Juara II Lomba Futsal pada POSPENAS Tahun 2016
13 Juara I Lomba Basket Putri di Al-Mizan Tahun 2017
14 Juara III Lomba Basket Putri di Manahijussadat Tahun 2017
15 Juara III Lomba Basket Putri di Islamic Village Tahun 2017
16 Juara II Lomba Marawis di Rangkas Bitung Tahun 2017
17 Juara II Lomba Sepak Takraw Putra pada PORKAB Tahun 2017
18 Juara I Lomba Rocket Air Tingkat MTs Tahun 2018
19 Juara II Lomba Marawis di Rangkas Bitung Tahun 2018
20 Juara Umum IDCC Marching Band Tingkat Nasional di ICE BSD
Tahun 2018
7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
Keberadaan sarana dan prasarana di sebuah lembaga pendidikan
bertujuan untuk menunjang dan mendukung kegiatan belajar mengajar dan
memberikan rasa nyaman kepada peserta didik terutama di pondok
pesantren. Karena para santri menetap di asrama sekaligus belajar di
madrasah yang harus diseimbangi dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 1 adalah sebagai berikut:
56
Tabel 4.5
Data Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
No Nama Fasilitas Jumlah
1 Ruang Kepala Madrasah (MTs dan MA) 2
2 Ruang Kelas 58
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Bagian Pengasuhan Putri 1
5 Ruang Bagian Pengasuhan Putra 1
6 Ruang Bagian Pengajaran 1
7 Ruang Bagian Kesehatan 1
8 Ruang Tenaga Pendidik 2
9 Ruang ISMI/OSIS 2
10 Laboratorium Komputer 3
11 Laboratorium IPA 1
12 Laboratorium Bahasa 1
13 Perpustakaan 2
14 Aula 1
15 Masjid/Mushola 3
16 Asrama Santri 21
17 Ruang Kesenian 1
18 Ruang Satpam 1
19 Toilet Guru dan Tamu 5
20 Toilet Santri 8
21 Kantin 6
22 Perumahan Ustad/Ustazah 19
23 Lapangan Voli, Basket dan Bulu tangkis 2
24 ATM 2
25 Toko Buku 1
Sumber: Pedoman Pendidikan, Pengajaran dan Pengasuhan Ponpes
Daar el-Qolam 1 dan Observasi
Berdasarkan data sarana dan prasarana di atas bahwa fasilitas yang
tersedia dapat dikatakan sudah memadai untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar, layanan akademik maupun non akademik, asrama untuk santri
serta sarana dan prasarana yang telah tersedia dapat digunakan untuk
segala kegiatan pendidikan, pengajaran dan pengasuhan di Pondok
Pesantren Daar el-Qolam 1 secara baik agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
57
B. Deskripsi dan Analisis Data
Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 merupakan pendidikan pesantren
dengan jenjang pendidikan menengah 6 tahun meliputi Madrasah Tsanawiyah
(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Para santri selain dididik dan diajarkan
ilmu pengetahuan agama, juga dibekali dengan ilmu pengetahuan umum yang
menggunakan sistem pesantren modern dipadukan dengan kurikulum Nasional.
Serta diiringi dengan penanaman disiplin ibadah Dalam hal ini peneliti akan
menjabarkan hasil penelitian mengenai implementasi pembinaan peserta didik
melalui jalur pengasuhan yang menggambarkan aktivitas santri pada kegiatan
non akademik dengan maksud memberikan pembinaan kepada santri.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh peneliti dari hasil
wawancara dengan Kepala Sub Bagian Disiplin, Kepala Sub Bagian
Ekstrakurikuler, Pelatih Ekstrakurikuler, Ketua ISMI dan beberapa santri serta
melakukan observasi/pengamatan dan studi dokumen mengenai implementasi
pembinaan peserta didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 maka peneliti
akan memaparkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan. Dari data-data
yang diperoleh peneliti melakukan reduksi dan verifikasi sesuai dengan fokus
penelitian.
Paparan data dan informasi yang diperoleh peneliti tentang implementasi
pembinaan peserta didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 yang akan
disajikan pada bagian ini mencakup hasil temuan di lapangan terkait
pelaksanaan kegiatan pembinaan peserta didik pada jalur pengasuhan melalui
kegiatan pembinaan kedisiplinan peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler.
1. Implementasi Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-
Qolam 1
Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan suatu aktivitas atau
kegiatan tertentu yang sudah ditetapkan. Kemudian pembinaan peserta
didik dimaknai sebagai upaya pondok pesantren dalam mengelola peserta
didik pada jalur pengajaran maupun pengasuhan dengan tujuan
58
memberikan pelayanan kepada peserta didik atau santri baik pada kegiatan
belajar mengajar ataupun di luar jam pelajaran.
Pembinaan santri dalam lingkup non akademik dilaksanakan melalui
jalur pengasuhan, karena aktivitas santri di luar kelas menjadi tanggung
jawab bagian pengasuhan, yang meliputi bagian disiplin, bagian
ekstrakurikuler dan bagian kesehatan. Santri diberikan berbagai fasilitas
dan sarana prasarana khususnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
santri di dalam asrama serta dalam mengembangkan minat, bakat dan
potensi yang ada dalam dirinya.
a. Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik
Pada uraian pertama penulis akan menguraikan pembinaan santri
yang terkait dengan pelaksanaan kedisiplinan tata tertib di pondok
pesantren Daar el-Qolam 1. Ustazah Yeni, Kepala Sub-Bagian Disiplin
mengemukakan bahwa:
“Tata tertib di pondok sudah baku, kalau untuk pelaksanaan setiap
hari sudah berjalan. Untuk ustazah ke santri sudah efektif tapi
untuk santri yang nerimanya belum, kan santri ada yang nerima ada
juga yang tidak jadi belum seratus persen berhasil untuk tata tertib
itu tidak seratus persen ditaati santri”61
Tata tertib merupakan aturan yang dibuat sebagai upaya untuk
mendisiplinkan santri dalam kehidupan sehari-hari selama di asrama,
seluruh kegiatan yang dilakukan santri sudah ditetapkan dalam satu
peraturan yang harus ditaati oleh seluruh santri. Pada dasarnya tujuan
tata tertib di pondok pesantren adalah terciptanya suasana yang
kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar dan kehidupan
berasrama dan agar seluruh santri mengetahui hak dan kewajiban serta
melaksanakannya dengan baik sehingga kegiatan di pondok yang sudah
diprogramkan dapat berjalan dengan lancar. Guru yang memiliki
sebutan ustad/ustazah juga memegang peranan penting dalam menaati
tata tertib di lingkungan pondok pesantren, karena pada hakikatnya
61
Hasil Wawancara dengan Ustazah Yeni Ratnapuri (Kepala Sub-Bagian Disiplin) pada
Jumat, 2 Agustus 2019
59
mereka yang dijadikan contoh oleh santri dalam pelaksanaan kehidupan
sehari-hari selama 24 jam baik pada aktivitas akademik maupun non
akademik.
Pelaksanaan aturan tata tertib yang berkenaan dengan sikap,
perkataan, perbuatan maupun penampilan santri di pondok juga disertai
dengan sanksi dan hukuman bagi yang melanggarnya. Jenis
pelanggaran ringan yaitu melanggar ketentuan busana dan penampilan,
tidak ikut shalat berjamaah tanpa izin, mengucapkan kata-kata yang
tidak sopan/kotor, meninggalkan pondok tanpa izin (kabur), merokok,
mengambil hak orang lain (ghosob), tidur di kamar atau ranjang orang
lain dan membawa atau menyimpan barang elektronik. Untuk jenis
pelanggaran berat yaitu melakukan fitnah dan provokasi, melakukan
intimidasi dan kekerasan mental (bullying), berkelahi, berjudi,
membawa senjata tajam, mengonsumsi minuman keras, berkhalwat,
melakukan perbuatan asusila, terlibat organisasi terlarang, menonton
film non edukatif dan menghina bagian-bagian atau institusi yang ada
dalam pondok.62
Beberapa jenis pelanggaran tersebut masih terjadi di lingkungan
pondok, sejalan yang dipaparkan oleh Ustazah Yeni:
“Hukuman diberikan lewat sanksi, makan sambil berdiri saja ada
sanksinya. Pokoknya setiap pelanggaran itu ada sanksi tersendiri.
Untuk ukuran santri putri paling berat ya perjanjian secara tertulis,
misalkan perilaku bullying nya membawa nama orang tua itu ada
perjanjian tertulis dengan pihak pengasuhan. Itu untuk keseharian
ya di asramanya, nanti ketika mereka mau kenaikan kelas kan ada
sidangnya, disitu tertulis semua jenis pelanggaran tata tertib yang
mereka pernah lakukan pada saat sidang kenaikan kelas”63
Berdasarkan pendapat di atas, sanksi dapat dimaknai sebagai salah
satu bentuk penegakan disiplin, teguran atau peringatan bagi santri yang
melanggar, kemudian menjatuhkan hukuman tertentu dapat dijadikan
62
Studi Dokumen Pedoman Pendidikan, Pengajaran dan Pengasuhan Pondok Pesantren Daar
el-Qolam 1, Pasal 12 Jenis Pelanggaran, h. 113. 63
Hasil Wawancara dengan Ustazah Yeni Ratnapuri (Kepala Sub-Bagian Disiplin) pada
Jumat, 2 Agustus 2019
60
jalan keluar terakhir yang disertai dengan pertimbangan terhadap
perkembangan santri. Penerapan sanksi juga harus disesuaikan dengan
jenis pelanggaran yang dilakukan oleh santri, apakah tergolong jenis
pelanggaran yang ringan atau berat. Sanksi yang diberikan dapat berupa
penugasan edukatif, teguran secara lisan maupun tulisan, mendapat
hukuman jemur, pembatasan akses dan fasilitas, skorsing, maupun
perjanjian secara tertulis yang ditandatangani bersama orang tua sampai
dengan pemberhentian permanen atau di keluarkan dari pondok.64
Beberapa penerapan sanksi tersebut diharapkan akan mengurangi
kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh santri, juga
bertujuan agar para santri jera dan tidak akan mengulangi kembali
kesalahan yang sama karena apapun bentuk pelanggaran tata tertib yang
dilakukan akan berdampak negatif bagi santri tersebut, salah satu
contoh penerapan sanksi melalui perjanjian secara tertulis yang
ditandatangani bersama orang tua akan penulis lampirkan. Di samping
itu, dalam memberikan sanksi kepada santri perlu pertimbangan yang
matang dengan memperhatikan jenis pelanggaran yang sesuai agar
santri dapat belajar dari kesalahan kemudian berusaha untuk
memperbaikinya.
Oleh karena itu, pihak pondok melakukan berbagai upaya atau
strategi untuk mendisiplinkan santri seperti memberi teguran langsung,
melakukan perkumpulan wali santri kelas 1 MTs pada awal pertemuan
karena santri masih membutuhkan pengenalan atau sosialisasi.
Kemudian untuk kelas IX juga dilaksanakan perkumpulan wali santri
untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran tertentu pada masa remaja
santri. Tujuan diadakan sosialisasi dengan wali santri adalah koordinasi
langsung dengan wali asuh asrama dan bagian pengasuhan santri untuk
mendiskusikan aktivitas dan perkembangan kehidupan santri baik di
lingkungan madrasah maupun asrama santri.
64
Studi Dokumen Pedoman Pendidikan, Pengajaran dan Pengasuhan Pondok Pesantren Daar
el-Qolam 1, Pasal 9 Jenis Sanksi, h. 110
61
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu dari tiga bagian
yang berada di bawah pengasuhan santri putri di Pondok Pesantren
Daar el-Qolam 1. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk
pembinaan santri yang dilakukan dalam bentuk off class session,
yang melibatkan guru ataupun pelatih profesional dan berupaya
untuk menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat santri
dalam berbagai bidang.
Kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
dilaksanakan setiap hari jumat pukul 08.00-10.00, kemudian setiap
ekskul juga melaksanakan latihan rutin dari mulai senin-kamis di
sore hari dan waktunya disesuaikan dengan masing-masing bidang
ekstrakurikuler. Terdapat beberapa bidang ekstrakurikuler sesuai
dengan pemaparan Ustazah Fera, Kepala Sub Bagian
Ekstrakurikuler:
“Kegiatan ekstrakurikuler dibagi dalam beberapa bidang.
Pertama, bidang JMY (Jam‟iyatul Quro) dan JHQ (Jam‟iyatu
Hifzil Qur‟an) yaitu tilawatil Qur‟an serta pengembangan
hafalan Qur‟an. Kedua, bidang pengembangan bahasa asing
yaitu bahasa Arab, latihan ceramah, broadcasting, dan debating.
Ketiga, bidang penelitian ilmiah dan sosial yang menunjang
kegiatan akademik santri itu bidang ilmu eksakta, agricultural,
sosial, jurnalistik, roket air dan forum-forum diskusi. Keempat,
bidang seni seperti marching band, terus musik atau band,
marawis, nasyid, qosidah, hadroh, kaligrafi, lukis, tari, tata rias.
Kemudian bidang olahraga ada sepak bola, badminton, basket,
volley, futsal, dan tenis meja.”65
Kelima bidang tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang disesuaikan dengan minat dan bakat santri,
setiap bidang memiliki tujuan tersendiri seperti meningkatkan
kemampuan berbahasa, bermusik tentunya dinilai dari segi manfaat.
65
Hasil Wawancara dengan Ustazah Fera (Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler) pada Jumat,
2 Agustus 2019
62
Berikut ini akan diuraikan masing-masing pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler:
a) Ekstrakurikuler Jam‟iyatul Quro dan Jam‟iyatu Hifzil Qur‟an
yaitu bidang tilawatil Qur‟an, kegiatan ini bertujuan untuk
melatih santri membaca Al-Qur‟an dengan hukum bacaan tajwid
yang benar dan tepat serta pengembangan hafalan Qur‟an,
pelaksanaannya setiap hari jumat pagi jam 09.00 WIB.
Gambar 4.1
Ekstrakurikuler JMQ dan JHQ
b) Ekstrakurikuler vokal dan band berada di bidang kesenian,
kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan bakat dan minat santri
pada olah vokal dan bermain alat musik. Pelatih ekstrakurikuler
vokal dan band yaitu Haris Royan. Pelaksanaannya setiap hari
jumat pukul 08.30 WIB.
Gambar 4.2
Ekstrakurikuler Vokal dan Band
63
c) Ekstrakurikuler hadroh berada di bidang kesenian, kegiatan ini
bertujuan untuk menyalurkan bakat santri bermain alat musik dan
juga diiringi dengan sholawat Nabi. Pelatih ekstrakurikuler
hadroh yaitu Nur Ramadhan. Pelaksanaannya setiap hari jumat
pukul 09.00 WIB.
Gambar 4.3
Ekstrakurikuler Hadroh
d) Ekstrakurikuler tari saman berada di bidang kesenian, kegiatan ini
bertujuan untuk menyalurkan minat santri di bidang olah gerak
tubuh dalam gerakan yang indah dan teratur serta dapat
memperluas wawasan khususnya tarian dari Aceh. Selain menari,
merka juga menyanyi pada bagian tertentu diiringi dengan
gendang. Pelaksanaannya setiap hari jumat pukul 09.30 WIB.
Gambar 4.4
Ekstrakurikuler Tari Saman
64
e) Ekstrakurikuler tata rias (beauty class) adalah kegiatan keputrian,
bertujuan untuk merias dan mempercantik diri dengan alat make-
up. Dalam hal ini diperlukan skill dan kemampuan khusus.
Pelatih ekstrakurikuler beauty class yaitu Narsiah dan Ustazah
Juju Julaeha. Pelaksanaannya setiap hari jumat pukul 09.00 WIB.
Gambar 4.5
Ekstrakurikuler Beauty Class
f) Ekstrakurikuler basket berada di bidang olahraga, basket
merupakan salah satu ekstrakurikuler yang banyak diminati
karena memiliki beragam prestasi hingga tingkat Nasional. Para
santri putri dilatih dengan disiplin dan sesuai dengan teknik
permainan basket. Pelatih ekstrakurikuler basket yaitu Ihda
Khaerunnisa. Pelaksanaan ekstrakurikuler basket setiap hari
jumat pukul 09.00 WIB.
Gambar 4.6
Ekstrakurikuler Basket
65
g) Ekstrakurikuler volly berada di bidang olahraga, volly
merupakan kegiatan olahraga yang bertujuan memupuk dan
menumbuhkan sportivitas tim. Pelatih ekstrakurikuler volly
yaitu Baharuddin. Peaksanaan ekstrakurikuler volly setiap hari
jumat pukul 08.30 WIB.
Gambar 4.7
Ekstrakurikuler Volly
h) Ekstrakurikuler badminton berada di bidang olahraga,
badminton merupakan olahraga yang membutuhkan skill khusus
dan kekuatan lengan. Para santri putri berlatih berpasangan dan
dengan teknik permainan tertentu seperti. Pelaksanaan
ekstrakurikuler badminton setiap hari jumat pukul 08.30 WIB.
Gambar 4.8
Ekstrakurikuler Badminton
66
2) Waktu dan Tempat Kegiatan Ekstrakurikuler
Waktu dan tempat kegiatan ekstrakurikuler ditentukan sesuai
dengan situasi dan kondisi kegiatan sehingga tepat guna dan tepat
sasaran. Untuk itu kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren Daar
el-Qolam 1 dilaksanakan pada hari jumat (khusus bersama pelatih
masing-masing) agar tidak mengganggu kegiatan akademik.
Kemudian latihan rutin dilaksanakan mulai hari senin-kamis di sore
hari waktunya disesuaikan dengan masing-masing bidang
ekstrakurikuler.
Dalam menentukan waktu kegiatan ekstrakurikuler perlu
perencanaan dan pertimbangan yang baik, sehingga bisa tepat
sasaran. Karena di hari Jumat adalah hari libur pondok pesantren
dimana banyak kegiatan yang dilakukan dalam satu waktu. Seperti
pemaparan Ustazah Fera:
“Alhamdulillah kegiatan ekskul sudah tepat sasaran, sejauh ini
sudah sesuai dengan minat ya kalau ekskul. Tidak bisa kita
paksain, jadi ya kadang-kadang ada yang kurang semangat juga
buat ekskul karena di hari jumat itu kan harinya ekskul sekaligus
libur buat santri. Jadi banyak santri yang dikunjungi sama orang
tuanya dan juga kegiatan bersih-bersih kamar.”66
Berdasarkan pemaparan di atas perlu adanya perhatian khusus
terkait waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler agar santri
mampu membagi waktu dengan baik dari beberapa kegiatan tersebut.
Karena kehadiran dan partispasi santri merupakan hal yang sangat
penting bagi kemajuan kegiatan ekstrakurikuler. Seperti yang
disampaikan oleh Cahya Syifaunasi, Pelatih Tari Saman yaitu tari
saman sendiri biasa latihan dengan pelatih hari jumat pagi dan
latihan biasa atau latihan rutin setiap senin, selasa dan rabu sore.67
66
Hasil Wawancara dengan Ustazah Fera (Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler) pada Selasa,
23 Juli 2019 67
Hasil Wawancara dengan Cahya Syifaunasi (Pelatih Ekstrakurikuler Tari Saman) pada
Jumat, 26 Juli 2019
67
Waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di semua bidang
yaitu di hari jumat. Akan tetapi, beberapa bidang seperti seni tari
tetap melaksanakan latihan rutin pada sore hari pukul 16.00-17.00 di
hari senin, selasa dan rabu. Walaupun tidak di damping oleh pelatih
tetapi mereka tetap melaksanakan latihan rutin.
Tempat kegiatan ekstrakurikuler menggunakan fasilitas yang
sudah tersedia di pondok pesantren seperti ruang kelas, lapangan
basket, volley dan badminton, ruang kesenian dan aula yang cukup
besar.
3) Sarana Prasarana dan Pendanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Sarana dan prasarana adalah faktor yang mendukung dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, tersedianya sarana dan
prasarana dapat membantu menyukseskan kegiatan dan memastikan
kegiatan dilaksanakan secara efektif. Sejalan dengan Ustazah Fera,
Kepala Sub Bagian Ekstrakurikuler:
“Sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler sangat
menunjang kegiatan, dan disini memang sudah disediakan.
Lapangan juga sudah ada untuk basket dan volley, net sudah ada
untuk badminton serta peralatan sudah lengkap. Semua sudah
terpenuhi, kalau secara peralatan udah semua tinggal kelas atau
tempatnya aja yang masih menyesuaikan.”68
Berdasarkan pendapat tersebut, sarana dan prsasarana yang
diperlukan untuk kegiatan ekstrakurikuler sudah tersedia, terutama
sarana olahraga dengan lapangan yang memadai dan peralatan yang
cukup lengkap. Tetapi di beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang menggunakan tempat atau ruangan tertentu masih kondisional
atau menyesuaikan dan belum memiliki ruangan khusus. Dalam hal
ini sarana dan prasarana harus dikelola semaksimal mungkin, karena
kapasitas santri putri yang jumlahnya cukup banyak pasti
membutuhkan penyediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan
68
Hasil Wawancara dengan Ustazah Fera (Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler) pada Selasa,
23 Juli 2019
68
kebutuhan dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Seperti
pemaparan dari Nur Ramadhan, Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh:
“Alhamdulillah sampai sekarang sarana dan prasarana sudah
cukup memadai, kalau kekurangan kita hanya di moderenisasi
dan penambahan peralatan hadroh, misalnya ada organ tunggal,
ada alat-alat gamelannya. Tapi untuk saat ini masih murni
hadroh dengan peralatan yang ada.”69
Pernyataan pelatih hadroh tersebut mengandung makna bahwa
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh ekstrakurikuler hadroh saat
ini masih diperlukan peralatan yang mendukung kemajuan
ekstrakurikuler hadroh. Walaupun dalam pelaksanaannya di setiap
latihan-latihan hadroh hanya memakai alat yang tersedia saja tetapi
pelatih menginginkan peralatan yang lebih lengkap dan modern.
Pendapat lain yang diutarakan oleh Putri Adzilla Malik, santri yang
mengikuti ekstrakurikuler basket sebagai berikut:
“Bola basket, ring, dan lapangan. Kalau baju, kita pake baju
basket yang dari pelatih untuk anggota yang sudah lama, kalau
untuk anak kelas 1 pakai baju olahraga darqo. Menurut saya
fasilitasnya sudah memadai cuma kurangnya di lapangan yang
masih aspal dan masih kasar.”70
Dari pemaparan tersebut dapat diambil informasi bahwa di
setiap bidang ekstrakurikuler sarana dan prasarana nya sudah cukup
memadai, hanya saja masih terdapat kekurangan dalam hal sarana
yaitu lapangan yang dalam kondisi belum optimal, jika lapangan
basket dalam keadaan masih aspal dan kasar dikhawatirkan pada saat
latihan ada yang terjatuh maka dimungkinkan terjadi cedera. Maka
dari itu, diharapkan adanya perbaikan kondisi lapangan tersebut.
Agar menimbulkan kenyamanan pada anggota ekstrakurikuler basket
dan meningkatkan partispasi santri putri lainnya.
69
Hasil Wawancara dengan Nur Ramadhan (Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh) pada Jumat,
26 Juli 2019 70
Hasil Wawancara dengan Putri Adzilla Malik (Santri Daar el-Qolam 1) pada Jumat,
26 Juli 2019
69
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana
dan prasarana merupakan unsur penunjang kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk sarana dan prasarana yang sudah tersedia sebaiknya dapat di
manage dengan baik oleh pihak pondok pesantren, sedangkan untuk
sarana dan prasarana yang belum tersedia atau perlu dilengkapi
sebaiknya dilakukan pengadaan baik alat maupun non-alat, karena
kurang lengkapnya ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan, akan
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Walaupun
secara umum sudah memadai, tetapi masih terdapat sarana dan
prasarana yang belum terealisasikan.
