i
IMPLEMENTASI SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK
INDONESIA TENTANG KEBIJAKAN BURSA ATAS PELAKSANAAN
KOREKSI TRADING-ID OLEH PERUSAHAAN EFEK AKIBAT
KETIDAKSESUAIAN NOMOR-ID NASABAH
(Studi Empiris Di PT Trimegah Sekuiritas dan PT Mandiri Sekuiritas)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh
Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum
Oleh :
SRI ANDINI
NIM 135010101111174
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi: IMPLEMENTASI SURAT KEPUTUSAN DIREKSI
PT BURSA EFEK INDONESIA TENTANG KEBIJAKAN
BURSA ATAS PELAKSANAAN KOREKSI TRADING-ID
OLEH PERUSAHAAN EFEK AKIBAT
KETIDAKSESUAIAN NOMOR-ID NASABAH
Identitas Penulis :
a. Nama : Sri Andini
b. Nim : 135010101111174
Konsentrasi : Hukum Ekonomi dan Bisnis
Jangka Waktu Penelitian : 4 Bulan
Disetujui pada tanggal 1 Oktober 2017
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr.Bambang Winarno,SH.,MS. M.Zairul Alam, SH.,MH.
NIP.195301211979031002 NIP.1974090920066041002
Mengetahui,
Ketua Bagian Hukum Perdata
Dr.Budi Santoso,SH.,LLM
NIP.197206222005011002
HALAMAN PENGESAHAAN
iii
IMPLEMENTASI SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK
INDONESIA TENTANG KEBIJAKAN BURSA ATAS PELAKSANAAN
KOREKSI TRADING-ID OLEH PERUSAHAAN EFEK AKIBAT
KETIDAKSESUAIAN NOMOR-ID NASABAH
(Studi Empiris Di PT Trimegah Sekuiritas dan PT Mandiri Sekuiritas)
Oleh:
SRI ANDINI
135010101111174
Skripsi ini telah disahkan oleh Majelis Penguji pada tanggal:
Ketua Majelis Penguji Anggota Majelis,
Dr.Bambang Winarno,SH.,MS. M.Zairul Alam,SH.,MH.
NIP.195301211979031002 NIP.197409092006041002
Anggota Majelis, Anggota Majelis,
Siti Hamidah,SH.,MM Shanti Riskawati,SH.,M.Kn.
NIP.1966066221990022001 NIP.2012018012162001
Mengetahui,
Ketua Bagian Hukum Perdata, Dekan Fakultas Hukum
Dr.Budi Santoso,SH.,LLM Dr.Rachmad Safa’at,SH.,Msi.
NIP.197206222005011002 NIP.196208051988021001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia serta
nikmat sehat yang diberikan untuk penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI SURAT
KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA TENTANG
KEBIJAKAN BURSA ATAS PELAKSANAAN KOREKSI TRADING-ID
OLEH PERUSAHAAN EFEK AKIBAT KETIDAKSESUAIAN NOMOR-ID
NASABAH (Studi Empiris di PT Trimegah sekuritas dan PT Mandiri
Sekuritas)” dengan tepat waktu. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk
meraih gelar strata 1 Universitas Brawijaya. Setelah selesai melaksanakan
penelitian kurang lehih selama 4 bulan, penulis juga telah menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebagai hasil dari wawancara dengan sumber yang berada di
instansi, hasil dari data-data primer dan sekunder, peraturan-peraturan Bursa, dan
Undang-undang terkait dengan judul penulisan penulis.
Penulis sangat berharap, setelah membaca dari penelitian yang penulis tuangkan
dalam skripsi ini para pembaca dapat mengerti dan mampu memahami lebih dalam
tentang proses pengajuan koreksi Trading-Id.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari kata sempurna, karena
mungkin masih ada kekurangan dalam penulisannya. Maka penulis dengan sangat
senang hati menerima saran dan kritik yang membangun kedepannya, agar dapat
menghasilkan laporan yang lebih baik lagi dari sekarang.
Tidak lupa pula ucapan terimakasih penulis berikan kepada pihak-pihak yang telah
memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini yaitu kepada:
1. Dr. Rachmad Safa’at, SH. M.Si. selaku dekan dari Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang.
2. Dr. Bambang Winarno, SH.,MS. selaku Pembimbing Utama penulis
mengucapkan terimakasih atas masukan serta dukungan kepada penulis
sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan ini.
3. M Zairul Alam, SH.,MH selaku Pembimbing Pendamping penulis
mengucapkan terimakasih atas bimbingan yang diberikan, serta masukan dan
saran selama penulis menyelesaikan penulisan ini.
4. Ibu Sudarsih dan Bapak Saepudin selaku Orangtua dari penulis, penulis
mengucapkan banyak terimakasih atas doa serta bimbingan berupa semangat
sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan ini.
5. Lukman Nul Hakim S.Kom dan Ana Marini selaku saudara/i kandung
penulis, penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan dan semangat
v
untuk penulis sehingga penulis mampu terus semangat menyelesaikan
penulisan ini.
6. Syahrullah Adam, SE. selaku orang yang terkasih yang selalu menemani
penulis dan membantu penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan ini
7. Kepada TONI’ERS Safira, Rara, Indriana, Tata, Eunike, Novita, Syifa,
Anisa, dan Herlin terimakasih atas pertemanan kalian selama penulis hidup
dimalang dan memberikan semangat yang positif
8. Kepada teman-teman di Fakultas Hukum Rima, Pungky, Aryanta, Asrof,
Arif, Haris, Sena, Rosy, Jenik, Valeri, Gusti Mia, beserta seluruh angkatan
2