Keberhasilan suatu kegiatan ekstrakurikuler juga bergantung
pada pendanaan kegiatan yang dialokasikan. Dapat diketahui bahwa
untuk pendanaan kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren Daar
el-Qolam 1 masing-masing bidang ekstrakurikuler mengajukan
anggaran dana yang dibutuhkan kemudian diajukan ke pihak tata
usaha pondok. Selain berasal dari pondok, pendanaan kegiatan
ekstrakurikuler juga berasal dari iuran santri sebesar Rp 600.000
pada setiap semester, untuk budget setiap bidang tidak ditentukan
secara khusus hanya saja pada awal tahun ajaran baru sudah
ditentukan berapa besaran anggaran dana untuk belanja tahunan
seluruh bagian, termasuk bagian pengasuhan karena kegiatan
ekstrakurikuler berada di dalam bagian tersebut.
Untuk pengelolaan dana setiap ekstrakurikuler yaitu dengan cara
seleksi kebutuhan yang terkait dengan pembelian peralatan seperti
untuk bagian olahraga dan kesenian, besaran dana yang akan
dikeluarkan. Karena setiap bagian ekstrakurikuler mempunyai unit
penanggung jawab masing-masing, jadi dalam pengelolaan dana
dilakukan komunikasi dan koordinasi setiap ingin merencanakan
kegiatan ataupun melakukan pembelian barang-barang tertentu untuk
kelancaran kegiatan kemudian diajukan kepada tata usaha pondok
untuk disetujui.
70
Oleh karena itu, diharapkan perhatian khusus serta pemeliharaan
yang baik dari berbagai pihak yang secara langsung terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler baik yang terkait dengan sarana
dan prasarana kegiatan maupun pengelolaan anggaran dana.
4) Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler
Peran pembina dan para pelatih kegiatan ekstrakurikuler sangat
mempengaruhi keberhasilan dan efektivitas kegiatan, karena dalam
pelaksanaannya para santri membutuhkan banyak dukungan untuk
menyalurkan minat dan bakatnya secara utuh serta untuk membantu
santri mencapai tujuan program kemudian menghasilkan prestasi
yang dapat membanggakan diri dan kelompoknya maupun pondok
pesantren. Sejalan yang dikemukakan oleh Ustazah Fera, Kepala Sub
Bagian Ekstrakurikuler (Pembina):
“Pastinya pengawasan nomor satu, setiap sorenya saya keliling.
Setiap hari ada saja ekskul yang latihan jadi ganti-gantian. Yang
ekskul itu ada yang bantu ngawasin. Jadwal pastinya itu
kegiatan ekskul di hari jumat, memang itu kan waktunya ekskul
terus senin sampai kami situ latihan-latihan biasa palingan
pengawasan dan pengontrolan.”71
Berdasarkan pemaparan di atas, pembina ekstrakurikuler sudah
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik yaitu melakukan
supervisi dan pengontrolan secara langsung di lapangan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Syafira Fariha yang mengatakan sebagai berikut:
“Perannya itu membimbing terus mengoreksi kekurangan dan
ikut memantau kegiatan. Membantu juga misalkan saman butuh
gendang karena gendangnya rusak itu kita sampaikan ke
Ustazah Fera. Jadi ya Ustazah Fera membantu menyelesaikan
masalah atau hambatan yang ada di ekskul kita masing-
masing.”72
71
Hasil Wawancara dengan Ustazah Fera (Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler) pada Selasa,
23 Juli 2019 72
Hasil Wawancara dengan Syafira Fariha (Santri Daar el-Qolam 1) pada Jumat,
26 Juli 2019
71
Berdasarkan pendapat tersebut peran pembina ekstrakurikuler
sudah optimal dalam pengawasan dan pemenuhan kebutuhan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta menjadi problem solving
terhadap kendala-kendala yang terkait dengan teknis pelaksanaan di
kegiatan rutin seperti latihan. Selain itu, pembina juga melakukan
evaluasi kegiatan secara berkala. Seperti yang di paparkan oleh
Ustazah Fera, Kepala Sub Bagian Ekstrakurikuler:
“Evaluasi diadakan setiap sebulan sekali bersama bagian
pengasuhan yaitu Ustazah Ifat, tetapi jika ustazah menemukan
kejadian yang kurang pas biasanya langsung disampaikan ke
saya. Pokoknya di jajaran bagian pengasuhan, ustazah juga nitip
pesan, tolong jika menemukan kejadian-kejadian yang sekiranya
kurang pas di kegiatan ekskul anak-anak temuin ustazah
langsung.”73
Dari hasil pemaparan di atas, evaluasi kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan dengan rentang waktu satu bulan sekali bersama dengan
jajaran bagian pengasuhan santri tetapi apabila ditemukan kejadian-
kejadian yang kurang sesuai maka bisa langsung disampaikan secara
lisan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa seorang Pembina bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan
ekstrakurikuler di beberapa bidang tersebut dan memastikan seluruh
kegiatan berjalan dengan sesuai, baik dalam pelaksanaan,
pengelolaan, pengawasan sampai pada evaluasi kegiatan. Menjadi
penghubung antara santri dengan pihak pesantren dalam pemenuhan
kebutuhan yang terkait dengan masing-masing bidang
ekstrakurikuler.
Di sisi lain, pelatih juga memegang peranan penting dalam
menyukseskan kegiatan ekstrakurikuler karena pelatih adalah
seseorang yang memberikan latihan keterampilan pada bidang
73
Hasil Wawancara dengan Ustazah Fera (Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler) pada Selasa,
23 Juli 2019
72
tertentu sesuai dengan keahlian masing-masing. Berikut ini
pemaparan dari Nur Ramadhan, pelatih ekstrakurikuler hadroh:
“Peran sebagai pelatih selain memberikan latihan keterampilan
juga saya sharing pengalaman dan wawasan di luar mengenai
hadroh, mungkin ada santri-santri yang bertanya kak di luar ada
kabar apa ya intinya sesuatu yang ngga ada di dalem pondok. Ya
namanya juga santri tidak kenal dengan alat elektronik dan
media sosial jadi saya bantu kasih informasi.”74
Menambahkan pernyataan dari Nur Ramadhan tentang peran
pelatih ekstrakurikuler hadroh, Haris Royan selaku pelatih
ekstrakurikuler vocal dan band mengatakan pendapatnya sebagai
berikut:
“Kalau ekstrakurikuler itu kan lebih pada keterampilan soft skill
sebenarnya murni bagian dari pendidikan, yang jelas saya
bertanggung jawab juga terhadap kesantrian dan mengambil
bagian dalam character building”
Berdasarkan pemaparan di atas, para pelatih ekstrakurikuler
sudah sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Selain
memberikan latihan keterampilan soft skill mereka juga memberikan
arahan kepada santri dalam pembentukan karakter dan wawasan
pengetahuan melalui penyampaian materi dan informasi terkait
perkembangan dan kemajuan ekstrakurikuler tersebut.
c. Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan
untuk lebih mendalami dan menghayati materi pengajaran yang telah
dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, baik yang
tergolong mata pelajaran inti maupun program khusus. Kegiatan
kokurikuler yang dilaksanakan di pondok pesantren Daar el-Qolam 1
merupakan kegiatan tambahan santri yang wajib diikuti melalui
kegiatan in-class session atau off class session. Pelaksanaan kegiatan
74
Hasil Wawancara dengan Nur Ramadhan (Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh) pada Jumat,
26 Juli 2019
73
kokurikuler di pondok pesantren Daar el-Qolam 1 mencakup beberapa
bentuk kegiatan yang akan diuraikan sebagai berikut:75
a) Public Speaking atau Muhadharah
Muhadharah sebutan bagi santri atau public speaking adalah
kegiatan latihan pidato dalam 3 (tiga) bahasa yaitu bahasa Arab,
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Kegiatan muhadharah ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa santri dan
dikelola oleh bagian bahasa, pelaksanaannya yaitu satu minggu 2
kali. Muhadharah ini prakteknya per angkatan jadi setiap angkatan
memiliki kelas tersendiri untuk pelaksanaan kegiatan muhadharah.
Pertama yaitu hari rabu jam ke 7 di ruang kelas untuk bahasa Inggris.
Kedua hari kamis atau malam jumat untuk bahasa Arab dengan
bahasa Indonesia. Khusus untuk kelas akhir, para santri juga
diperkenalkan kegiatan latihan presentasi dan debating.
b) Amaliyah al-Tadris
Amaliyah al-Tadris merupakan praktek mengajar yang
diperuntukkan bagi santri kelas akhir atau kelas XII. Pada setiap
minggunya terdapat materi yang diajarkan di kelas, sebelum santri
memulai praktek mengajar maka harus belajar dan memahami teori
terlebih dahulu. Pelaksanaan Amaliyah al-Tadris yaitu di
pertengahan tahun ajaran pada semester pertama akhir dan sebelum
semester kedua. Para santri juga membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (rpp) sebelum praktek mengajar.
Amaliyah al-Tadris ini bertujuan agar para santri memiliki bekal
mengajar, karena setelah mereka lulus dari pesantren maka akan
melaksanakan pengabdian yaitu dengan mengajar. Sasaran santri
kelas akhir untuk menerapkan Amaliah al-Tadris ini yaitu kelas VIII
dan IX.
75
Hasil Wawancara dengan Ustazah Yeni Ratnapuri (Kepala Sub-Bagian Disiplin) pada
Jumat, 2 Agustus 2019
74
c) Kajian kitab-kitab Salafiyah
Kajian kitab salafiyah atau kitab kuning ini dilaksanakan setiap
pagi hari mulai pukul 05.30-06.30 tergantung kelas masing-masing.
Kajian kitab kuning hanya diperuntukkan bagi kelas IX sampai XII.
Kelas XI dan XII digabung santri putra dan putri di aula pesantren.
Untuk kelas IX dan X santri putra dan putri di pisah, mengaji
kitabnya di mushola.
d) Pembinaan pembacaan al-Qur‟an dengan metode Iqra
Pembinaan bacaan al-Qur‟an dengan metode Iqra ini seperti
tilawah, para santri membaca al-Qur‟an atau mengaji setiap hari
ba‟da maghrib, kecuali di hari senin dan kamis karena di hari
tersebut dilaksanakan pembacaan surat Yasin dan al-Kahfi bersama-
sama.
e) Disiplin dalam Penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris
Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa yang
digunakan sehari-hari di lingkungan pesantren Daar el-Qolam 1.
Penerapan dua bahasa ini yaitu dalam sebulan 2 kali pergantian
bahasa, di minggu pertama dan kedua bahasa Arab, kemudian
minggu ketiga dan keempat bahasa Inggris. Para santri harus terbiasa
menggunakan dua bahasa ini untuk percakapan sehari-hari, baik
pada saat di madrasah ataupun di lingkungan asrama santri. Apabila
terdapat santri yang melanggar atau tidak berkomunikasi dengan
bahasa tersebut maka akan diberikan teguran. Namun untuk santri
baru yang masih duduk di kelas VII maka terdapat keringanan
selama 1 semester tahun ajaran untuk mempelajari lebih dalam agar
dapat menggunakan kedua bahasa tersebut dalam percakapan sehari-
hari.
f) Tahfidh al-Qur‟an ( terutama juz 30 dan surat-surat pilihan)
Para santri Daar el-Qolam 1 diwajibkan memiliki hafalan
setidaknya 1 juz al-Qur‟an yaitu juz 30 yang berisi surat-surat
pilihan dan relative surat yang pendek. Dalam tahfidh al-Qur‟an ini,
75
santri akan setoran hafalan ketika akan melaksanakan ujian semester.
Hafalan merupakan bagian dari kegiatan yang menunjang
pembelajaran akademik santri. Karena hafalan tersebut juga
dijadikan pertimbangan untuk kenaikan kelas.
g) Disiplin dalam melaksanakan ritual ubudiyah
Ritual ubudiyah artinya pelaksanaan ibadah dalam kehidupan
sehari-hari, santri mengikuti seluruh kegiatan ibadah bersama-sama.
Kegiatan yang berkaitan dengan ibadah juga dilaksanakan secara
disiplin seperti shalat jamaah dan mengaji setiap hari. Seluruh
kegiatan ibadah tersebut memiliki absen kehadiran khusus. Jadi yang
datang shalat berjamaah telat, tidak shalat atau bahkan tidak mau
mengaji tergolong santri yang kurang disiplin dan akan ditindak
lanjuti oleh bagian pengasuhan untuk diberikan pembinaan disiplin.
h) Kepramukaan
Kepramukaan merupakan pendidikan nonformal yang berada di
lingkungan pesantren dengan tujuan memberikan tambahan
pengetahuan khususnya pada penerapan nilai-nilai sosial bagi santri.
Kepramukaan ini sifatnya wajib baik santri putra maupun putri,
pelaksanaan kegiatan pramuka yaitu setiap hari kamis pukul 14.00
untuk pendalaman materi kepramukaan, setiap minggu materinya
berbeda-beda per sangga atau grup. Materinya seperti teori dasar
pramuka, praktek LKBB, teknik pramuka yaitu latihan kemampuan
skill pramuka, membuat tandu, p3k dan beberapa selingan games.
Untuk latihan rutin pramuka dilaksanaan bersamaan dengan kegiatan
ekstrakurikuler di hari jumat pagi.76
i) Pendidikan manajemen kepemimpinan melalui Ikatan Santri
Madrasatul Muallimin al-Islamiyah (ISMI)
Ikatan Santri Madrasatul Muallimin al-Islamiyah (ISMI)
merupakan sebuah organisasi santri yang di bentuk dengan tujuan
76
Hasil Wawancara dengan Ustad Rizky (Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler) pada Sabtu,
10 Agustus 2019
76
menanamkan pendidikan manajemen kepemimpinan, organisasi
santri ini beranggotakan kelas XII, pendidikan awal ISMI melalui
kegiatan pelatihan leadership atau latihan dasar kepemimpinan yang
dilaksanakan di luar pesantren untuk kelas XI dengan maksud
mempersiapkan santri untuk kepengurusan selanjutnya ketika sudah
duduk di kelas XII. Seperti yang dipaparkan oleh Nabila Putri
Audinsyah, Ketua ISMI:
“ISMI itu kependekan dari (Ikatan Santri Madrasatul Muallimin
Al-Islamiyah) yang berawal dari ustazah yang mempercayai
santri untuk menjadi pengurus, jadi kita disini pengurusnya
disebut ISMI yang di dalamnya meliputi santri kelas 6 (XII
Madrasah Aliyah). Selain menjadi pengurus, kita juga
berdisiplin, pengurus langsung berkoordinasi dengan ustazah,
kalau santri ke kita, kita diberikan amanah untuk mengurus
santri dari kelas 1 (MTs) sampai kelas 5 (XI MA) dan
memberikan arahan.”77
Berdasarkan pemaparan tersebut, ISMI merupakan organisasi
santri yang dimiliki oleh pondok pesantren Daar el-Qolam 1 baik
santri putra maupun putri. Latar belakang terbentuknya ISMI adalah
ustad/ustazah yang memberikan kepercayaan kepada santri kelas
akhir (kelas XII) untuk membantu kepengurusan di lingkungan
pesantren. Tugas dari ISMI ini adalah mengurus santri dari kelas VII
sampai kelas XI dengan memberikan arahan, mengontrol
kedisiplinan santri baik dari segi tata tertib, berbahasa dan kehidupan
santri yang bersifat rutinitas selama di asrama.
ISMI tidak jauh berbeda dengan organisasi siswa pada
umumnya atau yang biasa dikenal OSIS. Di dalam kepengurusan
ISMI juga terdapat struktur organisasi mulai dari ketua, wakil,
sekretaris dan bidang-bidang lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh
Nabila Putri Audinsyah, Ketua ISMI, dalam pendapatnya sebagai
berikut:
77
Hasil Wawancara dengan Nabila Putri Audinsyah (Ketua ISMI) pada Jumat, 26 Juli 2019
77
“Struktur kepengurusan ISMI terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris, dan bagian-bagian khusus yaitu ada bagian bahasa,
bagian pengajaran, bagian ibadah, bagian kesehatan, bagian
keamanan, CID, bagian kesenian, bagian keterampilan, bagian
PTQ, bagian ketertiban umum, bagian olahraga, bagian
perpustakaan, bagian sarana dan prasarana dan ketua rayon”78
Berdasarkan pendapat tersebut, kedudukan OSIS dan ISMI
sejajar dalam ruang lingkup organisasi kesiswaan, jika dalam
konteks sekolah pada umumnya sebutan jajaran dibawah badan
pengurus harian adalah departemen, untuk lingkungan madrasah
khususnya di dalam pesantren menggunakan sebutan bagian yang
terdiri dari berbagai macam bagian yang dikelola secara khusus
karena aktivitas mereka lebih banyak baik pada kegiatan akademik
maupun non akademik serta dalam kehidupan sehari-hari di dalam
asrama baik putra maupun putri.
78
Ibid
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat peneliti simpulkan bahwa
implementasi pembinaan peserta didik di Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
sudah berjalan dengan baik. Standar ukuran baik apabila implementasi
pembinaan peserta didik telah dijalankan secara optimal melalui kegiatan-
kegiatan yang sudah tercantum pada program kerja tahunan dan dapat
mencapai target. Kemudian cukup baik apabila implementasi pembinaan
peserta didik hanya pada level pelaksanaan secara umum saja, mengacu pada
program kerja tahunan tetapi belum mencapai target. Ukuran kurang baik
apabila implementasi pembinaan peserta didik kurang optimal dan masih
banyak program kerja yang dibawah target.
Implementasi Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar el-
Qolam 1 berjalan dengan baik terbukti dengan pelaksanaan pembinaan
kedisiplinan santri yang melibatkan ustad/ustazah, pengurus ISMI dan wali
asuh untuk membantu koordinasi langsung terkait dengan aturan tata tertib di
lingkungan pondok baik pada kegiatan belajar mengajar di kelas maupun
kehidupan asrama santri selama 24 jam.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Daar el-
Qolam 1 telah berjalan dengan baik, yang diperkuat dengan adanya rencana
dan program ekstrakurikuler berupa Key Performance Indicator (KPI) yang
dibuat pada awal tahun ajaran baru. Jenis kegiatan ekstrakurikuler sangat
beragam terdiri dari bidang tilawatil Qur‟an, bidang pengembangan bahasa
asing, bidang kesenian dan bidang olahraga. Waktu dan tempat kegiatan
ekstrakurikuler yaitu di hari jumat atau hari libur pondok, walaupun secara
langsung berdampingan dengan kegiatan mudhifah atau dikunjungi, tetapi
tidak menurunkan semangat santri untuk tetap melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler. Sarana prasarana dan pendanaan kegiatan juga sudah cukup
memadai, hanya saja perlu dioptimalkan. Pembina ekstrakurikuler sudah
79
melakukan tanggung jawabnya memberikan pengawasan langsung,
berkoordinasi dengan berbagai pihak dan melaksanakan evaluasi rutin.
Kegiatan kokurikuler sebagai kegiatan wajib dilaksanakan dengan
tujuan memperdalam wawasan dan pengetahuan santri yang berkaitan dengan
kegiatan kurikuler atau belajar mengajar di kelas, seluruh santri mengikuti
kegiatan kokurikuler dalam kehidupan sehari-hari di pondok karena kegiatan
ini sudah menjadi aktivitas rutin bagi santri. Ketiga kegiatan tersebut sudah
dilaksanakan secara optimal sesuai dengan program kerja yang ditentukan
dan dapat mencapai target.
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa saran yang dapat menjadi
pertimbangan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 dalam implementasi
pembinaan peserta didik yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Pimpinan Pondok Pesantren harus selalu berkomitmen dalam
perbaikan dan peningkatan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan
peserta didik khususnya optimalisasi sarana dan prasarana untuk
menunjang kegiatan ekstrakurikuler, karena tidak dapat dipungkiri
bahwa sarana dan prasarana merupakan hal penting demi lancarnya
pelaksanaan kegiatan di lingkungan pondok pesantren.
2. Bagi Pengasuh Putri dan Putra sebaiknya mendukung dan memberi
perhatian penuh dalam implementasi pembinaan peserta didik karena
sangat berpengaruh pada kualitas peserta didik.
3. Bagi Santri hendaknya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
seluruh aktivitas yang telah di tetapkan oleh pondok pesantren terutama
dalam kegiatan pembinaan peserta didik dengan meningkatkan
wawasan keilmuan, kedisiplinan, dan partisipasi dalam menyalurkan
minat dan bakatnya.
4. Bagi Orang Tua dan masyarakat tetap mendukung dan bekerja sama
dengan baik dalam mengimplementasikan pembinaan peserta didik
yang dilaksanakan oleh pondok pesantren.
80
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2013.
Badrudin. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT. Indeks, 2014.
Badudu, JS, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2001.
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Hami Seno, Winarno. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Depdikbud RI, 1990.
Imron, Ali. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2011.
Kadir, Abdul. Sistem Pembinaan Pondok Pesantren, Dosen Jurusan Tarbiyah
IAIN Sultan Qaimuddin Kendari. Jurnal Penelitian Vol. 18 No 1, 2012.
Kartika L, Khoirum Nur. Skripsi Manajemen Pembinaan Peserta Didik di SMPN
3 Ceper Kabupaten Klaten. Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY, 2010.
Kompri. Manajemen Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Kompri. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015
Lestari, Prawidya. Membangun Karakter Siswa Melalui Kegiatan Intrakurikuler,
Ekstrakurikuler, dan Hidden Curriculum. Jurnal Penelitian, Vol. 10, No. 1,
2016
Lunenburg, Fred C. Extracurricular Activities. Journal International Sam Houston
State University, Vol 1, No 1, 2010.
M. Saputra, Yudha. Pengembangan Kegiatan Ko dan Ekstrakurikuler. Bandung:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998.
Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
81
Mulyono. Manajemen Organisasi & Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media Groups, 2008
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2015.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 39 Tahun 2008
Tentang “Pembinaan Kesiswaan”
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011.
Restu Purwanti, Annisa. “Manajemen Pembinaan Peserta Didik Full Day
School”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 2015.
Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama, 2008.
Rohim. Manajemen Pembinaan Kesiswaan SMP Negeri Di Kabupaten
Banyumas. Tesis Manajemen Pendidikan. PPs-UNY, 2007.
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Sri Woro dan Marzuki. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam
Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di SMPN 2
Windusari Magelang, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1,
April, 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Suwardi dan Daryanto. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: Gava Media.
2017
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wiyani, Novan Ardy. Konsep, Praktik & Strategi Membumikan Pendidikan
Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.
Wulandari, Heru. Pembinaan Nilai Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Khitobah di MTs Al-Khoiriyyah Semarang, Skripsi 2016.
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
83
Lampiran 1
Rekap Hasil Observasi
No Aspek yang
Diamati Keadaan Keterangan
1 Lingkungan fisik
pondok pesantren Baik
Lingkungan fisik sudah baik, dari mulai
luas tanah, bangunan dan fasilitas
penunjang kegiatan pendidikan di pondok
pesantren
2 Lingkungan sosial
pondok pesantren Baik
Lingkungan sosial juga dalam kondisi
yang baik, pondok pesantren berada di
lingkungan desa pasir gintung yang masih
asri.
3 Sarana dan
Prasarana Baik
Sarana dan prasarana sudah baik dan
memadai, mulai dari ruang kelas, asrama,
masjid/musholla, kantin, toilet,
aula, ATM, perpustakaan, toko buku,
laboratorium, perumahan guru, lapangan
dan saung-saung untuk wali santri.
4
Pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler
Baik
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik disertai pengelolaan oleh para
pengasuh pondok, pembina
ekstrakurikuler dan pelatih
ekstrakurikuler
5
Pelaksanaan
kegiatan
kokurikuler
Baik
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler juga
sudah baik karena merupakan kegiatan
wajib dan juga didampingi oleh para
ustad/ustazah dibantu dengan pengurus
ISMI.
84
Lampiran 2
Rekap Hasil Studi Dokumen
No Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Sejarah dan profil pondok pesantren
2 Visi dan misi pondok pesantren
3 Struktur Organisasi
4 Dokumen tenaga pendidik dan kependidikan 5 Kalender pendidikan pondok pesantren
6 Tata tertib pondok pesantren
7 Data Sarana dan Prasarana pondok pesantren
a. Ruang kelas
b. Ruang kepala madrasah
c. Ruang guru
d. Ruang tata usaha
e. Ruang perpustakaan
f. Ruang UKS
g. Ruang laboratorium IPA
h. Ruang laboratorium Bahasa
i. Ruang laboratorium computer
j. Ruang ISMI/OSIS
k. Asrama Santri
l. Mushala
m. Aula
n. Toilet
9 Program kegiatan ektstrakurikuler dan
kokurikuler
11 Pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
dan kokurikuler
12 Dokumen sarana dan prasarana kegiatan
ekstrakurikuler
13 Dokumen pendanaan kegiatan
15 Daftar hadir pelatih pada kegiatan
ekstrakurikuler
16 Daftar prestasi santri
17 Foto kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler
85
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sub-Bagian Disiplin Santri
Pembinaan Peserta didik di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 1
1. Dalam program pembinaan santri, bagaimana pelaksanaan tata tertib di
Daar el-Qolam 1?
2. Bagaimana cara menerapkan disiplin kepada santri?
3. Apa kendala dalam menerapkan kedisiplinan?
4. Bagaimana solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
5. Jenis pelanggaran apa yang sering terjadi atau dilakukan oleh santri terkait
tata tertib di Daar el-Qolam 1?
6. Bagaimana bentuk hukuman yang diberikan kepada santri apabila
melakukan pelanggaran tata tertib?
7. Strategi apa yang dilakukan dalam upaya penanaman disiplin tata tertib
Daar el-Qolam 1?
8. Bagaimana bentuk evaluasi terhadap kedisiplinan santri?
9. Selain kedisiplinan, menurut ustazah bagaimana pelaksanaan kegiatan
kokurikuler Daar el-Qolam 1?
86
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler
Pembinaan Peserta didik di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 1
1. Dalam program pembinaan, apa saja jenis kegiatan ekstrakurikuler?
2. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler di ponpes sudah tepat sasaran kepada
peserta didik/santri?
4. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di
ponpes?
5. Apakah ada target yang ditentukan di setiap kegiatan ekstrakurikuler?
6. Apakah semua kegiatan ekstrakurikuler sudah terlaksana di ponpes?
7. Apakah semua personil di ponpes terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
8. Apa peran Pembina ekstrakurikuler dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
9. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
10. Siapa yang melakukan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
11. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
12. Apakah ada laporan tertulis untuk kegiatan ekstrakurikuler?
13. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes ?
14. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
15. Apakah ada kegiatan ekstrakurikuler yang tidak terlaksana di ponpes?
16. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
17. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
87
Pedoman Wawancara dengan Ketua OSIS (ISMI)
Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 1
1. Bagaimana latar belakang ISMI dan seperti apa struktur kepengurusan
ISMI?
2. Seberapa besar peran ISMI dalam kegiatan pembinaan santri?
3. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ISMI di ponpes?
4. Siapa saja yang menyusun atau merencanakan kegiatan ISMI?
5. Apa peran Ketua ISMI dalam kegiatan pelaksanaan dan evaluasi kinerja
ISMI?
6. Apakah kegiatan ISMI di ponpes sudah tepat sasaran kepada peserta
didik/santri?
7. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ISMI di ponpes?
8. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ISMI di ponpes?
9. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan ISMI di
ponpes ?
10. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ISMI untuk santri?
11. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ISMI?
12. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ISMI?
88
Pedoman Wawancara dengan Pelatih Ekstrakurikuler
Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 1
1. Apa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diampu?
2. Apakah fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler sudah memadai?
3. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
saudara ampu di ponpes?
4. Apakah ada target yang ditentukan di setiap kegiatan ekstrakurikuler?
5. Apa peran Pelatih ekstrakurikuler selain memberikan pelatihan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
6. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan apa
tujuan dan manfaat evaluasi?
7. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
8. Apakah ada laporaan tertulis untuk setiap kegiatan ekstrakurikuler yang
sudah terlaksana?
9. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes ?
10. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
11. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
12. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
13. Prestasi apa saja yang sudah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
saudara latih?
89
Pedoman Wawancara dengan Santri
Pembinaan Peserta Didik di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 1
1. Jenis kegiatan ekstrakurikuler apakah yang paling diminati/sebaliknya?
2. Apakah kamu mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler? Jika iya
adakah kelebihan dan kekurangan dalam ekstrakurikuler tersebut?
3. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler dalam kegiatan pembinaan santri?
4. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler? Apakah sudah memadai?
5. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler?
6. Apa peran Pembina ekstrakurikuler dalam pelaksanaan kegiatan?
7. Apakah ada pedoman (tata tertib dan absen) untuk melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
8. Apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler?
9. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
90
Lampiran 4
Transkip Hasil Wawancara Kepala Sub-Bagian Disiplin
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ustazah Yeni Ratnapuri, S.Pd.I
Jabatan : Kepala Sub-Bagian Disiplin
Waktu : Jumat, 2 Agustus 2019
Tempat : Teras Rumah Ustazah Yeni
1. Dalam program pembinaan santri, bagaimana pelaksanaan tata tertib di
Daar el-Qolam 1?
Jawab: Tata tertib di pondok sudah baku, kalau untuk pelaksanaan setiap
hari sudah berjalan. Untuk ustazah ke santri sudah efektif tapi
untuk santri yang nerimanya belum, kan santri ada yang nerima
ada juga yang tidak jadi belum seratus persen berhasil untuk tata
tertib itu tidak seratus persen ditaati santri. Sebagian banyak yang
melanggar, tapi kalau untuk ustazahnya sudah melaksanakan jadi
kita tinggal kontrol nanti disanalah diberlakukan sanksi itu ketika
mereka melanggar aturan tata tertib.
2. Bagaimana cara menerapkan disiplin kepada santri?
Jawab: Disiplin diterapkan melalui pembiasaan mematuhi tata tertib,
nanti setiap ketua rayon yang memang jadi tangan kanan
pengasuhan untuk mengawasi aktivitas dan kondisi santri sehari-
hari. Kalau terjadi pelanggaran atau ada santri yang ngga
mematuhi tata tertib maka akan diberikan sanksi sesuai dengan
jenis pelanggaran yang dilakukan. Untuk santri putri relatif tidak
terlalu sulit ya.
3. Apa kendala dalam menerapkan kedisiplinan?
Jawab: Kendala pasti ada, salah satunya adalah santri yang cuek terhadap
peraturan terus yang kedua adalah wali santri. Biasanya yang
paling besar kendalanya itu ya dari wali santri yang agak susah
91
gitu, kaya contohnya tata tertib perpulangan kadang wali santri
yang tidak tertib mungkin kalau untuk anak bisa ditegaskan, tapi
kalau wali santri kan pengen izin dikasih waktu dua hari dia
malah nambah waktu tiga hari. Ya wali santrinya walaupun
awalnya juga dari santri, „pak diperpanjang aja‟ kalau orang
tuanya tegas kan ngga akan ngaret. Kadang disini yang berat itu
yah wali santri, malah kita ini bukan cuma mengurus santri aja
jadi nambah wali santri juga, karena banyak alesan mereka untuk
melanggar disiplin dan anak melanggar disiplin itu karena wali
santri yang tidak mengerti peraturan pondok. Sekarang mah
kendalanya ya santri yang memang susah diatur dengan wali
santri yang susah diatur itu.
4. Bagaimana solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Jawab: Kalau untuk secara personil sih solusinya ketika melihat
pelanggaran pas ketemu kita tegur langsung ya. Selain itu, disini
diadakan perkumpulan wali santri untuk kelas 3 masa-masanya
puber gitu kan ya, untuk kelas 1 pas awal-awal masuk mereka
belum tau peraturan itu biasanya dikumpulin untuk pengenalan
atau sosialisasi. Diadakan sosialisasi itulah dengan wali santri,
makanya sekarang dibantu dengan wali asuh untuk lebih
mendalami permasalahan, lebih memahamkan lagi wali santri tuh
ngga bisa hanya dari ustazah di bagian pengasuhan saja, nah
karena itu dibantulah dengan wali-wali asuh tiap asrama. Jadi
setiap asrama itu ada wali asuhnya masing-masing, merekalah
yang akan kontrol dan komunikasi langsung dengan wali santri
jadi agak mudah penyesuaian aturan lewat wali asuh itu dan
biasanya ada grup tersendiri wali asuh dengan wali santri per
asramanya untuk nanya-nanya segala macem hal ya disitu. Kalau
untuk dengan pengasuhan kan pas mereka ke kantor aja. Jadi kita
nulisin peraturan dimana-mana, ada pengumuman juga melalui
speaker setiap jam 5 sore sebagai bentuk pengingat buat orang tua
92
yang menjenguk, terus diulang-ulang tapi ya kadang tetep aja ada
yang melanggar. Yang penting mah jam lima santrinya masuk aja
ke asrama. Orang tuanya mau beres-beres dulu juga tidak jadi
masalah asal santrinya sudah kembali ke kamar masing-masing.
5. Jenis pelanggaran apa yang sering terjadi atau dilakukan oleh santri terkait
tata tertib di Daar el-Qolam 1?
Jawab: Untuk putri relative tidak terlalu kaya putra ya sampai pemukulan.
Pelanggaran yang di putri mah biasanya hal-hal yang sepele
sebenernya kaya makan berdiri, bajunya ketat. Kalaupun ada ya
mereka hal-hal yang ngga terlalu fatal akibatnya, paling bullying
kata-kata misalkan mengejek gitu kalo untuk berantem mah
hampir ngga ada. Jadi mereka itu ributnya pake mulut pake kata-
kata aja, suka keluar bahasa yang ngga bener kan kasar gitu
pokoknya kaya „setan‟, „monyet‟ kalau untuk di putri ya sebatas
itu ngga ada yang sampai berantem. Untuk tiap individu masing-
masing juga kadang ada yang melanggar, misalnya bawa alat-alat
elektronik seperti handphone.
6. Bagaimana bentuk hukuman yang diberikan kepada santri apabila
melakukan pelanggaran tata tertib?
Jawab: Hukuman diberikan lewat sanksi, makan sambil berdiri saja ada
sanksinya, yang ghoib sholat, tidak berjamaah bahkan tidak
sholat. Pokoknya setiap pelanggaran itu ada sanksi tersendiri.
Untuk ukuran santri putri hukuman paling berat perjanjian secara
tertulis, sebelumnya itu dijemur baru nanti leboh tinggi lagi ya
perjanjian karena walaupun tidak sanksi secara langsung ke fisik
tapi itu sudah berat. Misalkan perilaku bullying nya membawa
nama orang tua itu perjanjian nanti sama pengasuhan setelah itu
ketika melanggar lagi ya apapun itu jenisnya dikeluarkan dari
pondok. Itu untuk keseharian ya di asramanya, nanti ketika
mereka mau kenaikan kelas kan ada sidangnya, disitu tertulis
semua jenis pelanggaran tata tertib yang mereka pernah lakukan
93
pada saat sidang kenaikan kelas. Semua dikumpulkan dan sudah
berderet itu santri-santri yang melanggar, sanksi nya apa, ya
biasanya yang sampai masuk ke pengasuhan itu lah yang
tingkatnya yang berat-berat misalnya yang bawa hp, jualan itu
ada, jualan baju jualan pernak-pernik kalau ditanya bilangnya
punya ibu saya ketinggalan, biasa anak-anak kalau ada yang
punya satu lainnya nitip-nitip akhirnya ada kesempatan.
Kemudian wali santri yang putri juga tidak dibolehkan masuk
asrama, tujuannya satu menghindari jual beli, intimidasi kepada
anak yang mengadu karena dia itu merasa didiemin dicuekin di
kamar, menghindari wali santri yang langsung terjun ke kamar
untuk mengintimidasi gitu. Itulah kendala yang paling berat wali
santri kurang paham peraturan tetapi akhirnya tetep ikut campur,
jadi tidak menyerahkan sepenuhnya ke pondok. Nah itu kan
malah menimbulkan masalah baru dan jadi tidak akur. Kalau
putra sementara ini masih boleh, walaupun sudah ada larangan
tapi ibu-ibunya aja yang masih masuk.
7. Strategi apa yang dilakukan dalam upaya penanaman disiplin tata tertib
Daar el-Qolam 1?
Jawab: Untuk penanaman disiplin melalui setiap ketua rayon yang nanti
jadi tangan kanan pengasuhan untuk mengawasi, kalau ustazah-
ustazahnya kan tidak mungkin selalu di asrama gitu ya karena
mereka kamarnya tidak nempel jadi ya strateginya ketua rayon
yang kelas 6 untuk memantau, nanti mereka laporan setiap malam
untuk pengabsenan gitu kan terus nanti setiap minggu mereka
lapor ke wali asuh atau ke bagian pengasuhan tentang keadaan di
asrama seperti apa itu, barulah nanti kita tindak kalau memang
ada yang harus diselesaikan. Dari setiap minggu mereka lapor
setiap bulanlah kita nanti evaluasi untuk wali-wali asuhnya disitu
nanti dibahas apa aja yang terjadi, pasti setiap bulan kumpul
untuk bahas evaluasi dari laporan santri-santri kelas 6 setiap
94
minggunya, setiap bulan dan biasanya pada akhir bulan. Masalah-
masalah yang paling berat kita ungkapin misalnya santri yang
kabur tidak mau sekolah kita ungkapin, baru nanti dipantau
selama satu minggu ada perubahan atau tidak, jika tidak ada
perubahan maka kita panggil karena sudah susah dinasehatin dan
diatur makanya nanti naik lagi langsung ke ustazah Ifat.
Pertamanya dari wali asuh, terus ke saya kasubag disiplin baru
nanti ke ustazah Ifat.
8. Bagaimana bentuk evaluasi terhadap kedisiplinan santri?
Jawab: Evaluasi dilakukan dengan pertemuan rutin satu bulan sekali
dengan wali asuh, melalui pertemuan tersebut dirasa sudah cukup
efektif kita bukan hanya tau permasalahan di asrama sendiri tapi
kita juga tau permasalahan di rayon-rayon yang lain masalahnya
apa. Kan semua rayon di panggil nanti wali asuhnya itu setiap
bulan. Nanti ditanya apa kendala dan masalah yang sangat fatal
kemudian kita datang dan langsung diselesaikan ketika evaluasi
bulanan itu. Makanya nanti ustazah Ifat itu ketika kumpul bulanan
akan memantau dilihat satu minggu kedepan apakah ada
perubahan atau tidak, kalau memang masih seperti itu nanti
serahkan ke saya. Atau nanti beliau juga akan kasih solusi kalau
dalam pertemuan tersebut belum ada solusi.
9. Selain kedisiplinan, menurut ustazah bagaimana pelaksanaan kegiatan
kokurikuler?
Jawab: Kegiatan kokurikuler itu bisa dilaksanakan di dalam maupun di
luar kelas. Kalau untuk publik speaking atau muhadharah untuk
kelas akhir dikelola oleh bagian bahasa, pelaksanaannya satu
minggu 3 kali tapi sekarang dijadikan 1 hari dan 1 malam, hari
rabu jam ke 7 sama hari kamis atau malem jumat dua bahasa,
bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, bahasa Inggrisnya hari
rabu. Muhadharah ini prakteknya per angkatan. Untuk amaliyah
al-tadris atau praktek mengajar itu khusus kelas 6 di setiap
95
minggunya ada materinya di kelas tentang tarbiyah ini, jadi teori
memang diajarkan di kelas. Prakteknya mereka di akhir untuk
terjun langsung ke kelas 2 dan 3 itu nanti pertengahan sebelum
semester kedua. Mereka juga buat rpp sebelum praktek mengajar.
Untuk kajian kitab salafi di hari senin dan kamis tetapi tergantung
kelas, kelas 3 ngaji kitabnya hari minggu, pokoknya ngaji kitab
itu dari kelas 3,4 dan 5. Untuk kelas 3 itu seminggu sekali hari
minggu aja. Pembinaan bacaan Al-Qur‟an setiap hari ba‟da
maghrib kecuali hari senin dan kamis. Disiplin dalam penggunaan
bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari itu
penerapannya sebulan 2 kali, minggu pertama dan kedua bahasa
Arab, minggu ke tiga dan keempat ganti bahasa Inggris.
Kepramukaan upacaranya kamis ba‟da dzuhur dan keputrian di
hari jumat dari pagi. Kalau untuk tahfid Al-Qur‟am mereka wajib
hafal juz 30 dan setoran hafalan surat-surat lainnya. Disiplin
dalam ritual ubudiyah itu di aktivitas ibadah mereka sehari-hari
seperti sholat, ngaji dan ibadah lainnya. Untuk pendidikan
manajemen leadership Ikatan Santri Madrasatul Muallimin al-
Islamiyah (ISMI) ini diterapkan untuk kelas 6, pendidikan awal
nya di kelas 5 pelatihan leadership atau kalau di sekolah umum
latihan dasar kepemimpinan yang tujuannya mempersiapkan
untuk kepengurusan selanjutnya, semua kelas 6 dilibatkan nanti
menjadi pengurus.
Mengetahui:
Kepala Sub-Bagian Disiplin Interviewer
Yeni Ratnapuri, S.Pd.I Anis Purwanti
96
Lampiran 5
Transkip Hasil Wawancara Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler Putri
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ustazah Fera, SE
Jabatan : Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler (Pembina)
Waktu : Selasa, 23 Juli 2019
Tempat : Ruang Bagian Pengajaran
1. Dalam program pembinaan, apa saja jenis kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Kegiatan ekstrakurikuler dibagi dalam beberapa bidang. Pertama,
bidang JMY (Jam‟iyatul Quro) dan JHQ (Jam‟iyatu Hifzil
Qur‟an) itu bidang tilawatil Qur‟an, hukum bacaannya pakai
tajwid yang benar serta pengembangan hafalan Qur‟an
pelaksanaannya setiap hari jumat pagi. Kedua, ada bidang
pengembangan bahasa asing yaitu bahasa Arab, latihan ceramah,
broadcasting, dan debating. Di pengembangan bahasa ini setiap
sore. Ketiga, bidang penelitian ilmiah dan sosial yang kaitannya
dengan akademik santri yaitu bidang ilmu eksakta, agricultural,
roket air, komputer, sosial, jurnalistik, dan forum-forum diskusi.
Selanjutnya bidang seni seperti vokal dan band, marawis, nasyid,
hadrah, kaligrafi, lukis, tari, tata rias. Di bidang seni itu
pelaksanaan ekskul nya setiap hari jumat bersama pelatih mulai
dari jam 8 sampai 11 siang. Terakhir itu bidang olahraga ada
badminton, basket, volley, tenis meja. Tetapi pada tahun ajaran
baru ini ada pembaharuan, ekskul pramuka sudah punya unit
sendiri pada tahun ini, secara struktural di pondok pesantren
pramuka itu sudah punya bagian sendiri. Termasuk kegiatan
wajib, sudah hampir semuanya ikut, jadi bukan peminatan
masuknya ke kegiatan kokurikuler dan di bawah pimpinan
langsung. Alasannya untuk lebih mengembangkan pramuka.
97
2. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Sarana dan prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler sangat
menunjang kegiatan, dan disini memang sudah disediakan.
Lapangan juga sudah ada untuk basket dan volley, net sudah ada
untuk badminton serta peralatan sudah lengkap. Untuk bidang
keterampilan ada tempat untuk masak merajut terus handycraft.
Semua sudah terpenuhi, kalau secara peralatan udah semua
tinggal kelas atau tempatnya aja yang masih menyesuaikan.
3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler di ponpes sudah tepat sasaran kepada
peserta didik/santri?
Jawab: Alhamdulillah kegiatan ekskul sudah tepat sasaran, sejauh ini
sudah sesuai dengan minat ya kalau ekskul. Tidak bisa kita
paksain, jadi ya kadang-kadang ada yang kurang semangat juga
buat ekskul karena di hari jumat itu kan harinya ekskul sekaligus
libur buat santri. Jadi banyak santri yang dikunjungi sama orang
tuanya juga kegiatan bersih-bersih kamar.
4. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di
ponpes?
Jawab: Belum ada ya, kalau pedoman hanya secara umum. Kalau
kesenian harus bagaimana, keterampilan harus bagaimana itu
belum ada. Pedoman ya ini aja umum, kalau pedoman khusus
belum ada sesuai dengan yang di lapangan saja, kejadian di
lapangan. Jadi kondisional
5. Apakah ada target yang ditentukan di setiap kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Kalau ustazah ya untuk sekarang ini yang penting santri mau
datang latihan itu yang paling penting. Targetnya bagaimana itu
urusan sekian. Semua ekskul juga inginnya juara. Pokoknya kalau
ada event, kita baru mengikuti, jadi kondisional. Biasanya di
bidang olahraga, misalnya basket itu setiap 2 tahun sekali kita
ikut pospenas untuk eksternal. Jika internal kita di event-event
98
tertentu, khutbatul ars dan milad pondok itu aja. Milad adanya di
semester 2. Jumlah santri di setiap ekskul kurang lebih 30 orang,
paling banyak di tari saman dan kolaborasi tari, basket, volley.
Santri putri sudah sampai tingkat Nasional pada ekskul basket.
6. Apakah semua kegiatan ekstrakurikuler sudah terlaksana di ponpes?
Jawab: Belum, masih ada beberapa ekskul yang belum terlaksana
contohnya ekskul di bidang keterampilan yaitu kristik, atau
merajut di media kain karena ada kendala satu dan berbagai
macam hal maka dari itu ekskul tersebut belum bisa terlaksana.
7. Apakah semua personil di ponpes terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Tidak, ya palingan hanya bagian yang bertanggung jawab saja
yaitu ekskul. Ustazah dengan yang bidang eksul, kan ngga sendiri
jadi sesuai dengan bagiannya masing-masing di struktural.
Misalkan ustazah kan kepala sub bagian ekskulnya. Di bagian
olahraga itu ada ustazah Annisa Rizqi, terus di bidang kesenian
dan keterampilan itu ada ustazah Hj. Juju Julaeha, Rosanni
Amelia dan Wala‟ul Uyuni. Karena ekskul ada di bawah bagian
pengasuhan, jadi koordinasinya dengan kepala bagian pengasuhan
karena beliau-beliau ini yang masih dalam satu lingkup. Bagian
pengasuhan ada 3 bagian lagi yaitu bagian disiplin, bagian ekskul
dan bagian kesehatan.
8. Apa peran Pembina ekstrakurikuler dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Pastinya pengawasan nomor satu, setiap sorenya saya keliling.
Setiap hari ada saja ekskul yang latihan jadi ganti-gantian. Yang
ekskul itu ada yang bantu ngawasin. Jadwal pastinya itu kegiatan
ekskul di hari jumat, memang itu kan waktunya ekskul terus senin
sampai kami situ latihan-latihan biasa palingan pengawasan dan
pengontrolan. Kalo dibawah ustazah baru mereka, ustazah juga
kadang ikut melihat, mengawasi, bawel juga kan. Kita harus
99
akrab dengan setiap santri, agar mereka nyaman. Kalau kita jaga
jarak mau latihan juga pada takut jadi ya enjoy aja sama anak-
anak, apalagi mereka disini ngga ada orang tuanya ya istilahnya
jauh, kalau kitanya tegang kan mereka juga kasihan, biar sama-
sama enak dan biar santri ikut berpartisipasi dan ingin hadir
bukan sekedar event tetapi juga rutin dalam latihan.
9. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Yang di evaluasi adalah ketepatan santri dalam setiap
kehadirannya di ekskul masing-masing, dan kesungguhan mereka
mengikuti kegiatan ekskul.
10. Siapa yang melakukan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Ustazah dengan ustazah Ifat selaku kepala bagian pengasuhan
putri, beliau yang sering bertanya ke ustazah. Kemudian jika ada
temuan-temuan di lapangan langsung disampaikan ke ustazah,
jadi kondisional ketika terjadi temuan di lapangan maka saat itu
juga disampaikan. Jadi masih secara lisan, alasan beliau (ustazah
Ifat) masih kondisional. Pokoknya di jajaran bagian pengasuhan,
ustazah juga nitip pesan, tolong jika menemukan kejadian-
kejadian yang sekiranya kurang pas di kegiatan ekskul anak-anak
temuin ustazah langsung.
11. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Evaluasi diadakan setiap sebulan sekali bersama bagian
pengasuhan yaitu dengan ustazah Ifat, tetapi jika ustazah
menemukan kejadian yang kurang pas biasanya langsung
disampaikan ke saya.
12. Apakah ada laporan tertulis untuk kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Laporan dalam bentuk tulis belum ada, palingan laporan secara
lisan. Absen kehadiran ada di pengurus.
13. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
100
Jawab: Keberhasilannya kalau untuk lomba kan pasti setiap event
eksernal kita persiapan, kita biasanya dari pelatihnya langsung.
Kalau ada tanding atau perlombaan, kita wajibkan untuk datang,
nanti ditanya di situ bagaimana masukan dari pelatih selama
kegiatan ekskul berlangsung berhasil atau tidak. Jika kegagalan
berarti tidak sesuai dengan target yang diinginkan saja, kalau
tidak menang kan menjadi evaluasi bagi kita. Kadang kan
mainnya sembarangan, misalnya basket pelatihnya bilang takut
mainnya tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan
ustazah.
14. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
Jawab: Manfaatnya paling penting yaitu supaya mereka tambah betah di
pondok, yang kedua yaitu menambah wawasan baru, teman dan
pengalaman baru, ketiga bakatnya bisa terwadahi dan terasah
dengan baik. Terlebih banyak santri yang meminta nambah untuk
kegiatan ekskul yang belum ada di pondok seperti taekwondo dan
karate. Belum bisa terealisasi karena pelatihnya tidak ada.
15. Apakah ada kegiatan ekstrakurikuler yang tidak terlaksana di ponpes?
Jawab: Ada, ekskul kristik bidang keterampilan yaitu merajut dengan
tempat kotak-kotak jadi kita melihat gambar ada nomornya
masing-masih terus benangnya dimasukkan sesuai dengan nomor.
16. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
Jawab: Ya kalau dari pelatihnya absen yakan berarti santri latihan tanpa
didampingi pelatih. Untuk fasilitas, kita sih belum punya tempat
khusus ya untuk latihan, tapi karena memang pak kiyai itu
maunya aula besar digunakan untuk latihan ya jadi tempat
serbaguna. Ustazah inginnya kalau untuk kesenian itu kaya di
tempat sanggar-sanggar tari ada ruangan sendiri yang ada kacanya
kan enak bisa terlihat gerakannya di kaca, itu belum terlaksana.
101
Tempat untuk menaruh barang-barang elektronik dan penting
yang digunakan untuk ekskul itu di titipin di kantor pengasuhan,
kalau mau memakai di hari jumat tinggal bilang aja ke ustazah.
Pokoknya setiap hari jumat anak jangan ada yang dilarang untuk
ambil peralatan ekskul.
17. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Upaya untuk pelatih ya kita memaksimalkan dengan kakak kelas 6
(3 Aliyah) karena mereka yang bantu ngelatih karena sudah
pengalaman. Itu aja sih memaksimalkan pengurus. Jika ruangan
yang ada aja dipakai, aula kan lebar cuma kendalanya itu kalau
beberapa ekskul di gabung dan semuanya pakai musik kan jadi
berisik dan kurang kondusif jadi pusing dengernya. Tapi ya beliau
(kiyai) inginnya seperti itu, jadi semua kegiatan memakai
aulanya.
Mengetahui:
Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler Interviewer
Fera, SE Anis Purwanti
102
Lampiran 6
Transkip Hasil Wawancara Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler Putra
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ustad Rizky Permana Putra, S.Pd
Jabatan : Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler (Pembina)
Waktu : Sabtu, 10 Agustus 2019
Tempat : Ruang Bagian Pengasuhan Putra
1. Dalam program pembinaan, apa saja jenis kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Kegiatan ekstrakurikuler kurang lebih sama putri dan putra. Yang
membedakan itu ada beberapa saja, yang pertama itu di keputrian,
jadi ada kursus masak atau cooking class dan keterampilan yang
lain itu bedanya. Untuk bidang olahraga juga tidak semua jenis
olahraga yang di putra ada juga di putri, seperti sepak bola dan
futsal tidak ada di putri hanya badminton, basket, dan volley saja.
2. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Fasilitas alhamdulillah ya sudah cukup walaupun memang belum
bisa dikatakan 100% ya, kaya misalkan sepak bola sendiri
lapangan kita sudah ada, peralatannya juga. Untuk seni kita sudah
punya studio sendiri gitu kan untuk perawatan juga rutin dan
untuk peralatan yang rusak selalu ada back up dari pihak pondok.
3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler di ponpes sudah tepat sasaran kepada
peserta didik/santri?
Jawab: Kalau tepat sasaran pastinya belum sampai pada tingkatan sangat
tepat sasaran hanya beberapa ekstrakurikuler yang memang sudah
mencapai target tapi itu juga tidak mencapai 70%, paling hanya
yang menjadi unggulan daar el-qolam 1 pasti ya seperti pramuka
dan marching band, di bidang olahraga seperti sepak takraw dan
futsal.
103
4. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di
ponpes?
Jawab: Kalau pedoman kegiatan ekstrakurikuler sama saja ya hanya
secara umum. Karena itu sifatnya rutinitas dan kondisional saja.
Jadi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dan sesuai jadwal kan
jumat, selebihnya setiap sore mereka latihan bebas tergantung
pelatihnya.
5. Apakah semua personil di ponpes terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Kalau untuk personalia tidak semua, ekstrakurikuler di pimpin
oleh kepala sub bagian ekstrakurikuler yaitu saya sendiri
kemudian di bawahnya ada unit-unitnya, ada unit olahraga ada
unit kesenian dan keterampilan mereka yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan ekstrakurikuler di unitnya masing-masing.
Kalaupun ada sifatnya hanya mengawasi kegiatan saja tetapi tidak
semuanya. Jadi fungsinya unit-unit tersebut untuk melakukan
koordinasi.
6. Apa peran Pembina ekstrakurikuler dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Perannya sebagai pengawas kegiatan ekstrakurikuler secara umum
dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh program kegiatan
ekstrakurikuler baik itu tahunan, bulanan, mingguan maupun
kegiatan hariannya menjadi tanggung jawab saya bagaimana
caranya untuk meningkatkan mutu dan prestasi ekstrakurikuler itu
sendiri di semua bidang.
7. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Yang di evaluasi adalah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan target masing-masing unit, apakah sudah tercapai
atau belum, kesungguhan santri dalam melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler agar bisa maksimal ketika mengikuti latihan wajib
di hari jumat dan latihan rutin di sore hari.
104
8. Siapa yang melakukan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Saya sebagai kepala sub bagian ekstrakurikuler bersama astatid
atau ustad di bagian unit olahraga, kesenian dan keterampilan dan
dengan bidang pengasuhan putra. Kemudian melaksanakan
evaluasi juga dengan santri.
9. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Evaluasi biasanya memang paling sering kita melakukan evaluasi
bulanan, yang pertama kita evaluasi dari tim astatid nya dulu baru
kemudian setelah dari astatid yaitu santri rentangnya sekitar dua
bulan kita kumpul sama santri pelaksanaannya secara lisan
sekaligus mengecek kira-kira key performance indicator (kpi) nya
itu sudah mencapai target atau belum, jika belum tercapai maka
kita harus melakukan sesuatu agar bisa mencapai target tersebut.
10. Apakah ada laporan tertulis untuk kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Laporan dalam bentuk tulis belum ada, hanya laporan secara lisan
dan absensi kehadiran santri dengan pelatih.
11. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Untuk ukuran keberhasilan yang paling utamanya di
ekstrakurikuler itu tidak harus anak-anak juara atau berhasil itu
hanya bagian dari selebrasi, yang terpenting adalah anak-anak
bisa mengikuti ekstrakurikuler dengan baik yang mengedepankan
akhlaknya sebagai santri karena kalau dari akhlaknya saja sudah
baik dan rapi, kemudian bertanding sudah sportif dan membawa
nama baik pesantren itu bisa dibilang ukuran keberhasilan kita.
Karena kan kita juga beberapa kali mengikuti perlombaan-
perlombaan di luar. Kalau kegagalannya adalah ketika santri
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler justru bukannya bahagia
malah tertekan gitu, contohnya misalkan saya di ekstrakurikuler
yang harusnya saya senang, saya tertekan karena porsi latihannya,
karena tuntutannya harus begini harus begitu. Harusnya kan di
105
ekstrakurikuler dimana dia senang disitu dia ikuti, jadi memang
kita lihat ada beberapa santri yang memang tidak bahagia, itu
salah satu alasan kita anggap gagal.
12. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
Jawab: Manfaatnya ya tentunya sebagai seorang santri di pondok kan
memang tidak ada hiburan secara khusus ya, tidak bisa nonton tv
bermain hp. Jadi manfaatnya ekstrakurikuler justru supaya santri
bisa lebih nyaman di pondok dan lebih enjoy untuk
mengekspresikan bakat dan minatnya utamanya mengisi waktu
karena ketika ekstrakurikuler tidak ada misalnya pas kegiatan
ujian itu keliatan santri mulai banyak yang bosen. Khususnya di
putra itu untuk mengisi kegiatan di sore hari dengan berolahraga
baik lari, bermain futsal dan kegiatan lainnya.
13. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
Jawab: Hambatan di ekstrakurikuler itu pelaksanaannya hari jumat ya,
jadi ada beberapa kendala di pelatih. Pelatih itu beberapa ada
yang kesulitan mengatur waktu kalau di hari jumat, karena kan
biasanya ekstrakurikuler itu di akhir pekan kebanyakan dan dihari
jumat itu memang agak sulit untuk pelatih. Terus hambatan yang
lain adalah mencari bibit regenerasi karena setiap tahun santri
yang masuk memiliki perbedaan karakter, misalnya tahun ini
santri kebanyakan mindat dan bakatnya di bola kemudian tahun
depan ternyata di sains.
Mengetahui:
Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler Interviewer
Rizky Permana P, S.Pd. Anis Purwanti
106
Lampiran 7
Transkip Hasil Wawancara Pelatih Ekstrakurikuler Vokal dan Band
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Haris Royan
Kelas : Pelatih Ekstrakurikuler Vokal dan Band
Waktu : Rabu, 28 Agustus 2019
Tempat : Ruang Seni
1. Apa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diampu? Bagaimanakah
pelaksanaannya?
Jawab: Ekskul musik ya, tapi lebih spesifiknya vokal dan band.
Pelaksanaannya setiap hari jumat pagi. Untuk santri putri dilatih
kemampuan olah vokal dan bermain alat musik dengan
bermacam-macam jenis lagu. Kalau saya punya 5 poin pokok
materi lagu dari mulai lagu nasional, lagu religi, lagu daerah, lagu
pop/mainstream yang umum dan lagu bebas aja gitu kaya
berbagai kategori.
2. Apakah fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler sudah memadai?
Jawab: Kalau untuk yang band ada di level cukup dan baik, fasilitas yang
dipakai untuk band sendiri ya full set alat band dari mulai drum,
gitar, bass, keyboard sampai microfon untuk vokal. Pakai laptop
dan alat-alat multimedia yang lain. Ruangan berupa studio untuk
santri putra, untuk putri saya hanya melatih vokal kalau untuk
latihan hanya butuh pengeras suara, microfon dan gitar aja.
3. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
saudara ampu di ponpes?
Jawab: Pedoman untuk saya pribadi gitu ya ada target tertentu,
bentuknya semacam kisi-kisi/silabus berupa handout yang saya
buat sendiri dan saya juga yang pegang. Handout ini sudah ditulis
107
sejak lama bukan hanya berlaku di darqo aja yang saya ampu.
Tetapi memang para pembina dan pembimbing sudah
mengetahui, karena kan kita konsultasikan juga, ini metode dan
cara kerja saya jadi mohon diketahui supaya mempermudah
pelaksanaan. Sebenarnya disitu inisiatif saya sendiri, untuk disisi
itu harus diakui kita lemah artinya belum ada semacam saling
silang antara pembina pembimbing dari pihak pondok atau tuan
rumah dengan pelatih, seringkali bebas saja gitu pelaksanaannya.
4. Apakah ada target yang ditentukan di setiap kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Untuk target secara umum pencapaian setiap pertemuan pasti ada,
kalau perlombaan band dalam sejarah pondok modern darqo itu
belum pernah ya ikut kompetisi-kompetisi, jadi terbilang minim
tidak seperti ekskul olahraga dan pramuka yang ikut lomba dan
partisipasi di kegiatan luar. Kalau untuk vokal dan band belum,
mungkin masih akan ke arah sana, utamanya hanya pada kegiatan
internal pondok walaupun sebenarnya tidak terbatas pada
kegiatan itu dan masih bisa diperluas.
5. Apa peran Pelatih ekstrakurikuler selain memberikan pelatihan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Kalau saya sebagai pelatih lebih menekankan ke keterampilan soft
skil dalam bentuk ekskul itu murni bagian dari pendidikan soft
skil untuk santri, yang jelas saya bertanggung jawab juga terhadap
kesantrian, ikut mengambil bagian dari sisi character building,
melatih otak kanan gitu ya.
6. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Evaluasi dari saya ke pihak pondok sudah cukup baik, dari mulai
perhatian, welcoming. Untuk ajakan seperti kita sama-sama
memperdalam dalam lagi walaupun serius tapi santai ya ekskul
itu, cuma maksudnya masih banyak yang bisa digali, ekskul itu
bisa besar sebagai bagian dari pendidikan juga jadi itu yang
mungkin masih kurang diperhatikan. Kesan cuek nya masih ada
108
ya, cuek bukan dalam arti tidak peduli tapi agak lebih asyik kalau
kita bisa lebih dalam dan lebih dikembangkan, kita seriusi gitu
intinya.
7. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Kalau untuk waktunya itu saya terbilang minim, jadi mungkin
karena salah satu gaya ekskul disana barangkali ya memberikan
peluang atau kreativitas yang seluas-luasnya bagi pelatih
sementara menurut saya ada hal-hal tertentu yang semestinya di
klop gitu ya.
8. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Keberhasilan bisa dari sisi soft skil atau kemampuan dia dalam
bidang seni itu diukur dari performanya ya di atas panggung,
nomor satu sih kepercayaan diri santri ketika tampil. Untuk
kegagalan, lebih ke spirit nya pertama kita numbuhin semangat ya
sebagai pemantik, tapi kalau ternyata yang kita pantik gitu tidak
kunjung terpancing itu mungkin definisi gagal menurut saya itu
aja sederhananya bukan dari hasil. Kehadiran santri itu
problemnya soal disiplin ada yang kadang hadir kadang tidak dan
tanpa keterangan yang jelas dan sejenisnya. Walaupun saya juga
sudah membangun dan berusaha menanamkan kedisiplinan,
mungkin dari sisi itu ya masih menjadi pr bagi saya.
9. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
Jawab: Bicara generalnya, sebenarnya ekstrakurikuler vokal dan band ini
awal mulainya saya sendiri yang memprakarsai. Jadi saya tahu
persis proses dan naik turunnya roda organisasi. Saya melatih
disini sudah tahun ke 4, kalau menurut saya jika biacara manfaat
pasti banyak banget baik langsung maupun tidak langsung. Yang
jelas ekskul merupakan bagian dari pendidikan dan pembinaan
santri dalam bentuk soft skil walaupun tidak berkaitan dengan sisi
109
pembelajaran di kelas tapi keududukannya juga menentukan,
karena di dalam ekskul idealnya terangkum berbagai nilai
misalnya nilai kebersamaan, kecerdasan emosional dengan
berkelompok jadi empatinya terbangun, sarana untuk
menyalurkan minat dan bakat juga belajar bertanggung jawab.
Kalau di sisi minat dan bakat saya merasa kegiatan ini sebagai
pembekalan awal untuk santi, kemudian mereka yang memang
tertarik ketika lulus dan ingin melanjutkan setidaknya sudah ada
bekal minimum yang dia punya.
10. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
Jawab: Terkait hambatan itu sebenarnya murid bagaimana gurunya, jadi
kalo untuk di putri itu hambatannya dari dua sisi. Pertama dari
internal santri, dari diri santri biasanya cuma kemalasan aja yang
jadi kendala terbesar. Kedua untuk eksternal ya dari sisi kegiatan
atau ada agenda yang menandingi seperti mudhifah kan di tengok
orang tua ya itu juga termasuk problem dan saya juga sudah
berupaya membuat kesepakatan bersama belum lagi yang lainnya.
11. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Yang pertama tentu bukan upaya, kita hadapi dengan sabar dan
tabah dulu aja ya dan keep fight. Terus mencari cara dan solusi,
serta menjalin komunikasi yang lebih intens dan meaningful
dengan santri.
Mengetahui:
Pelatih Ekstrakurikuler Vokal dan Band Interviewer
Haris Royan Anis Purwanti
110
Lampiran 8
Transkip Hasil Wawancara Pelatih Ekstrakurikuler Tari
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Cahya Syifaunasi
Kelas : Pelatih Ekstrakurikuler Tari
Waktu : Jumat, 26 Juli 2019
Tempat : Aula Ponpes Daar el-Qolam 1
1. Apa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diampu? Bagaimanakah
pelaksanaannya?
Jawab: Tari tradisional sama tari saman. Tari tradisional itu adalah tari-
tarian yang berasal dari daerah-daerah yang berada di Indonesia
sedangkan tari saman adalah tari khusus yang berasal dari Aceh
dan biasanya ditarikan oleh 15-20 orang penari. Tari saman
sendiri biasa latihan dengan pelatih hari jumat pagi dan latihan
biasa atau latihan rutin setiap senin, selasa dan rabu sore. Kalau
untuk tari tradisional itu sama jumat dengan pelatih, latihan rutin
hari senin dan rabu.
2. Apakah fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler sudah memadai?
Jawab: Iya sudah seperti speaker buat kita latihan bagian kesenian itu
pakai speaker untuk tari tradisional, sedangkan tari saman hanya
membutuhkan gendang karena mereka ada yang nyanyi sendiri
dari pelatih juga penarinya ikut menyanyi. Kalau untuk
tempatnya, kita nyari yang luas disini soalnya deket sama ruangan
bagian kesenian juga di aula aja.
3. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
saudara ampu di ponpes?
111
Jawab: Belum ada, ngajarinnya cuma latihan langsung aja ke gerakannya
dari awal yang mau belajar nanti bertahap sampai bisa. Kalau
untuk pedoman khusus secara tertulis belum ada.
4. Apakah ada target yang ditentukan di setiap kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Target biasanya kita lebih pada acara yang di pondok soalnya itu
kan yang pasti untuk tampil, kalau di luar kan kita nunggu
informasi dari ustazah apakah itu undangan atau ada event
perlombaan. Kalau untuk acara pondok kan sudah pasti dan ada
tanggalnya dan acaranya dimulainya kapan jadi kita sudah tahu
dan bisa persiapan, di luar kan kita belum tahu pastinya. Sejauh
ini tari saman banyak tampil di acara atau event internal pondok
saja seperti malam seni santri (mss) atau milad pondok.
5. Apa peran Pelatih ekstrakurikuler selain memberikan pelatihan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Selain melatih saya juga ikut belajar sama dengan yang lain,
hanya saja sebagai pelatih lebih membimbing.
6. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Buat kehadiran yang suka telat, yang tidak datang tanpa
keterangan biasanya itu yang dievaluasi kalau misalnya mau tidak
datang ekskul itu harusnya izin soalnya disini itu semuanya harus
sesuai dengan waktu. Mulai harus tepat waktu, selesai juga tepat
waktu pokoknya disini harus sesuai dengan waktu. Jika untuk
perlombaan evaluasinya ketika tidak menang, namanya lomba
pasti ada yang menang dan kalah jadi kita terima saja berarti ada
yang kurang di kita dan dijadikan pembelajaran untuk
kedepannya. Latihan lagi biar lebih serius lagi.
7. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Setiap seminggu sekali hari jumat, santri dan saya melakukan
evaluasi setelah latihan. Selama seminggu apakah ada
peningkatan dalam keaktifan anggota misalnya datang tepat
112
waktu, kehadirannya, juga untuk kekompakan gerakan tari sudah
baik atau masih ada yang kurang dan sebagainya.
8. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes ?
Jawab: Keberhasilannya tuh kalau kita sudah tampil maksimal dan bikin
orang lain suka sama penampilan kita. Kegagalan itu apabila kita
udah bener-bener salah total kaya misalnya kostum dari topinya
ada yang jatoh, songket ada yang copot kadang ada yang
disorakin itu menurut kita udah gagal, ada yang harus dievaluasi
dan perlu belajar lagi untuk kedepannya agar lebih baik.
9. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
Jawab: Yang pertama itu melatih kekompakan, dalam saman itu kan kita
harus sama dalam setiap gerakan, dari gerakan pertama kedua
maupun selanjutnya, juga dalam ketukannya itu dimulainya dari
kekompakan. Menyatukan pemikiran dan harus tetap konsentrasi
biar gerakannya tuh bener-bener sama terus rapi. Yang kedua
lebih bahagia aja karena kan sesama anak saman ketika lagi nari
sambil nyanyi, pastinya mengisi waktu luang untuk santri agar
mereka tidak bosan dan tidak kepikiran untuk pulang kerumah
jadi happy.
10. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
Jawab: Hambatan itu biasanya dari santri yang datangnya sering telat,
terus tidak datang tanpa keterangan, kalau untuk pelatih biasanya
ada yang sakit, jadi yang biasanya ngajar ber 3 atau 4 dikurangi
karena ada yang tidak bisa hadir dan pelatih lainnya kewalahan
karena saman banyak gerakannya. Kalau untuk fasilitas kita
masih menggunakan aula dan latihannya bareng dengan tari
tradisional jadi terkadang hanya kurang kondusif. Selebihnya kita
113
focus kepada tarian masing-masing dan menghafal gerakan yang
jenisnya banyak juga bermacam-macam.
11. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Untuk hambatan dari santri solusinya itu diingatkan terkait
kedisiplinan waktu mereka selama latihan biar mereka paham dan
tidak mengulangi lagi, terutama yang tidak hadir tanpa keterangan
jadi kita tidak tahu kalau dia serius atau tidak mau latihan. Kalau
untuk pelatih biasanya dibantu anak kelas 6 yang sudah bisa
melatih untuk membimbing adik-adiknya. Jadi saya tidak
sendirian masih ada yang membantu untuk melatih, tari saman
selain peminatnya banyak gerakannya juga cukup sulit jika masih
baru atau di awal mengajarkan.
Mengetahui:
Pelatih Ekstrakurikuler Tari Interviewer
Cahya Syifaunasi Anis Purwanti
114
Lampiran 9
Transkip Hasil Wawancara Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Nur Ramadhan
Kelas : Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh
Waktu : Jumat, 26 Juli 2019
Tempat : Gedung Al-Mansyur
1. Apa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diampu? Bagaimanakah
pelaksanaannya?
Jawab: Hadroh putri. Jadi hadroh putri itu sebenernya dulu belum ada,
kemudian pada tahun 2016 hadroh putri mulai dibangun karena
tertarik dengan kesenian di santri putra. Di santri putra ada
berbagai macam kesenian seperti hadroh, marawis, gambus.
Berdasarkan hal tersebut adanya ketertarikan dari santri putri
membuat saya diminta untuk melatih, yang tadinya saya melatih
di putra jadi dipindah ke putri. Kegiatan ekskul hadroh putri
dilaksanakan setiap hari jumat bersama saya, mungkin santri
memiliki jam-jam latihan tersendiri setiap minggunya bisa satu
minggu dua sampai tiga kali.
2. Apakah fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler sudah memadai?
Jawab: Alhamdulillah sampai sekarang sarana dan prasarana sudah cukup
memadai, kalau kekurangan kita hanya di moderenisasi dan
penambahan peralatan hadroh, misalnya ada organ tunggal, ada
alat-alat gamelannya. Tapi untuk saat ini masih murni hadroh
dengan peralatan yang ada.
3. Apakah ada pedoman untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
saudara ampu di ponpes?
115
Jawab: Ada, untuk hadroh kita ada silabus hanya saja dipegang ustad
bagian kesenian. Cuma kurang tau sekarang dimana.
4. Apakah ada target yang ditentukan di setiap kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Targetnya cukup ada di setiap perform atau penampilan, kita
hanya tampil di acara-acara internal pondok saja. Kalau untuk
tampil dan perlombaan eksternal kita belum ada soalnya kan
hadroh putri masih baru jadi diluar juga jarang hadroh putri,
walaupun ada kita jarang nemuin. Tapi kalau di putra sering
nemuin, kita ikut festival di daerah Rangkas.
5. Apa peran Pelatih ekstrakurikuler selain memberikan pelatihan dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Peran sebagai pelatih selain memberikan latihan keterampilan
juga saya sharing pengalaman dan wawasan di luar mengenai
hadroh, mungkin ada santri-santri yang bertanya kak di luar ada
kabar apa ya intinya sesuatu yang ngga ada di dalem pondok. Ya
namanya juga santri tidak kenal dengan alat elektronik dan media
sosial jadi saya bantu kasih informasi.
6. Apa yang dievaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Yang di evaluasi adalah materi pada saat latihan, misalkan
minggu ini saya mengajarkan dasar-dasar/tutorial cara main
hadroh, jadi santri harus belajar mulai dari dasar. Selanjutnya
dikembangkan variasi-variasi hadrohnya. Jadi ngga mungkin
kalau anak hadroh tidak tahu dasarnya bisa tampil, tetapi kalau
sudah belajar dasarnya dan paham tinggal diarahin aja harus
ngapain, seperti apa jadi mereka bisa tampil bagus
7. Kapan diadakan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Setiap hari jumat siang setelah latihan kita evaluasi, jadi targetnya
sih ada. Kemudian kita lakukan evaluasi terkait pelaksanaan
latihan di setiap minggunya.
8. Apakah ada laporan tertulis untuk setiap kegiatan ekstrakurikuler yang
sudah terlaksana?
116
Jawab: Laporan hanya dalam bentuk absen pelatih dan isi materi setiap
pertemuan.
9. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Ukuran kegagalan itu ada di waktu ya, yang harusnya
memberikan dan menyampaikan materi dasar dengan target satu
bulan atau empat kali pertemuan cukup tapi kalau misalkan lebih
dari sebulan saya menyampaikan materi dasarnya anak hadrohnya
masih belum bisa itu berarti kegagalan buat saya sebagai pelatih.
Walaupun emang setiap santri beda-beda ya bakatnya, ada yang
bakatnya music, melukis dan segala macam ya mungkin dari situ
juga berpengaruh. Kalau untuk keberhasilan dinilai dari perform,
kadang kan sama ustazah yang bagian keseniannya di seleksi dulu
setiap ekskul, ini layak tampil atau tidak. Alhamdulillah yang
sebelum-sebelumnya tampil anak tari saman, sekarang anak
hadroh juga ditampilkan setiap acara wisuda santri.
10. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler untuk
santri?
Jawab: Buat santri terutama santri baru itu yang sebelumnya ngga tau
sholawatan atau yang belum menyukai sholawatan. Di hadroh
kita belajar sekaligus sholawatan setiap kali latihan, jadi mereka
saya wajibkan memang menyukai sholawat.
11. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berasal dari santri, fasilitas untuk pembinaan dan pelatih?
Jawab: Kalau hambatan dari santrinya itu ketika hari jumat pas jadwal
latihan, santri juga terkadang banyak kegiatan seperti bersih-
bersih di rayon atau lagi kena hukuman ustazah. Absen mereka
jadi bolong-bolong gitu jadi ada yang ngga hadir. Setiap
pertemuan tidak full hadir pasti ada saja yang tidak hadir. Hari ini
sekarang sih hampir 100% mungkin karena banyak santri baru
117
jadi ramai, kemarin- kemarin sih habis libur kan biasanya sih
sekitar 11 sampai 15 orang.
12. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler?
Jawab: Ada pihak pengurus, jadi walaupun saya tidak hadir mereka tetap
latihan juga mencari cara bagaimana melengkapi kekurangan
yang ada di ekskul ini kita juga ada koordinasi antara pelatih,
pembimbing dan Pembina, komunikasi kita melalui whatss app.
Mengetahui:
Pelatih Ekstrakurikuler Hadroh Interviewer
Nur Ramadhan Anis Purwanti
118
Lampiran 10
Transkip Hasil Wawancara Ketua ISMI
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Nabila Putri Audinsyah
Kelas : XII IPA A
Waktu : Jumat, 26 Juli 2019
Tempat : Ruang ISMI
1. Bagaimana latar belakang ISMI dan seperti apa struktur kepengurusan
ISMI?
Jawab: ISMI itu kependekan dari (Ikatan Santri Madrasatul Muallimin
Al-Islamiyah) yang berawal dari ustazah yang mempercayai
santri untuk menjadi pengurus, jadi kita disini pengurusnya
disebut ISMI yang di dalamnya meliputi santri kelas 6 (XII
Madrasah Aliyah). Selain menjadi pengurus, kita juga berdisiplin,
pengurus langsung berkoordinasi dengan ustazah, kalau santri ke
kita, kita diberikan amanah untuk mengurus santri dari kelas 1
(MTs) sampai kelas 5 (XI MA) dan memberikan arahan. Struktur
kepengurusan ISMI terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, dan
bagian-bagian khusus yaitu ada bagian bahasa, bagian pengajaran,
bagian ibadah, bagian kesehatan, bagian keamanan, CID, bagian
kesenian, bagian keterampilan, bagian PTQ, bagian ketertiban
umum, bagian olahraga, bagian perpustakaan, bagian sarana dan
prasarana dan ketua rayon
2. Seberapa besar peran ISMI dalam kegiatan pembinaan santri, baik
kegiatan ekstrakurikuler maupun kokurikuler?
Jawab: Sangat besar ka, soalnya disini ISMI itu tangan kanannya ustazah,
jadi kita disini mengurus santri dari kelas 1 sampai 6, dari
kedisiplinan, bahasa kita yang ngurus. Kemudian nanti ustazah
yang memberi kontrol bagaimana perkembangannya, apa yang
kurang dan harus diperbaiki kalau misalkan ada yang melanggar
119
kita juga punya hak untuk menegur. Di kegiatan ekstrakurikuler
kita ada pengurus di masing-masing bidang, ada bidang olahraga
yang terdiri dari basket, badminton, voli, ilmu bela diri terus ada
pramuka setiap hari kamis. Kalau bagian kesenian itu meliputi
hadroh, nasyid, vokal, tari saman dan tari tradisional dan di
keputrian itu ada beauty class, cooking class, serta kreatifitas.
Kegiatan kokurikuler itu ISMI juga ada perannya, disini juga ada
bagian pengajaran. Untuk kegiatan kokurikuler itu ada amaliyah
al-tadris untuk kelas 6, jadi sebelum wisuda harus ikut amaliyah
al-tadris atau praktek mengajar, kalau penelitian ilmiah itu juga
untuk santri kelas akhir membuat tulisan dengan metode ilmiah,
pembinaan bacaan Al-Qur‟an setiap hari setelah shalat magrib
kecuali hari hari minggu dan hari kamis itu kit abaca Al-Kahfi
dan Yasin. Terus kita harus disiplin dalam penggunaan bahasa
Arab dan bahasa Inggris untuk percakapan atau komunikasi di
pondok seminggu 2 kali bergantian. Setiap sorenya juga ada
bimbingan khusus bahasa Arab dan bahasa Inggris jika ada yang
berminat. Tahfid Al-Qur‟an itu kita minimal harus hafal juz 30
yang terdapat surat-surat pendek. Saya dan pengurus lainnya
hanya membantu memberikan pengawasan kepada santri yang
lain untuk beberapa kegiatan yang sifatnya rutinitas di kehidupan
asrama.
3. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ISMI di ponpes?
Jawab: Di ruang ISMI kita ada meja, kursi, lemari, komputer, ruang
informasi untuk memanggil ketika santri dijenguk, ada kipas
angin dan kamar mandi juga. Terus kita punya taplak meja khusus
dan sound system untuk tamu dari luar negeri seperti Jepang,
China. Kalau untuk fasilitas sudah mencukupi sih ka.
120
4. Siapa saja yang menyusun atau merencanakan kegiatan ISMI?
Jawab: Tergantung jenis kegiatannya ka, jadi ustazah sebagai
pembimbing mengumpulkan kita pengurus untuk menentukan
siapa saja yang akan jadi ketua pelaksana, wakil, sekretarisnya
kemudian selanjutnya di komunikasikan dengan panitia kegiatan
dan nanti kita yang buat acaranya dan menyampaikan kepada
ustazah jika sudah ada hasil lalu nanti disetujui atau tidak.
Misalnya kegiatan malam seni santri (mss) kita mengumpulkan
panitianya siapa saja kita buat acaranya seperti apa, nah kalau
saya sendiri sebagai ketua ISMI hanya memantau dan mengontrol
kegiatan tersebut dibantu juga dengan ustazah di bagian
pengasuhan.
5. Apa peran Ketua ISMI dalam kegiatan pelaksanaan dan evaluasi kinerja
ISMI?
Jawab: Sebagai pembimbing, jadi untuk kegiatan evaluasi saya yang
membimbing langsung. Misalnya di bagian keamanan kita sudah
melaksanakan program kerja apa saja kemudian apa yang kurang
dan perlu diperbaiki selama 1 tahun ini terus kalau misalkan
kegiatan saya juga pernah menjadi ketua pelaksana di acara
Konsulat PPKA jadi ada lomba-lomba antar konsulat dari Banten,
Jakarta, Tangerang, Sumatera, dan lain-lain. Evaluasi di awal
kepengurusan dilaksanakan sebulan sekali, nah kesininya saya
melihat dulu disesuaikan dengan kebutuhan dan akhir-akhir ini itu
dua bulan sekali. Jadi evaluasi dilakukan dalam bentuk per bagian
yang sudah ditentukan, misalnya bagian keamanan dengan bagian
keamanan nanti saya hadir dan mengontrol kegiatan tersebut.
Kalau secara formal, evaluasi dilakukan langsung oleh ustazah
yang berada di bagian pengasuhan jadi kita siding bersama
dengan ustazah bagian pengasuhan, ustazah fera bagian ekskul
dan bagian kesehatan, kita diskusi bareng-bareng apa saja yang
121
sudah dilakukan selama 2-3 bulan ini, apa yang kurang dan harus
diperbaiki.
6. Apakah kegiatan ISMI di ponpes sudah tepat sasaran kepada peserta
didik/santri?
Jawab: Alhamdulillah sudah ka, kaya misalkan disiplin disini kan kalau
yang putri memakai rok harus pakai dalaman celana panjang
(legging), kemudian ketika pakai kerudung juga harus pakai
daleman, di hari jumat kita pakai batik, kalau izin pulang atau
mudhifah kita wajb pakai seragam jadi ngga pakai baju bebas,
bahasa juga dikontrol setiap harinya. Jadi intinya kegiatan ISMI
juga memang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi santri
putri terkait dengan disiplin, kesehatan juga kegiatan ekskul untuk
menyalurkan minat dan bakat santri.
7. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ISMI di ponpes?
Jawab: Seluruh pengurus ISMI beserta ustazah yang berada di bawah
bagian pengasuhan.
8. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan ISMI di
ponpes ?
Jawab: Kalau kegagalan itu ketika ada berbagai macam aturan yang
dilanggar oleh anggota, contohnya kita mendengar anggota ada
yang bicara kasar atau ngomong „gue‟ dan „lu‟ seperti itu, terus
ketika kita melihat ada yang makan sambil berdiri karena tidak
boleh makan dan minum sambil berdiri, keluar dari kamar tidak
pakai kerudung. Jadi kita merasanya mendidik mereka kurang dan
kita harus lebih perhatian juga tegas. Untuk keberhasilan pasti
dilihat dari anggota yang melaksanakan seluruh tata tertib dalam
hal kedisiplinan serta berpartisipasi dalam kegiatan.
9. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ISMI untuk santri?
Jawab: Banyak sih ya kak manfaatnya, hampir 1 tahun ini saya menjabat
sebagai pengurus ya terutama di ISMI itu melatih kepemimpinan,
bukan hanya memimpin diri sendiri tapi juga orang lain, melatih
122
kesabaran, kekompakkan juga karena setiap ada event atau
kegiatan kita bekerja sama. Saya juga harus lebih disiplin karena
mengatur dia angkatan sendiri dan memberi contoh kepada
anggota, jadi lebih paham mana yang baik dan kurang baik,
terlatih untuk menjadi orang yang lebih dewasa. Anggota juga
bisa lebih disiplin dan mengikuti kegiatan-kegiatan pondok
dengan baik
10. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan ISMI?
Jawab: Ketika kita memiliki kreatifitas, tetapi kita kurang bisa
menyalurkan ke kegiatan tertentu, jadi kegiatan yang dibuat harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan dilihat manfaat yang baik dari
kegiatan tersebut ngga bisa asal-asalan.
11. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan ISMI?
Jawab: Lebih banyak evaluasi, bagaimana caranya setiap acara lebih baik
di depan pemimpin pondok dan juga melakukan rapat rutin
dengan pengurus ISMI.
Mengetahui:
Ketua ISMI Interviewer
Nabila Putri Audinsyah Anis Purwanti
123
Lampiran 11
Transkip Hasil Wawancara Santri 1
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Syafira Fariha
Kelas : XII IPA B
Waktu : Jumat, 26 Juli 2019
Tempat : Halaman Asrama Putri
1. Jenis kegiatan ekstrakurikuler apakah yang paling diminati/sebaliknya?
Jawab: Disini ekskul yang paling diminati menurut saya tari saman dan
paskibra. Kalau tari saman itu sering ditampilkan di event internal
pondok, sedangkan paskib juga harus orang-orang yang tinggi
kalau yang pendek lebih ke pasukan khusus. Yang paling sedikit
peminatnya itu menurut saya ekskul badminton.
2. Apakah kamu mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler? Jika iya
adakah kelebihan dan kekurangan dalam ekstrakurikuler tersebut?
Jawab: Iya, aku ikut ekskul nya tari saman selain saman ada keputrian.
Saya bisa bagi waktu walaupun ikut 2 ekskul tapi sekarang lebih
fokus dan udah lama di tari saman. Jumlah penarinya itu sekitar
12-18 orang tergantung nanti pas mau tampil di acara dilihat yang
paling siap dan udah hafal gerakan dengan baik. Kalau saman itu
kelebihannya bisa menyalurkan bakat misalnya yang suka nari,
jadi ada tambahan kemampuan gitu bisa berbagai macam
gerakan. Kekurangannya itu mungkin lebih ke tempat ya kak
karena kita latihannya di aula bareng sama yang tari tradisional
terus kurang gerakan tambahan atau variasi karena kan kita harus
kompak.
3. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler dalam kegiatan pembinaan santri?
124
Jawab: Manfaat mengikuti ekskul saman adalah kita jadi lebih tau banyak
hal, di saman kita jadi tau tarian daerah dari Aceh dan juga
menghafal lagunya karena ketika menari kan sambil menyanyikan
lagunya di beberapa gerakan tertentu. Terus juga melatih
kekompakkan antar penarinya ka jadi kita bisa semakin semangat
latihan dan akrab satu sama lain. Kalau satu ada yang salah kan
pasti mengganggu yang lainnya jadi kita harus bener-bener jaga
kekompakkan.
4. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler? Apakah sudah memadai?
Jawab: Kalau di saman itu baju/kostum tari, gendang, terus tempatnya di
aula dan untuk naro barang-barang kita ada di ruangan art dan
kesenian.
5. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler?
Jawab: Pengurus bagian art dan kesenian, ustazah bagian art dan
kesenian dan santri yang ikut ekskul. Kalau misalkan kegiatan
kokurikuler itu ada bagian pengajaran untuk piket dan pengurus
bagian keamanan untuk mengontrol kegiatan misalnya hafalan,
karena kan hafalan itu biasanya ada ustazah-ustazahnya.
6. Apa peran Pembina ekstrakurikuler dalam pelaksanaan kegiatan?
Jawab: Perannya itu membimbing terus mengoreksi kekurangan dan ikut
memantau kegiatan. Membantu juga misalkan saman butuh
gendang karena gendangnya rusak itu kita sampaikan ke ustazah
fera. Jadi ya ustazah fera membantu menyelesaikan masalah atau
hambatan yang ada di ekskul kita masing-masing.
7. Apakah ada pedoman (tata tertib dan absen) untuk melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Absen ada, biasanya di bagian kesenian. Anak ISMI di ketua
bagian kesenian.
8. Apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler?
125
Jawab: Hasilnya kita menjadi orang yang lebih kreatif, kalau untuk tari
saman sih hasil yang dicapai ketika berhasil tampil dengan baik di
setiap event. Kalau untuk kegiatan kokurikuler kan setiap hari ya
ka jadi buat tambahan ilmu dan wawasan selama di pondok selain
akademik, biar semakin banyak juga pengalamannya dengan
mengikuti banyak kegiatan.
9. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Berhasil itu ketika narinya bisa kompak, terus gerakannya pakai
power jadi semangat dan keliatan ceria jadi penonton bisa ikut
senang melihat kita tampil. Kalau kegagalannya itu yang datang
latihan sedikit dan pada telat, sama ketika tampil kurang senyum
terus salah gerakan.
Mengetahui:
Santri Interviewer
Syafira Fariha Anis Purwanti
126
Transkip Hasil Wawancara Santri 2
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Putri Adzilla Malik
Kelas : XI IPA B
Waktu : Jumat, 26 Juli 2019
Tempat : Ruang ISMI
1. Jenis kegiatan ekstrakurikuler apakah yang paling diminati/sebaliknya?
Jawab: Ekskul basket yang diminati kalau yang kurang peminatnya
menurut saya itu ekskul ilmu bela diri.
2. Apakah kamu mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler? Jika iya
adakah kelebihan dan kekurangan dalam ekstrakurikuler tersebut?
Jawab: Iya ekskul basket, kelebihannya basket putri lebih sering
pengiriman atau mengikuti lomba di eksternal. Kalau
kekurangannya itu di lapangan basket. Kita kan di basket ada 17
orang jumlahnya.
3. Apakah manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler dalam kegiatan pembinaan santri?
Jawab: Kalau ekskul basket itu bikin langsing, lebih sehat dan pastinya
banyak pengalaman karena saya juga pernah menang lomba
basket di al-mizan juara 1, Islamic village juara 3 tahun 2018 dan
porkab. Untuk kegiatan kokurikuler manfaatnya itu menambah
pengetahuan, memperluas kemampuan.
4. Apa saja fasilitas serta sarana dan prasarana yang disediakan untuk
mendukung kegiatan ekstrakurikuler? Apakah sudah memadai?
Jawab: Bola basket, ring, dan lapangan. Kalau baju, kita pake baju basket
yang dari pelatih untuk anggota yang sudah lama, kalau untuk
anak kelas 1 pakai baju olahraga darqo. Menurut saya fasilitasnya
sudah memadai cuma kurangnya di lapangan yang masih aspal
dan masih kasar.
5. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler?
127
Jawab: Kalau di ekskul itu pelatih, anggota ekskul, ustazah annisa dan
ustazah fera sebagai kasubag ekskul. Kegiatan kokurikuler ada
ustazahnya di bidang masing-masing.
6. Apa peran Pembina ekstrakurikuler dalam pelaksanaan kegiatan?
Jawab: Sebagai pemimbing dan penanggung jawab, jika ada hal-hal yang
kurang atau dibutuhkan pasti konfirmasi ke ustazah Fera nanti
ustazah fera kasih solusi dan bantuan.
7. Apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler?
Jawab: Saya jadi lebih sehat dan jarang sakit, karena kan olahraga ya
latihannya juga rutin, dari hari senin sampai kami situ sore kalau
jumat pagi sama pelatih karena memang jadwal ekskul hari jumat.
8. Apa ukuran keberhasilan dan ukuran kegagalan dalam kegiatan
ekstrakurikuler di ponpes?
Jawab: Kalau ukuran keberhasilan itu diliat dari kita waktu menang
lomba, kan basket banyak ikut lomba. Kalau gagal atau ga juara
ya berarti kita mainnya ada kekurangan dan harus diperbaiki
teknik permainannya biar lebih baik dari sebelumnya. Kita juga
sering ikut pospenas itu pekan olahraga pesantren jadi lebih
sering di kegiatan yang diadain pondok pesantren, pernah juga si
di Nasional tapi waktu saya masih kelas 1. Intinya kita saling
mengajarkan aja waktu latihan. Berbagi ilmu sama materi yang
sudah kita pelajari.
Mengetahui:
Santri Interviewer
Putri Adzilla Malik Anis Purwanti
128
Lampiran 12
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
129
Lampiran 13
Struktur Manajemen Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
STRUKTUR PERSONALIA
MADROSATUL MU'ALLIMIN AL-ISLAMIYAH (MMI)
PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM 1
PENGASUH PESANTREN : Drs. KH. Ahmad Syahiduddin
: Dra. Hj. Enah Huwaenah
: Drs. KH. Moh. Mahdi
: Drs. KH. Hatim Fannani
MAJELIS TAUSIYAH : Drs. Taftazani
: Drs. Ubaidillah Asnawi
: Drs. Muhamad Wahyuni Nafis, MA
: Ismatu Rapi, Ph.D
: H. Ferdinal Lafendry, M.M., M.Pd.
: Aan Rukmana, MA
PEMIMPIN PESANTREN : KH. Nahrul Ilmi Arif, S. Ag
WAKIL PEMIMPIN PESANTREN : Drs. H. Encep Abdul Aziz
TATA USAHA DAN PRANATA
PONDOK
1). Sekretaris Pondok : Ahmad Idrus, S. Pd
Anggota : Azizsam, S. Pd
: Khotibul Umam
2). Kepala Keuangan : H. Ahmad Ali Mudzakir, M.Pd.
Anggota : Miky Dian Fanany, S.Pd.I
: Ade Hidayat, S.Pd.
: Mohamad Faturohman, S.Pd
: Haerul Kahfi
: Imas Permasi, S.Pd.
: Rossani Amelia
3). Kepala Sarana dan Prasarana : H. Kasidin, S.Pd.
Anggota : Ahmad Faiq Mu'tasim Billah, S.Pd.
: Didi Setiawan, S.Pd.
: Muhammad Alhaqi Annajili
130
4). Kepala Marching Band : Muhamad Azka Al Fuadi
Anggota : Andini Putri Jayanti
: Anisa Az-zahrawani
5). Kepala Majelis Guru : Muhammad Faiz Taqiuddin, S.E
Anggota : Dede Suwanto Wijaya, S.Pd.
6). Kepala Pengembangan SDM : Dr. H. Asmaul Husna, M. Pd
Anggota : H. Sholeh Umar Harahap, S. Ag
Hj. Ifat Faridah Millah, M. H
Drs. H. Irawan, M. Pd.
7). Majelis Pembimbing Kelas 6 : Kepala MA Daar el-Qolam
: Kepala Bagian pengajaran
: Kepala bagian pengasuhan PA/PI
: Wali-Wali Kelas 6
8). Kepala Bagian IT : Novry Haryono, M. Pd
Anggota : Muhammad Setiawan, S. Pd
: Mahfuddin, S. Kom
: Ahmad Faiq Mu'tasim Billah, S. Pd
: Ahmad Zahid Ali, SE
: Fahmi Azizi Al-Ghifari, S. T.
ADMINISTRASI SEKOLAH
1). Kepala MTs Daar El- Qolam : Mumung Ma'mun Nawawi, MM
(a). Wakil Kepala MTs Daar El-
Qolam :
Waska, S. Pd
(b). Sekertaris MTs : Ferry Suhanda Mukhlis, M.Pd
Anggota : Madhan Syafiq, S.Si
Mahmuddin, S.Pd.
2). Kepala MA Daar El-
Qolam/University Center : H. Ahmad Ali Mudzakir, M.Pd
(a). Wakil Kepala MA Daar El-
Qolam : Abdurrohman, M.Pd
(b). Sekertaris MA : Suswanto, S.Pd.
Anggota : Ahmad Zahid Ali, SE
: Mohamad Fahmi, S.Pd.
(c). Kepala Layanan Pendukung
Pembelajaran MTs/MA : Drs. H. Irawan, M.Pd.
131
(1). Perpustakaan Putri : Dwi Septiyana, S.Pd.
: Hj. Sa'adah, S. Pd
(2). Perpustakaan Putra : Muhammad Anshorullah
: Nana Suhana, S. Pd
(3). Laboratorium : Feri Purwanto, S.Pd.
: Imas Permasi, S.Pd.
: Nana Suhana, S.Si.
KEPALA BAGIAN PENGAJARAN : Dr. H. Asmaul Husna, M.Pd
Kepala Sub-Bagian KBM : Deni Humaedi, S.Pd.I
Anggota : H. Asef Yusuf Sy, S.Mn. M.Pd.
: Syaiful Anwar, S.Pd
: Ahmad Yani, S.Pd
: Novri Haryono, M.Pd.
: Tia Setiadin, S.Pd.
: Fikri Ali
: Farhan Fakhir
: Rakha Aditya Baidhowi
: Umar
: Khotibul Umam
Kepala Sub-Bagian Kurikulum dan
I'dad : Tamami Apif, S.Pd.I
Anggota : Drs. H. Irawan, M.Pd.
: Abdurrohman, M. Pd.
: Sandi Afrial, S.Pd.I.
: Muhammad Setiawan, S.Pd.
Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler : Nurofiq, S. Si
Anggota : Feri Purwanto, S.Pd.
: Fera, S.E.
: Awalia Arfan, M.Pd.
Kepala Sub-Bagian Kitab Salafi : Arif Rahman, S. Th. I
Anggota : Afifuddin
: Nina Mariatul Ulfah, S. Ag
: Indah Sari
KEPALA BAGIAN PENGASUHAN : H. Soleh Umar Harahap, S. Ag
132
PUTRA
Kepala Sub-Bagian Disiplin : H. Ahmad Gunawan, S.Ag.
Anggota : Hermanto, S.Ag
: Edison, SE
: Ahmad Nahrowi, S.Pd.I.
: Ahmad Taufix, S. Pd
: Fahrur Rozi, S.Pd.
: Zulkarnein Nasution
: Ikhsan Islah
Kepala Sub-Bagian Asrama : Firdaus, S.Pd.I
Wali Rayon Al-Fatah : Ahmad Taufix, S. Pd
Wali Rayon Indonesia : Fahrur Rozi, S.Pd.
Umar
Wali Rayon As-Saudi : Mohamad Faturohman, S.Pd
Rakha Aditiya Baidhlowi
Wali Rayon Jumarot : Didi Setiawan, S. Pd.
Khotibul Umam
Wali Rayon Al-Kahfi : Ir. Suherman
Faisal Mahliansah
Wali Rayon Baitul Arqom : Baharuddin Yusuf
Muhammad Alhaqi Annajili
Wali Rayon Baitul Ridho : Wakhid Hasyim, M.Pd
Mahmuddin, S. Pd.
Wali Rayon An-Najah : Ahmad Nahrowi, S. Pd.I.
Kepala Sub-Bagian Ekstrakulikuler : Rizky Permana Putra, S.Pd.
Unit Olahraga : Mahfuddin, S. Kom.
Anggota : Irvan Muzaki, S. Pd.
Unit Kesenian & Keterampilan : Ahmad Idrus, S. Pd.
Anggota : Ahmad Zahid Ali, SE.
Kepala Sub-Bagian Kesehatan : Wakhid Hasyim, M.Pd.
Anggota : Fahmi Nurul Iman, S.Pd.
KEPALA BAGIAN PENGASUHAN
PUTRI : Hj. Ifat Faridah Millah, M. H
Kepala Sub-Bagian Disiplin : Yeni Ratnapuri, S.Pd.I.
Anggota : Risca Rosdiana, S.Pd.
: Faozah
: Yopi
133
: Dina Munawaroh, S.Pd.
: Siti Sutikah
Kepala Sub-Bagian Asrama : Qurratu Ainin, S.Pd.
Wali Rayon Mastufah 1 : Faozah
Wali Rayon Mastufah 2 : Ratu Ayu Fembayun, S.Pd.I
Wali Rayon Khodijah : Rini Oktavia, S.Pd
Wali Rayon Rifa'i 1 & 2 : Yopi
Wali Rayon Rifa'i 3 & 4 : Rosanni Amelia
Wali Rayon Rifa'i 5 : Hj. Juju Julaeha, S.Pd
Wali Rayon Masyitoh 1 : Ita Puspita Ariani, S.Pd
Samrotul Fuadah
Wali Rayon Masyitoh 2 : Nabilla Anjani
Annisa Rizki Amaliah
Wali Rayon Masyitoh 3 : Siti Sutikah
Hj. Sa'dah, S. Pd.
Wali Rayon An-Nashr : Dina Munawaroh, S.Pd.
Mutoharoh Febriyanti
Wali Rayon Umul Mu'minin : Yeni Ratnapuri, S.Pd.I.
Kepala Sub-Bagian Ekstrakurikuler : Fera, SE
Unit Olahraga : Annisa Rizki Amaliah
: Walaul Uyuni
Unit Kesenian dan Keterampilan : Hj. Juju Julaeha, S.Pd
Rossani Amelia
Kepala Sub-Bagian Kesehatan Putri : Risca Rosdiana, M.Pd.
Anggota : Evah Musrifah
KEPALA BAGIAN BAHASA
PUTRA : Khoirunnasihin, S. Pd
Kepala Sub-Bagian Bahasa Arab : Wari, B.A
: Heru Mahbarullah, Lc.
: Fikri Ali
: Didi Setiawan, S. Pd
: Muhammad Alhaqi Annajili
Kepala Sub-Bagian Bahasa Inggris : Sandi Afrial, S. Pd. I
: Syaiful Anwar, S.Pd.
: Muhammad Azka Al-Fuadi
: Baharuddin Yusuf
134
: Rakha Aditiya Baidhlowi
Kepala Sub-Bagian Muhadoroh : Ahmad Idrus, S.Pd.
: Mohamad Faturohman, S. Pd
: Ahmad Yani, S. Pd
: Ahmad Taufix, S.Pd.
: Khotibul Umam
KEPALA BAGIAN BAHASA PUTRI : Maryam Ul-Ardly, M. Pd
Kepala Sub-Bagian Bahasa Arab : Narsiah, SE
: Qorinah, S.Pd.I
: Silvia Agustin, S. Pd.
Kepala Sub-Bagian Bahasa Inggris : Siti Maryam, S.Pd.I
: Sulistiana, S. Pd.
: Yunita Rifianti, S.Pd.
: Cici Khoirunnisa, S. Pd.
Kepala Sub-Bagian Muhadoroh : Muflihatunnisa S.Pd.I
: Robiatul Adawiyah, S.Pd.I
: Chandra Nuruliana, S. Pd.
KEPALA BAGIAN LPTQ DAN
PEMBINAAN IBADAH PUTRA : H. Ahmad Bahruddin, S. Ag
Kepala Sub-Bagian LPTQ Putra : Feri Purwanto, S.Pd.
Anggota : Faisal Mahliansah
: Mohamad Fahmi, S.Pd.
Kepala Sub-Bagian membaca Al-
Qur'an Setelah Magrib : Wari, BA
Anggota Cecep Husni Mubarok, S. Fil
: Wawan Setiawan, S. Pd
: Muhammad Anshorullah
: Eka Setia Yudha, S. Pd
Kepala Sub-Bagian Tatalaksana
Ibadah Ritual : Ahmad Sarmawi, S.Ag
Anggota Samsul Ramli, S.H.I
H. Heri Irawan, S.Pd
Madhan Syafiq, S.Si
Gufron Syarif, S.E
135
Mahmuddin, S.Pd.
Umar
Kepala Sub-Bagian Pembinaan
Ibadah : Afifuddin
Anggota : Irvan Mudzaki, S. Pd
: Baharuddin Yusuf
: Andri Setiawan, S.Pd.
KEPALA BAGIAN LPTQ DAN
PEMBINAAN IBADAH PUTRI : Maesaroh, S. Ag. MM
Kepala Sub-Bagian LPTQ Putri : Eka Kurniasih, S.Pd.I
Anggota : Ratih Haznia, S. Pd.I
Kepala Sub-Bagian Membaca Al-
Qur'an Setelah Magrib : Navida Handayani, S.Pd.
Anggota : Sri Setiawardhini, S.Si
: Walaul Uyuni
Kepala Sub-Bagian Tatalaksana
Ibadah Ritual : Wiwin Juniwati, S.Pd.I
Anggota : Umi Fikria, S. H. I
: Nabilla Anjani
: Evah Musrifah
: Sulistiawati
: Indah Sari
: Siti Rukiah Nurfitiani
: Mutoharoh Febriyanti
Kepala Sub-Bagian Pembinaan
Ibadah : Hj. Yumiati, S.E
Anggota : Nina Mariatul Ulfah, S.Ag
: Rinayanti
: Dede Arsy
136
Lampiran 14
Struktur Kurikulum Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
Struktur Kurikulum Program 6 Tahun
No Pelajaran Kelas & Jumlah Jam Pelajaran Tiap Darqo
1 2 3 4 IPA 4 IPS 5 IPA 5 IPS 6 IPA 6 IPS
Kurikulum Pesantren
1 Bahasa Arab 1 8
2 Insya
2 2 2 2 2 2 2 2
3 Imla 1 1 1
4 Mutholaah 2 2 2 1 1 1 1 1 1
5 Nahwu
3 3 2 2 2 2 2 2
6 Shorof
1 1
7 Tamrin Lughah
1 1 1 1 1 1 1 1
8 Mahfuzhat 1 1 1 1 1 1 1
9 Balaghah
1 1 1 1 1 1
10 Tarikh Adab Lughah
11 Mantiq
1 1
12 Aqoid 2 2 2 2 2 2 2 2 2
13 Quran Tajwid 1 1
14 Tafsir 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 Hadits 2 2 2 2 2 2 2 2 2
16 Fiqih 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 Faraidl
1
18 Ushul Fiqh
1 1 1 1 1 1 1
19 Musthalah Hadits
1 1 1 1
20 Tarikh Islam 1 2 1 1 1 1 1 1 1
21 Tarbiyah
1 1 1 1 1 1
SUB JUMLAH 22 22 22 19 19 20 20 20 20
Kurikulum Nasional
22 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 2 3 3
23 Bahasa Inggris 4 4 4 3 3 3 3 3 3
24 Matematika 4 4 4 3 3 3 3 4 4
25 Pkn 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 IPA Terpadu 3 3 3
27 Biologi
2 1 2 1 3
28 Fisika
3
3
3
29 Kimia
3
2
2
30 IPS Terpadu 2 2 2
31 Sejarah
1 1 1 1 1 1
32 Ekonomi
1 3 1 3
3
33 Geografi
3
2
3
34 Sosiologi
2
2
2
35 Komputer 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 Khath 1 1
37 Reading 1
38 Grammar
1 1 1 1 1
39 Muhadharah 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 Pramuka/Keputrian
1 1 1 1 1 1
SUB JUMLAH 20 20 20 23 23 22 22 22 22
JUMLAH MAPEL 42 42 42 42 42 42 42 42 42
137
Lampiran 15
Kalender Pendidikan Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
KALENDER PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DAAR EL QOLAM GINTUNG, JAYANTI, TANGERANG, BANTEN TAHUN PELAJARAN 2019-2020
SEMESTER I
NO HARI, TANGGAL, BULAN KEGIATAN
1 Sabtu - Ahad, 15-16 Juni 2019 / 11 - 12 Syawal 1440 H
Kedatangan Santri Pasca Libur Semester Akhir & Libur Lebaran
2 Senin, 17 Juni 2019 / 13 Syawal 1440 H Awal KBM Semester 1 Tahun Ajaran 2019-2020
3 Ahad, 23 Juni 2019 / 19 Syawal 1440 H Kedatangan Santri Baru
4 Selasa, 25 Juni 2019 / 21 Syawal 1440 H Pembagian Rapot dan Pengukuhan Bintang Pelajar Semester Akhir TP. 2018-2019
5 Senin - Kamis, 01 - 04 Juli 2019 / 27 Syawal - 1 Dzul-Qa'dah 1440 H
Kegiatan Pekan Olahraga dan Seni
6 Jum'at, 05 Juli 2019 / 02 Dzul-Qa'dah 1440 H
Gladi Kotor Pekan Perkenalan (Khutbatul Arsy)
7 Sabtu, 06 Juli 2019 / 03 Dzul-Qa'dah 1440 H
Gladi Bersih Pekan Perkenalan (Khutbatul Arsy)
8 Ahad, 07 Juli 2019 / 04 Dzul-Qa'dah 1440 H Apel Pekan Perkenalan (Khutbatul Arsy)
9 Senin - Selasa, 08 - 09 Juli 2019 / 05-06 Dzul-Qa'dah 1440 H
Ceramah Pekan Perkenalan (Khutbatul Arsy)
10 Kamis, 18 Juli 2019 / 15 Dzul-Qa'dah 1440 H
Malam Seni Santri
11 Sabtu, 27 Juli 2019 / 24 Dzul-Qa'dah 1440 H
Silaturrahim Wali Santri Kelas 1 & 1 Ext Daar el-Qolam 3 Kampus Dza' Izza
12 Ahad, 28 Juli 2019 / 25 Dzul-Qa'dah 1440 H Silaturrahim Wali Santri Kelas 1 Daar el-Qolam 2 & 4
13 Ahad, 04 Agustus 2019 / 03 Dzul-Hijjah 1440 H
Silaturrahim Wali Santri Kelas 1 Daar el-Qolam 1
14 Sabtu, 10 Agustus 2019 / 09 Dzul-Hijjah 1440 H
Puasa Arafah
15 Ahad, 11 Agustus 2019 / 10 Dzul-Hijjah 1440 H
Hari Raya Idul Adha 1440 H
16 Kamis, 15 Agustus 2019 / 14 Dzul-Hijjah 1440 H
Pergantian Pengurus Daar el-Qolam 4
17 Jum'at, 16 Agustus 2019 / 15 Dzul-Hijjah 1440 H
Gladi Bersih Upacara Kemerdekaan
18 Sabtu, 17 Agustus 2019 / 16 Dzul-Hijjah 1440 H
Upacara Kemerdekaan RI ke-74
138
19 Kamis, 22 Agustus 2019 / 21 Dzul-Hijjah 1440 H
Pergantian Pengurus Daar el-Qolam 1
20 Kamis, 29 Agustus 2019 / 28 Dzul-Hijjah 1440 H
Pergantian Pengurus Daar el-Qolam 2 & 3
21 Ahad, 01 September 2019 / 01 Muharram 1441 H
Peringatan Tahun Baru Islam 1441 H
22 Sabtu, 21 September 2019 / 21 Muharram 1441 H
Silaturrahim Wali Santri Kelas 3 Daar el-Qolam 3 Kampus Dza' Izza
23 Ahad, 22 September 2019 / 22 Muharram 1441 H
Silaturrahim Wali Santri Kelas 3 Daar el-Qolam 1
24 Ahad, 29 September 2019 / 29 Muharram 1441 H
Silaturrahim Wali Santri Kelas 3 Daar el-Qolam 2 & 4
25 Selasa, 22 Oktober 2019 / 23 Shafar 1441 H
Peringatan Hari Santri Nasional
26 Sabtu, 09 November 2019 / 12 Rabi'ul Awwal 1441 H
Peringatan Mulid Nabi Muhammad SAW
27 Rabu, 13 November 2019 / 16 Rabi'ul Awwal 1441 H
Akhir KBM Semester I
28 Kamis - Jum'at, 14 - 15 November 2019 / 17 - 18 Rabi'ul Awwal 1441 H
Musamahah Ujian Lisan Semester 1
29 Sabtu - Kamis, 16 - 21 November 2019 / 19 - 24 Rabi'ul Awwal 1441 H
Ujian Lisan Semester 1
30 Jum'at, 22 November 2019 / 25 Rabi'ul Awwal 1441 H
Musammahah Ujian Tulisan Semester 1
31 Sabtu, 23 November - Rabu, 04 Desember 2019 / 26 Rabi'ul Awwal - 07 Rabi'ul Tsani 1441 H
Ujian Tulisan Semester 1
32 Rabu - Ahad, 04 - 15 Desember 2019 / 08 - 18 Rabi'ul Tsani 1441 H
Libur Semester 1
33 Kamis - Sabtu, 05 - 14 Desember 2019 / 08 - 17 Rabi'ul Tsani 1441 H
Ujian Kelas Akhir Semester 1
34 Sabtu, 14 Desember 2019 / 17 Rabi'ul Tsani 1441 H
Kedatangan Santri Kelas 5 & 2 Ext
35 Ahad, 15 Desember 2019 / 18 Rabi'ul Tsani 1441 H
Kedatangan Santri Kelas 1 - 4, & 1 Ext
36 Senin, 16 Desember 2019 / 19 Rabi'ul Tsani 1441 H
Awal KBM Semester II
139
Lampiran 16
Data Tenaga Pendidik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1
TENAGA PENDIDIK
PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM 1 Tenaga pendidik Pondok Pesantren Daar el-Qolam 1 adalah sebagai berikut:
NO NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR MATERI YANG DIAMPU
1 Drs. H. M. Mahdi S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
2 Drs. H. Hatim Fannani S1, STAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
3 Dra. Hj. Enah Huwaenah S1, IAIN Jakarta Dirasah Islamiyah
4 Drs. H. Surothul Ulum S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
5 Drs. H. Sirojul M, M.Pd. S2, UHAMKA, Jakarta Dirasah Islamiyah
6 H. Cece Suhria KMI Darussalam Gontor Dirasah Islamiyah
7 H. Agus Tahrir Masduqi KMI Darussalam Gontor Dirasah Islamiyah
8 Drs. H. Edi Asnawi S1, IAIN SMHB, Serang Bahasa Inggris
9 Drs. H. Encep Abdul Aziz S1, IAIN SMHB, Serang Sosiologi
10 H. Sholeh Umar H, S.Ag S1, IAIN Dirasah Islamiyah
11 Drs. Ahmad Syatibi S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
12 H. Nahrul Ilmi Arief, S.Ag S1, IAIB Serang, Serang Dirasah Islamiyah
13 Ahmad Gunawan, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
14 H. Chamdan Widadi, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
15 Nina Mariatul Ulfah, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
16 Drs. H. Masnun Hasan S1, IPD Gontor Dirasah Islamiyah
17 H. Ahmad Bahruddin, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
18 H. Asmaul Husna, M.Pd S2, UHAMKA, Jakarta Dirasah Islamiyah
19 H. A. Ali Mudzakir, M.Pd. S2, UHAMKA, Jakarta Dirasah Islamiyah
20 Maryam Ul-Ardly, M.Pd S2, UNTIRTA, Serang Dirasah Islamiyah
21 Deni Humaedi, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
22 Drs. H. Irawan, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Kimia
23 H. Heri Irawan, S.Pd S1, IKIP, Bandung Kimia
24 H. Asef Yusuf Sy, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Geografi
25 Abdullah Wahid, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
26 Ahmad Sarmawi, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
27 Hermanto, S.Ag S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
28 Kasidin, S.Pd S1, Univ. Muhammadiyah PWT Biologi
29 Drs. H. Habib Maksudi S1, IAIN Jogjakarta Matematika
30 Bahruddin Tb, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Dirasah Islamiyah
31 Hj. Yumiati, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
32 Wiwin Juni Wati, S.Pd.I S1, STAI Salahudin Dirasah Islamiyah
33 Maesaroh, S.Ag, MM S2, IMMI Jakarta Dirasah Islamiyah
34 Ir. Suherman S1, Univ. Pekalongan Biologi
35 Edison, S.E. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Komputer
36 Hj. Juju Julaeha, S.Pd S1, UT Jakarta Matematika
37 Abdurrohman, M.Pd S2, UNTIRTA, Serang Dirasah Islamiyah
38 Yusuf Widiyanto, M. Kom S2, ERESA Jakarta Komputer
39 Hj. Lelah Jumislah, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Materi Pesantren
40 Drs. Teruna Kusnandar S1, IKIP, Jakarta Matematika
41 Khoirunnasihin, S.Pd.I S1, STAI Babunnajah Menes Dirasah Islamiyah
42 Suhaimi B, S.Pd.I S1, STAI Babunnajah Menes Dirasah Islamiyah
43 Yeni Ratnapuri, S.Pd.I S1, STAIN, Serang Dirasah Islamiyah
44 Umi Fikria, S. H. I S1, STAIN, Serang Dirasah Islamiyah
45 Nurazizah, M.Pd. S2, UNTIRTA, Jkarta Dirasah Islamiyah
46 Tamami Apif, S.Pd.I S1, STAIN, Serang Dirasah Islamiyah
47 Eka Kurniasih, S.Pd.I S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
48 Mumung Ma'mun N, M.M S2, UHAMKA, Jakarta Ekonomi
140
NO NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR MATERI YANG DIAMPU
49 Robiatul Adawiyah, S.Pd.I S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
50 Hj. Ifat Faridah M, M. Hum S2, Muhammadiyah Jakarta Bahasa inggris
51 Arif Rahman, S. Th. I S1, UIN, Jakarta Dirasah Islamiyah
52 Cucu Mulyati, S. Pd S1, UPI, Bandung Bahasa Indonesia
53 Ferry Suhanda M, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Ekonomi
54 Muflihatunnisa S.Pd.I S1, IAIN SMHB, Serang Bahasa inggris
55 Gufron Syarif, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Ekonomi
56 Jamalul Laili A, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Ekonomi
57 Novri Haryono, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Dirasah Islamiyah
58 Hj. Mas S. F, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Bahasa Indonesia
59 Fera, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Ekonomi
60 Cecep Husni M, S. Fil. I S1, IAIN SMHB, Serang Sejarah
61 Ahmad Nahrowi, S. Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Serang Dirasah Islamiyah
62 Nyayu A. N. F., S. Pd.I S2, UNTIRTA, Serang Dirasah Islamiyah
63 Ratih Haznia, S. Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
64 Sandi Afrial, S. Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
65 Nana Suhana, S.Si. S1, UPI, Bandung Matematika
66 Siti Maryam, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
67 Eka Meka Taurisia, S.H.I S1, IAIN SMHB, Serang Bahasa inggis
68 Vera H, S.E S1, UNTIRTA, Serang Ekonomi
69 Muhammad Faiz Ta, S.E S1, Jayabaya, Jakarta Ekonomi
70 Hj. Sa'adah, S. Pd. S1, UNTIRTA, Serang B. Indonesia
71 Mahfuddin, S.Kom S1, UNSERA, Serang Dirasah Islamiyah
72 Firdaus, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Fiqih
73 Miky Dian Fanany, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
74 Musyarofah, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang, Serang Dirasah Islamiyah
75 Nurwahidatul J, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Serang Dirasah Islamiyah
76 Dwi Septiyana, S. Pd S1, UPI Bandung B. Indonesia
77 E. Silfana K, A. Md. Kom. S1, STMIK Global Komputer
78 H. Ishak Fariz, S.Pd S1, STKIP, Lebak B. inggris
79 Ahmad Zainuddin, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Serang Dirasah Islamiyah
80 Imam Muttaqien, S.Pd S1, Univ. Muhammadiyah PWT Biologi
81 Milda Ariyanto, M.Pd. S2, UNTIRTA, Serang Biologi
82 Nurofiq. S.Si S1, UNNES, Semarang Fisika
83 Drs. Zulnayedi, M.Pd S2, UNTIRTA, Serang Bahasa Indonesia
84 Samsul Ramli, S.H.I S1, UIN, Bandung Bahasa Indonesia
85 Ade Putra P, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Bahasa inggris
86 Sri Setiawardhini, S.Si S1, UNNES, Semarang Fisika
87 Qorinah, S.Pd.I S1, ISID, Gontor Dirasah Islamiyah
88 Khairil Anwar, S.Pd. S1, UNTIRTA, Serang Matematika
89 Fahrur Rozi, S.Pd S1, Univ. Muhammadiyah PWT Matematika
90 Yunita Rifianti, S.Pd. S1, Univ. Muhammadiyah PWT Bahasa inggris
91 Suswanto, S.Pd. S1, UNNES, Semarang Ekonomi
92 Narsiah, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Akuntansi
93 Riska Galbina, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Akuntansi
94 M. Haekal, S.E S1, La Tansa Mashiro, Lebak Ekonomi
95 Muhammad Bilal S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
96 Feri Purwanto, S.Pd. S1, UNNES, Semarang Fisika
97 Aditya Nugraha, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
98 Wakhid Hasyim, S.Pd.I S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
99 Muhammad S, S.Pd. S1, UNNES, Semarang Matematika
100 Dedi Haeruzi, M.Ag S2, UIN, Bandung Dirasah Islamiyah
101 Anjar Pawestri, S.Pd. S1, UNY, Yogyakarta Bahasa Indonesia
102 Irvan Muzaki, S.Pd. S1, UNNES, Semarang Fisika
103 Ahmad Idrus, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
104 Misbahul Munir, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
105 Ahmad Hafiz, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
106 Didi Setiawan, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
107 Syaiful Anwar, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
141
NO NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR MATERI YANG DIAMPU
108 Hidayatullah, S.E. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Ekonomi
109 Ahmad Yani, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
110 Nur Habibah Junaedi, S.E. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
111 Ijah Faizah, S.Pd. S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
112 Rini Oktavia, S.Pd. S1, UIN, Jakarta Dirasah Islamiyah
113 Madhan Syafiq, S.Si S1, UNY, Yogyakarta Fisika
114 Noviana Isnaeni H, S.Pd. S1, Univ. Muhammadiyah PWT Matematika
115 Vera Rahayu, S.Pd. S1, UIN SGD, Bandung Fisika
116 Tia Setiadin, S.Pd. S1, UIN SGD, Bandung Matematika
117 Ade Hidayat, S.Pd. S1, UIN SGD, Bandung Matematika
118 Awalia Arfan, S.Pd. S1, UNNES, Semarang Geografi
119 Risca Rosdiana, S.Pd. S1, UIN SGD, Bandung Fisika
120 Eka Setya Yudha, S.Pd. S1, UNTIRTA, Serang B. Indonesia
121 Mohamad Faturohman S1, La Tansa Mashiro, Lebak Dirasah Islamiyah
123 Dina Munawaroh, S.Pd. S1, UIN SGD, Bandung Dirasah Islamiyah
124 Dwi Yulianto, S.Pd. S1, UNTIRTA, Serang Matematika
125 Navida Handayani, S.Pd. S1, UIN, Jakarta Sejarah
126 Qurratu Ainin, S.Pd. S1, STKIP, Bandung Bahasa Indonesia
127 Khaerul Anam, S.Th.I S1, ISID, Gontor Dirasah Islamiyah
128 Heru Mahbarullah, Lc S1, al-Azhar, Kairo Dirasah Islamiyah
129 Putakah, S.Pd. S1, UNTIRTA, Serang B. Indonesia
130 Imas Permasi, S.Pd. S1, UNNES, Semarang Biologi
131 Ratu Ayu F, S.Pd.I S1, IAIN SMHB, Serang Dirasah Islamiyah
132 Mahmuddin, S.Pd. S1, UNTIRTA, Serang Biologi
133 Mohamad Fahmi, S.Pd. S1, UIN, Bandung Biologi
134 Dede Suwanto W, S.Pd. S1, UNTIRTA, Serang Biologi
135 Ita Puspita Ariani, S.Pd S1, UIN, Bandung Matematika
136 Fahmi Nurul Iman, S.Pd. S1, UIN, Bandung Fisika
137 Andri Setiawan, S.Pd. S1, UIN, Bandung Kimia
138 Belva Jerry, M.Pd. S2, UNTIRTA Materi Pesantren
139 Lailatul Badriyah, S.Pd.I S1, ISID, Gontor Materi Pesantren
140 A. Faiq Mu'tasim B, S.Pd. S1, UPI, Bandung Materi Pesantren
141 A. Harismawan M, S.Pd. S1, UPI Bandung Materi Pesantren
142 Fariz Fauzi Arief, S.I.P. S1, UNPAD Sosiologi
142
Lampiran 17
Pedoman Umum Kegiatan Ekstrakurikuler Pondok Pesantren Daar el-Qolam
PEDOMAN UMUM
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SANTRI
PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi
Dalam pedoman umum kegiatan ekstrakurikuler Pondok Pesantren Daar el-
Qolam ini yang dimaksud dengan:
1. Pedoman adalah seperangkat aturan yang menjadi rujukan bagi kegiatan maupun tindakan yang dilakukan oleh orang maupun kelompok.
2. Santri adalah anggota masyarakat yang terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti proses pendidikan, pengajaran dan pengasuhan di Pondok Pesantren Daar el Qolam.
3. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pembinaan santri di luar jam pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat santri
4. Anggota ekstrakurikuler adalah santri yang berminat pada salah satu kegiatan ekstrakurikuler dan terlibat dalam pembinaan setelah melalui proses pendaftaran.
5. Pembina ekstrakurikuler adalah seorang yang memiliki minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan ekstrakurikuler.
6. Pelatih ekstrakurikuler adalah seorang yang menangani proses
kepelatihan yang terlibat secara langsung untuk mencapai target kemampuan anggota yang terukur.
7. Hak santri adalah kebutuhan yang melekat pada diri seseorang untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu.
8. Kewajiban santri adalah sesuatu yang dilekatkan kepada seseorang atau seluruh untuk dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
143
Pasal 2
Maksud
Maksud diberlakukannya pedoman umum kegiatan ekstrakuri-kuler Pondok
Pesantren Daar el- ini adalah:
1. Menegakkan disiplin dalam kegiatan ekstrakurikuler Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
2. Menanamkan akhlak mulia dalam setiap kegiatan ektraku-rikuler. 3. Memberikan landasan dan panduan kepada santri dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
Pasal 3
Tujuan
Tujuan diberlakukannya pedoman umum kegiatan ekstrakuri-kuler Pondok
Pesantren Daar el-Qolam ini adalah untuk:
1. Terciptanya suasana yang kondusif bagi keberlangsungan kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
2. Terciptanya generasi muda yang handal, sehat dan berintegritas tinggi.
BAB III
ASAS, JENIS DAN BIDANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Pasal 4
Asas
Asas dari kegiatan ekstrakurikuler Pondok Pesantren Daar el-Qolam ini
adalah untuk:
1. Asas pengembangan yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas santri sesuai dengan potensi, bakat dan minat.
2. Asas sosial yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial santri.
3. Asas rekreatif yaitu mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan santri yang menunjang proses perkembangan.
4. Asas persiapan karir yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir santri pada masa depan.
144
Pasal 5 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di Pondok Pesantren Daar el-Qolam
adalah sebagai berikut:
1. Krida yaitu kegiatan santri yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan dasar kepemimpinan santri meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA). 2. Karya ilmiah yaitu kegiatan santri yang bertujuan untuk meningkatkan
pola pikir santri dalam ilmu pengetahuan santri meliputi Kegiatan Ilmiah
Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan akademik. 3. Latihan atau lomba pengembangan bakat dan prestasi yaitu kegiatan
santri yang ditujukan untuk mengembangkan skill dan kemampuan santri meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, keilmuan dan keagamaan.
Pasal 6
Co-Curriculum dan Ekstrakurikuler
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di Pondok Pesantren Daar el-Qolam
adalah sebagai berikut:
1. Co-curriculum yang meliputi: a. Marching band, atau pramuka atau keputrian;
b. Muhadharah; c. Hafalan al-Quran yakni juz ketigapuluh, Yasin, al-Rahman, al-Waqiah, al
Mulk) dan tatacara tahlil (kaifiyatuttahlil);
d. Community service yakni melakukan kerja sosial selama 5 (lima) jam untuk Kelas 3 dalam satu tahun ajaran;
e. Reading passport yakni membaca 3 buku/tahun dengan ketentuan 2 (dua) buku ditentukan oleh pesantren dan 1 (satu) buku dipilih oleh santri.
2. Bidang Ekstrakurikuler yang meliputi: a. Bidang olahraga yaitu futsal, sepak bola, bola voli, bola basket,
badminton, sepak takraw, dan silat; b. Bidang kesenian yaitu band, marawis, hadrah, qasidah, klanting,
angklung, JMQ (jam’iyyatul qurra), theater, seni rupa dan nasyid; c. Bidang keputrian yaitu tata boga, tata rias dan hasta karya. d. Bidang keilmuan dan keagamaan yaitu robotik (droid), Kelompok
Ilmiah Santri, Tim Olimpiade dan Lomba, jurnalistik, JHQ (jam‘iyyatul huffadz Quran), Kursus Bahasa Inggris dan Kursus Bahasa Arab, IT Community
145
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN SANTRI
Pasal 7
Hak Santri
Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai hak dalam
ekstrakurikuler antara lain:
1. Memilih dan menentukan bidang ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat; setiap santri hanya diperbolehkan memilih satu kegiatan ekstrakurikuler.
2. Mendapatkan bimbingan dan pelatihan. 3. Mendapatkan fasilitas yang disiapkan oleh Pondok Pesantren Daar el-
Qolam. 4. Mendapatkan kenyamanan selama kegiatan ekstrakurikuler. 5. Mendapatkan kesempatan untuk ikut ber peran aktif dalam
pengembangan Pondok melalui kegiatan ekstrakurikuler. 6. Mendapatkan penilaian (raport) sebagai penunjang akademik. 7. Mendapatkan penghargaan jika menjuarai atau memenangi lomba atau
kompetisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 8 Kewajiban Santri
Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai kewajiban dalam
ekstrakurikuler antara lain:
1. Menggunakan bahasa resmi (Arab dan Inggris) yang baik dan santun
selama kegiatan ekstrakurikuler. 2. Menjaga ketenangan ketertiban selama kegiatan ekstrakurikuler. 3. Menghentikan kegiatan ekstrakurikulaer pada pukul 17.00 WIB pada hari
biasa pukul 10.00 WIB dan 13.30–15.00 WIB pada hari Jumat 4. Memiliki pakaian dan perlengkap yang sudah ditentukan di bidang
ekstrakurikuler masing-masing. 5. Menjaga fasilitas kegiatan yang disiapkan pondok. 6. Datang tepat waktunya. 7. Meminta izin apabila berhalangan.
Pasal 9
Sanksi-Sanksi
1. Santri yang tidak hadir dalam latihan 1-3 kali tanpa keterangan, maka akan mendapatkan sanksi teguran atau tidak diikutsertakan dalam turnamen.
146
2. Santri yang tidak hadir dalam latihan 4 kali tanpa keterangan, maka akan mendapatkan sanksi dinonaktifkan dari kegiatan ekstrakurikuler.
3. Santri yang latihan melebihi batas yang ditentukan, maka akan mendapatkan sanksi teguran.
4. Santri yang berkata tidak sopan pada latihan, maka akan mendapatkan sanksi teguran.
5. Santri yang merusak fasilitas ekstrakurikuler secara sengaja dalam latihan, maka akan mendapatkan sanksi penggantian barang yang dirusak.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PEMBINA DAN PELATIH
Pasal 10
Hak Pembina
Pembina Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai hak dalam
ekstrakurikuler antara lain:
1. Mendapatkan fasilitas yang mendukung pelaksanaan kegiatan seperti, kaos olahraga, sepatu dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Mendapatkan penilaian pada soft kompetensi bidang pengawasan ekstrakurikuler untuk kepentingan sistem penggajian (salary system).
3. Mendapatkankan intensif tambahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 11
Kewajiban Pembina
Pembina Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai kewajiban dalam
ekstrakurikuler antara lain :
1. Melakukan pengecekan terhadap santri dan pelatih dalam bentuk absensi serta melaporkannya kepada koordinator ekstrakurikuler secara regular.
2. Membantu pelatih kegiatan dalam membuat rencana program kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Menegur santri apabila melampaui batas waktu latihan. 4. Memberi masukan dan motivasi kepada santri sesuai dengan kemampuan. 5. Membantu santri untuk ikut memelihara dan merawat barang inventaris
pondok yang digunakan. 6. Memberikan sanksi kepada santri yang melanggar disiplin.
Pasal 12
Hak Pelatih
147
Pelatih Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai hak dalam
ekstrakurikuler antara lain:
1. Mendapatkan honorarium atau uang saku sesuai denga ketentuan yang berlaku.
2. Mendapatkan penghargaan dari Pondok apabila berhasil mengembangkan kemampuan dan bakat santri seperti menjadi juara dalam suatu pertandingan atau perlombaan.
Pasal 13
Kewajiban Pelatih
Pelatih Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai kewajiban dalam
ekstrakurikuler antara lain:
1. Menandatangani dan menyetujui isi kontrak kerja. 2. Menjaga sikap dan akhlak dalam melatih santri serta mentaati aturan
dan sunah-sunah Pondok, 3. Menanamkan disiplin kepada santri. 4. Membuat program kerja berkordinasi dengan pembimbing kegiatan
ekstrakurikuler masing-masing. 5. Membuat target-target capaian berkordinasi dengan pembimbing
kegiatan ekstrakurikuler masing-masing. 6. Memberikan latihan secara baik dan professional sesuai dengan target
yang disepakati.
7. Mengevaluasi hasil dari latihan santri dan memberikan nilai (raport) pencapaian santri setiap satu semester sekali.
Pasal 14
Sanksi Pembina
1. Ketidakhadiran pembina tanpa izin Bagian terkait dalam pengawasan 1-kali maka akan mendapatkan sanksi teguran.
2. Ketidakhadiran Pembina tanpa izin dalam pengawasan 4 s.d 6 kali maka akan mendapatkan teguran dan dihapus hak fasilitas yang tertera pada bab VI pasal 10 ayat 1.
3. Ketidakhadiran Pembina tanpa izin dalam pengawasan 7 kali, maka akan dikurangi penilaian pada soft kompetensi bidang pengawasan
ekstrakurikuler. 4. Ketidakhadiran Pembina tanpa izin dalam pengawasan 8 kali maka akan
dihapus hak insentif tambahan sebagaimana yang tertera pada bab VI pasal 10 ayat 3.
5. Ketidakhadiran Pembina tanpa izin dalam pengawasan 9 kali, maka akan dinonaktifkan dari tugas Pembina ekstrakurikuler.
148
Pasal 15
Sanksi Pelatih
1. Ketidakhadiran pelatih dalam latihan tanpa atau dengan konfirmasi, maka hak honoriumnya per pertemuan tidak berlaku.
2. Ketidakhadiran pelatih dalam latihan 1-2 kali tanpa konfirmasi, maka akan mendapatkan sanksi teguran.
3. Ketidakhadiran pelatih dalam latihan 3 kali tanpa konfirmasi, maka akan mendapatkan sanksi teguran dan hak penghargaan yang tercantum dalam bab VI pasal 12 ayat 2 tidak diberikan.
4. Ketidakhadiran pelatih dalam latihan 4 kali tanpa konfirmasi, maka akan dinonaktifkan dari pelatih ekstrakurikuler.
BAB VI
REKRUITMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Pasal 16
Prinsip dan Mekanisme Rekrutmen
1. Seluruh santri diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan co-curriculum di Pondok Pesantren Daar el-Qolam sesuai dengan minat dan bakat.
2. Rekrutmen ekstrakurikuler dilaksanakan setahun sekali pada setiap tahun ajaran baru.
3. Setiap santri memilih 1 ekstrakurikuler wajib dan 1 ekstrakurikuler
pilihan. 4. Ekstrakurikuler wajib adalah Pramuka, keputrian atau Marching
Band. 5. Ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan-kegiatan sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 6. 6. Santri yang dinyatakan lulus tes kegiatan Marching Band tidak
diikutsertakan untuk mengikuti kegiatan Pramuka dan keputrian. Mereka yang tidak lulus tes kegiatan Marching Band wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan keputrian.
7. Pendaftaran ekstrakurikuler santri baru dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut:
8. Mengisi formulir yang telah disiapkan;
9. Menyerahkan persyaratan adminitratif yaitu foto ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.
10. Santri yang sudah terdaftar di masing-masing ekstrakurikuler dapat langsung mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
11. Waktu pelaksanaan latihan kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
a. Sabtu-Kamis pukul 16.00-17.00 WIB;
149
b. Jumat pukul 08.00-10.00 WI dan 16.00-17.00 WIB.
Lampiran 18
Kode Etik Pengasuhan Pondok Pesantren Daar el-Qolam
KODE ETIK SANTRI
DALAM JALUR PENGASUHAN
PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi
Dalam kode etik santri dalam jalur pengasuhan Pondok Pesantren Daar el-
Qolam ini yang dimaksud dengan:
1. Kode etik adalah aturan yang berkenaan dengan sikap, perkataan, perbuatan dan penampilan seseorang atau kelompok.
2. Santri adalah anggota masyarakat yang terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti proses pendidikan, pengajaran dan pengasuhan di Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
3. Jalur pengasuhan adalah sistem pembinaan kedisiplinan santri sebagai bagian dari penerapan nilai-nilai Panca Jiwa dan Motto Pondok Pesantren dalam kehidupan berasrama, berorganisasi, pengembangan diri dan pendidikan karakter.
4. Hak santri adalah kebutuhan yang melekat pada diri seseorang untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu.
5. Kewajiban santri adalah sesuatu yg dilekatkan kepada seorang atau seluruh untuk dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
6. Halangan syar’i adalah rintangan dan gangguan sehingga suatu rencana atau kewjiban tidak dapat terlaksana.
7. Pakaian shalat adalah seperangkat pakaian terdiri atas baju koko tangan panjang atau jubah berwarna putih, peci baik berwarna putih maupun hitam, dan kain sarung untuk santriwan; mukena berwarna putih dan tidak transparan untuk santriwati.
8. Perlengkapan shalat adalah terdiri atas sajadah, al-Qur’an, dan sandal dan tempat sandal.
9. Tugas pesantren adalah tugas yang diberikan kepada santri oleh pihak terkait di pesantren dalam rangka menanamkan rasa tanggung jawab kepada santri.
150
10. Pakaian olah raga adalah pakaian olah raga resmi dan harian (training, baju kaos, sepatu olahraga).
11. Pakaian harian adalah pakaian yang digunakan santri setiap hari diluar jam formal yaitu celana panjang (bahan), baju kaos berkerah, baju kemeja atau batik untuk santriwan; baju kurung, rok, dan celana panjang bahan untuk santriwati.
12. Pakaian tidur adalah pakaian yang digunakan santri diluar jam formal ketika hendak tidur yaitu celana panjang dan kaos untuk santriwan; daster/longdress berlengan panjang dan wajib memakai celana panjang untuk santriwati.
13. Asrama adalah bangunan tempat tinggal para santri terdiri atas beberapa kamar dan dipimpin oleh seorang kepala asrama.
14. Penugasan edukatif adalah penugasan kerja yang berbasis pelajaran seperti menulis kosa kata (mufradat), mengarang, membersihkan kamar mandi, menghapal ayat-ayat al-Qur’an, atau membangunkan para santri untuk shalat subuh.
15. Intimidasi adalah ancaman secara fisik maupun mental yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lain.
16. Asusila adalah berhubungan badan dan/atau hal-hal yang menjurus pada pornografi dan pornoaksi dengan lawan jenis atau sesama jenis.
17. Berkhalwat adalah berduaan dengan lawan jenis di ruang tertutup. 18. Alat elektronik adalah termasuk handphone, aneka peralatan game,
radio, tape recorder, alat teropong, kamera, dsb. 19. Senjata tajam dan senjata api adalah termasuk barangbarang yang
bisa menciderai seperti pisau, cutter, pedang, golok, kapak, keris, dan pistol.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2 Maksud
Maksud diberlakukannya kode etik santri dalam jalur pengasuhan Pondok
Pesantren Daar el-Qolam ini adalah untuk:
1. Menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan bersama di Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
2. Menanamkan akhlak mulia dalam kehidupan santri. 3. Memberikan landasan dan panduang kepada santri untuk bersikap,
berkata dan berprilaku yang santun.
Pasal 3
Tujuan
151
Tujuan diberlakukannya kode etik santri dalam jalur pengasuhan Pondok
Pesantren Daar el-Qolam ini adalah untuk:
1. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar dan kehidupan bersama di Pondok Pesantren Daar el-Qolam.
2. Terpeliharanya harkat, martabat, kewibawaan Pondok Pesantren Daar el-Qolam sebagai lembaga pendidik Islam.
3. Menciptakan generasi muda Muslim yang berakhlah mulia, unggul dan berintegritas tinggi.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN SANTRI
Pasal 4
Hak Santri dalam Jalur Pengasuhan
Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 mempunyai hak dalam jalur
pengasuhan antara lain:
1. Berhak mendapatkan fasilitas kamar atau tempat tinggal yang layak dan memenuhi ketentuan/komponen sebagai berikut:
2. Jumlah penghuni anggota setiap kamar dalam asrama maksimal 12 (dua belas) orang;
3. Mendapatkan tempat tidur (ranjang) masing-masing sesuai standar
pesantren; 4. Tersedianya penerangan yang memadai di dalam setiap kamar
asrama;
5. Tersedianya kamar mandi yang baik; 6. Tersedianya air yang cukup untuk mandi, cuci dan kakus (MCK) yang
ditampung dalam bak mandi; 7. Tersedianya tempat sepatu masing-masing depan kamar asrama; 8. Berhak mendapatkan kenyamanan asrama dan memenuhi ketentuan/
komponen sebagai berikut: 9. Terdapatnya pembagian tugas piket yang terjadwal dengan adil sesuai
ketentuan Bagian Pengasuhan. Seluruh anggota asrama berhak mendapat giliran untuk piket asrama;
10. Barang tersimpan di dalam lemari aman; 11. Tidak terjadi kekerasan atau bullying baik secara fisik, verbal dan
emosional; 12. Berhak mendapatkan pembimbingan dan perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi berdasarkan jenjang, kelas sosial, warna kulit atau asal suku.
152
13. Berhak untuk mendapatkan izin pulang sementara atau izin keluar Pondok sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
Kewajiban Santri dalam Jalur Pengasuhan di Asrama
Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai kewajiban dalam
pengasuhan di dalam asrama antara lain:
1. Wajib menggunakan bahasa resmi (Arab dan/atau Inggris) yang baik dan santun dalam pergaulan sehari-hari di asrama;
2. Wajib menjaga ketenangan di asrama dengan tidak membuat
kegaduhan dalam bentuk apapun; 3. Wajib menjaga kebersihan kamar dan lingkungan asrama. Asrama
dinyatakan bersih jika memenuhi ketentuan/ komponen sebagai berikut: a. Terbebas dari sampah berserakan; b. Lantai tidak kotor dan terbebas noda; c. Tidak beraroma kurang sedap; d. Tidak ada gantungan baju / apapun juga di ranjang (tempat tidur) e. Wajib menjaga kebersihan bak penampung air di asrama terbebas
dari lumut. f. Wajib meletakkan pakaian kotor masing masing pada tempatnya
dan tidak meletakkan berserakan di asrama dan/ atau di kamar mandi.
g. Wajib mengangkat jemuran paling lambat pukul 17.00 WIB (kecuali untuk baju olahraga yang dipakai saat sore pada hari yang sama).
4. Wajib menjaga kerapihan asrama dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Ranjang yang ada tersusun sesuai formasi yang telah ditentukan;
b. Kasur dan bantal harus bersprei/bersarung dan rapi; c. Tidak meletakkan barang apapun di atas lemari; d. Tidak mengeluarkan ranjang tanpa seizin pengasuhan; e. Tidak meletakan barang apapun di bawah ranjang. f. Wajib menjaga ketertiban dan keamanan asrama dengan
memenuhi ketentuan/komponen sebagai berikut: g. Lemari selalu dalam keadaan terkunci; h. Tidak menyimpan uang lebih dari Rp 50.000 di dalam lemari
masing-masing; i. Tidak membawa barang atau pakaian berbahan jeans, bergambar
partai/produk tertentu atau bertuliskan hal yang tidak mendidik.
153
j. Tidak menyimpan alat olahraga didalam kamar kecuali raket badminton, bet tenis meja.
k. Wajib masuk ke kamar asrama pada pukul 22.00 WIB dan dilakukan absensi.
l. Wajib istirahat/tidur paling lambat pada pukul 23.00 WIB. m. Wajib bangun tidur untuk bersiap shalat subuh 30 menit sebelum
adzan. n. Wajib tidur pada tempat tidur masing-masing yang telah
disediakan, kecuali bagi mereka yang sedang sakit dan diperbolehkan untuk tinggal Sementara di Bagian Kesehatan
Pondok dengan syarat mendapat rekomendasi dari bagian yang
berwenang). o. Wajib memiliki pakaian dan perlengakan shalat, pakaian dan
perlengkapan olehraga sesuai dengan ketentuan, pakaian sekolah dan perlengkapan sekolah, dan pakaian harian yang cukup.
p. Wajib memberikan tanda (seperti nama atau inisial) pada barang milik pribadi.
q. Wajib menggunakan barang milik pribadi dan tidak meminjamkannya) kepada orang lain (termasuk pakaian).
r. Wajib menggunakan celana panjang saat tidur. s. Wajib menggunakan piring dan alat makan lainnya milik sendiri.
Pasal 6
Kewajiban Santri dalam Jalur Pengasuhan di Sekitar/Luar Asrama
Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai kewajiban dalam
pengasuhan di sekita/luar asrama antara lain:
1. Wajib menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan lingkungan asrama dan pesantren.
2. Wajib mendapatkan ijin dari bagian terkait dalam hal kegiatan organisasi atau kelompok.
3. Wajib menggunakan laptop pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.
4. Wajib menjauhi kawasan asrama putri (bagi santri putra) atau asrama putra (bagi santri putri) kecuali dengan sepengetahuan dan/atau izin
dari bagian yang berwenang. 5. Wajib menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan kegiatan dan
atau ketentuan yang berlaku.
Pasal 7
Kewajiban Santri dalam Jalur Pengasuhan di Masjid
154
Santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai kewajiban dalam
pengasuhan di masjid antara lain:
1. Wajib menjaga ketertiban, kebersihan dan adab di masjid untuk beribadah atau kegiatan lain seperti pengarahan umum atau perlombaan tilawah al-qur’an.
2. Wajib mengikuti shalat bejamaah lima waktu, kecuali bagi mereka yang berhalangan dengan alasan yang dibenarkan secara syar’i atau mendapatkan tugas dari Pondok dengan persetujuan pihak terkait.
3. Wajib memakai alas kaki/sandal dan membawa tas sandal ketika berangkat ke masjid.
4. Wajib menggunakan pakaian ke masjid sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Wajib berada di dalam mesjid sebelum shalat dilaksanakan selambat-lambatnya: a. 20 menit sebelum adzan shalat Maghrib; b. 5 menit sebelum iqamah shalat Isya; c. 10 menit sebelum adzan shalat Subuh; d. 5 menit sebelum iqamah atau 5 menit setelah adzan shalat Zuhur;
e. 5 menit sebelum iqamah atau 5 menit setelah adzan shalat Ashar. 6. Wajib membawa al-Qur’an ke masjid pada setiap shalat lima waktu
berjama'ah kecuali ketika shalat ashar. 7. Wajib membaca al-Qur’an setelah shalat lima waktu kecuali setelah
shalat Ashar.
8. Wajib tetap berada di masjid sampai pembacaan al-Qur’an selesai (kecuali ada pemberitahuan atau perintah dari pihak yang berwenang untuk kembali ke kamar).
9. Wajib melaksanakan shalat sunnah qobliyah dan ba’diyah sesuai dengan ketentuan hukum syar’i.
BAB IV
JENIS TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI
Pasal 8
Jenis Tindakan Disiplin
Jenis tindakan disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran dalam
jalur pengasuhan terdiri atas:
1. Tidak boleh mengikuti kegiatan tertentu. 2. Tidak berhak mendapatkan pelayanan.
Pasal 9
Jenis Sanksi
155
Jenis sanksi yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran dalam jalur
pengasuhan terdiri atas:
1. Mendapat teguran lisan maupun tertulis. 2. Mendapat hukuman dalam bentuk penugasan yang bersifat mendidik. 3. Mendapat pembatasan akses dan fasilitas. 4. Membuat perjanjian tertulis yang ditandatangani bersama orang tua. 5. Mendapat hukuman langsung seperti botak atau jemur. 6. Membayar ganti rugi atau denda sesuai dengan nilai kerugian
terhadap akibat yang ditimbulkan dari penganggaran yang dilakukan seperti dalam perusakan fasilitas.
7. Skorsing. 8. Pemberhentian permanen atau dikeluarkan dari Pondok.
BAB V
PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 10
Busana dan Penampilan
Aturan busana dan penampilan santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam
antara lain:
1. Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperkenankan memakai pakaian yang melanggar kesantunan.
2. Santriwan harus mengenakan pakaian sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
3. Tidak diperkenankan memakai pakaian atau celana berbahan jeans; malam dan/atau kumpul non-resmi yang diadakan oleh Pondok;
4. Wajib menggunakan pakaian jubah putih, peci putih dan bersarung ketika menunaikan shalat Jum’at;
5. Wajib menggunakan koko berlengan panjang ketika menunaikan shalat lima waktu;
6. Wajib menggunakan baju koko putih, peci hitam dan bersarung saat shalat malam selasa dan malam Jum’at;
7. Wajib menggunakan kemeja atau batik ketika belajar;
8. Wajib menggunakan kaos yang berkerah dan celana panjang ketika
waktu istirahat dan santai; 9. Wajib menggunakan pakaian olahraga saat olahraga; 10. Wajib menggunakan ID Card pada saat keluar asrama Kecuali waktu
olah raga dan shalat di Mesjid 11. Santriwan tidak diperkenankan memakai pakaian atau celana
ketat/celana model botol atau pensin atau begi.
156
12. Santriwan dan santriwati tidak diperkenankan membuat pakaian seragam organisasi dan/atau kelompok tertentu tanpa seizin Bagian Pengasuhan Pondok.
13. Santriwan tidak diperkenankan berambut panjang (gondrong) dan menggunakan antingdan asesoris lain seperti gelang, bando atau jepit rambut yang bertentangan dengan norma agama dan kesopanan.
14. Santriwati putri harus mengenakan pakaian sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
15. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat atau tipis atau transparan;
16. Wajib mengenakan mukena berwarna putih dan tidak transparan
ketika sholat; 17. Wajib mengenakan baju atasan (batasan panjang sampai 5 cm di atas
lutut) jika memakai rok; 18. Wajib mengenakan baju panjang sampai dibawah lutut minimal 5 cm
jika memakai celana panjang; 19. Baju olahraga tidak ketat, diperbolehkan memakai kerudung instan
(bergo) ketika olahraga; 20. Wajib mengenakan baju lengan panjang sampai pergelangan tangan; 21. Wajib menggunakan dalaman topi ketika menggunakan jilbab; 22. Wajib menggunakan dalaman rok/celana leging ketika menggunakan
rok dan gamis; 23. Wajib menggunakan kerudung bersegi empat tanpa variasi;
24. Wajib mengancingkan lengan baju secara rapi jika berlengan-kancing; 25. Wajib menggunakan baju putih kurung panjang maksimal sejengkal
di atas lutut, berkaos-dalam putih, rok putih dan/atau hitam berbentuk A, dan berjilbab putih berbahan katun saat pergi ke sekolah;
26. Wajib memakai pakaian yang bukan berbahan kaos atau jeans ketika
bersantai; 27. Tidak diperkenankan menggunakan kerudung instan (bergo) ketika
pergi ke sekolah maupun bersantai di luar asrama. 28. Santriwati tidak diperkenankan memakai baju bermanset dan
berbahan sifon. 29. Santriwati harus mengenakan baju putih kurung sampai lutut, celana
hitam ketika menjalankan tugas sebagai penjaga tamu (harisah).
30. Santriwan dan santriwati tidak diperkenankan memakai jam tangan berbentuk gelang bertali serta jam tangan multifungsi (sebagai handphone)
Pasal 10
157
Penegakan Disiplin
Pengurus Pondok Pesantren Daar el-Qolam dapat menegakkan disiplin
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Santri yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku akan dikenakan tindakan disiplin sebagaimana yang diatur dalam Pasal 9.
2. Penegakan disiplin dilakukan oleh Bagian Pengajaran atau pihak yang terkait.
Pasal 11
Jenis Pelanggaran
Santri di Pondok Pesantren Daar el-Qolam tidak dibenarkan untuk
melakukan perbuatan sebagaimana disebut di bawah ini baik di dalam
maupun di luar asrama:
1. Melanggar ketentuan busana dan penampilan sebagaimana diatur dalam Pasal 10.
2. Mengucapkan kata-kata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain dan menimbulkan permusuhan.
3. Melakukan fitnah, provokasi dan agitasi. 4. Melakukan intimidasi dan kekerasan mental (bullying). 5. Berkelahi.
6. Melakukan perusakan dan vandalisme sarana dan prasarana Pondok. 7. Berjudi. 8. Membawa dan menggunakan senjata tajam atau senjata api. 9. Membawa atau memiliki atau menyimpan atau menyebarkan atau
memperdagangkan atau mengunakan narkotika dan obat-obatan terlarang.
10. Membawa atau memiliki atau menyimpan atau menyebarkan atau memperdagangkan atau mengunakan bahan peledak.
11. Mengkonsumsi minuman keras. 12. Meninggalkan pondok tanpa izin. 13. Merokok.
14. Mengambil hak orang lain atau mencuri.
15. Berkhalwat. 16. Melakukan pergaulan bebas atau asusila. 17. Terlibat organisasi terlarang. 18. Membawa atau menyimpan barang elektronik (selain laptop yang
terdaftar). 19. Menggunakan laptop yang terdaftar tidak pada waktu yang
ditentukan.
158
20. Tidak ikut shalat berjama’ah tanpa izin dari bagian yang terkait. 21. Menghina pondok atau bagian-bagian atau intitusi yang ada dalam
Pondok. 22. Terlambat kembali ke Pondok tanpa alasan yang dibenarkan atau
tanpa konfirmasi. 23. Tidur di kamar lain atau ranjang orang lain. 24. Membuat perkumpulan ilegal (gank). 25. Mandi bersama berdua atau lebih dalam satu kamar mandi. 26. Berbohong sedang menstruasi (bagi santriwati). 27. Melakukan transaksi jual beli/berdagang antar santri.
28. Perbuatan-perbuatan lain yang dilarang oleh perundangan yang
berlaku di Indonesia. 29. Bermain Kartu dan atau sejenisnya dam 30. Menarik iuran diluar iuran wajib tanpa izin dari bagian pengasuhan. 31. Mengadakan acara ulang tahun.
Pasal 12
Sanksi Pelanggaran
Santri di Pondok Pesantren Daar el-Qolam melakukan jenis pelanggaran
sebagaimana termaktub dalam Pasal 11 akan mendapatkan sanksi sebagai
berikut:
No Jenis Pelanggaran Sanksi-Sanksi
1 Melanggar ketentuan busana dan penampilan sebagaimana diatur dalam Pasal 10
Penugasan edukasi
2 Mengucapkan kata-kata tidak sopan, kotor, menganggu perasaan orang lain dan menimbulkan permusuhan.
1 kali : Penguasaan edukatif
2 kali :
Perjanjian orang tua dan penugasan edukatif
3 Melakukan fitnah, provokasi dan agitasi
1 kali :
Perjanjian orang tua dan penugasan edukatif
2 kali : Diberhentikan
4 Melakukan intimidasi dan kekerasan mental (bullying)
1 kali :
Perjanjian orang tua dan penugasan edukatif
2 kali : Diberhentikan
5 Berkelahi 1 kali
:
Perjanjian orang tua dan dibotak (untuk santriwan) Perjanjian orang tua dan penugasan edukatif (untuk santriwati)
2 kali : Diberhentikan
6 Melakukan perusakan dan vandalisme sarana dan prasarana Pondok
1 kali :
Perjanjian orang tua dan denda penggantian
2 kali : Diberhentikan
7 Berjudi Diberhentikan
8 Membawa dan menggu- Diberhentikan
159
No Jenis Pelanggaran Sanksi-Sanksi
nakan senjata tajam atau senjata api
9 Membawa atau memiliki atau menyimpan atau menyebarkan atau memperdagangkan atau mengunakan narkotika dan obat-obatan terlarang
Diberhentikan
10 Membawa atau memiliki atau menyimpan atau menyebarkan atau memperdagangkan atau mengunakan bahan peledak
Diberhentikan
11 Mengkonsumsi minuman keras Diberhentikan
12 Meninggalkan pondok tanpa izin (kabur)
1 kali : perjanjian orang tua dan penugasan edukatif
2 kali : Diberhentikan
13 Merokok 1 kali : Perjanjian orang tua dan penugasan edu- katif
2 kali : Diberhentikan
14 Mengambil hak orang lain atau mencuri
1 kali : perjanjian orang tua dan penugasan edu- katif
2 kali : Diberhentikan
15 Berkhalwat 1 kali : perjanjian orang tua dan penugasan edu- katif
2 kali : Diberhentikan
16 Melakukan pergaulan bebas atau asusila
Diberhentikan
17 Terlibat organisasi terlarang Diberhentikan
18 Membawa atau menyimpan barang elektronik (selain laptop yang terdaftar)
1 kali : Diguyur air, pemanggilan orang tua dan penugasan edukatif
2 kali : perjanjian orang tua dan penugasan edu- katif
3 kali : Diberhentikan
19 Menggunakan laptop yang terdaftar tidak pada waktu yang ditentukan
1 kali : Dilarang menggunakan laptop selama 3 bulan
2 kali : Diguyur air, pemanggilan orang tua dan penugasan edukatif
3 kali : Dilarang membawa laptop, guyur air dan perjanjian orang tua
20 Tidak ikut shalat berjama’ah tanpa izin atau dispensasi yang dibenarkan
1 kali : Penugasan edukatif
2 kali : Penugasan edukatif dan pemanggilan orang tua
3 kali : Penugasan edukatif, dibotak dan pemanggilan orang tua (untuk santriwan) Penugasan edukatif dan pemanggilan orang tua (untuk santriwati)
160
No Jenis Pelanggaran Sanksi-Sanksi
4 kali : Skorsing selama 2 bulan dan perjanjian orang tua
5 kali : Diberhentikan
21 Menghina Pondok atau bagian-bagian atau institusi yang ada dalam Pondok
Diberhentikan
22 Terlambat kembali ke Pondok tanpa alasan
1 harI : Penugasan edukatif selama 3 hari
2 hari : Penugasan edukatif selama 6 hari
3 hari : Potong rambut pendek atau jemur (untuk santriwan)
Jemur dan penugasan edukatif (untuk santriwati)
4 hari : Dibotak atau jemur (untuk santriwan) Diguyur dan jemur (untuk santriwati)
5 hari : Diberhentikan
23 Tidur di kamar lain atau ranjang orang lain
1 kali : Nasehat dan tanda tangan wali asuh asrama
2 kali : Tanda tangan wali asuh dan penugasan edukatif
3 kali : Diguyur air dan tanda tangan wakil direktur 3 bagian pengasuhan
24 Membuat perkumpulan ilegal 1 kali : Penugasan edukatif dan diguyur air
2 kali : Perjanjian orang tua dan penugasan edukatif
25 Mandi bersama berdua atau lebih dalam satu kamar mandi
1 kali : Nasehat dan tanda tangan wali asuh asrama
2 kali : Tanda tangan wali asuh dan penugasan edukatif
26 Berbohong sedang menstruasi (bagi santriwati)
1 kali : Diguyur air, penugasan Edukatif
2 kali : Diguyur air, penugasan, perjanjian orang tua
27 Melakukan transaksi jual beli/berdagang antar-santri
1 kali : Perjanjian dengan orang tua
2 kali : Diberhentikan
28 Bermain kartu remi atau sejenisnya
1 Kali : Pemanggilan orang tua dan tugas edukatif
2 Kali : Perjanjian oang tua dan tugas edukatif
3 Kali : Perjanjian orang tua dan skorsing 10 hari
4 kali : Diberhentikan
29 Menarik iuran diluar iuran wajib tanpa izin dari bagian Pengasuhan
1 Kali : Perjanjian dan dipanggil orang tua
2 Kali : Diberhentikan
30 Menonton film atau membaca 1 kali : Botak dan tugas edukatif
161
No Jenis Pelanggaran Sanksi-Sanksi
buku non edukatif/porno 2 kali : Pemanggilan orang tua botak dan tugas edukatif
3 kali : Perjanjian orang tua, botak dan tugas edukatif
4 kali : Botak dan skorsing
5 kali : Diberhentikan
31. Perbuatan-perbuatan lain yang dilarang oleh perundangan yang berlaku di Indonesia
Diputuskan sesuai dengan sanksi yang berlaku
32. Tidak mengikuti mengaji al-Qur’an kelompok setelah maghrib dan setelah shalat asar pada bulan ramadhan
1 Kali : Penugasan eduktif
2 Kali : Hafalan al-Qur’an
3 Kali : Perjanjian orang tua
33. Berbelanja online 1 Kali : Penugasan eduktif
2 Kali : Pemanggilan orang tua
3 Kali : Perjanjian orang tua
34. Dijenguk pada di luar waktu yang ditentukan
1 Kali : Penugasan eduktif
2 Kali : Pemanggilan orang tua
35. Menyalahi izin pulang dari pengasuhan
1 Kali : Penugasan eduktif
2 Kali : Pemanggilan orang tua
3 Kali : Diberhentikan
36. Mengecat rambut 1 Kali : Penugasan eduktif
2 Kali : Pemanggilan orang tua
162
Lampiran 19
Program Kerja/KPI Bidang Pengasuhan Putri
163
164
165
Lampiran 20
Program Kerja/KPI Bidang Pengasuhan Putra
166
167
168
169
Lampiran 21
Surat Perjanjian Tertulis Santri
170
171
172
Lampiran 22
Pendanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
173
Lampiran 23
Surat Bimbingan Skripsi
174
Lampiran 24
Surat Permohonan Izin Penelitian
175
Lampiran 25
Surat Keterangan Penelitian
176
Lampiran 26
Lembar Uji Referensi
177
178
179
180
181
Lampiran 27
Hasil Dokumentasi
182
Lampiran 28
Biodata Penulis
Biodata Penulis
Anis Purwanti, lahir di Klaten 19 Juni
1997. Anak pertama dari 2 bersaudara dari
pasangan Bapak Sarsono dan Ibu Kaminah.
Email penulis yaitu
Penulis menempuh pendidikan dasar di
SDN Gandasari 1, kemudian melanjutkan
di SMP PGRI Jatiuwung dan pendidikan
menengah di SMAN 15 Kota Tangerang
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Saat ini
penulis merupakan mahasiswi di Jurusan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015-2019 dan lulus
dengan menyandang gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd). Penulis pernah aktif
dalam organisasi intra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Manajemen Pendidikan, Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(SEMA-FITK) dan organisasi ekstra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Cabang Ciputat dan Ikatan Mahaiswa Manajemen/Administrasi
Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Islam Seluruh Indonesia (IMMAPSI)
serta beberapa aktivitas lainnya. Dengan semangat dan motivasi untuk terus
belajar, berusaha dan memperbaiki diri, penulis akhirnya telah menyelesaikan
skripsi ini. Semoga dengan adanya karya ini mampu memberikan kontribusi
positif bagi dunia pendidikan. Aamiin ya Rabbal aalamiin.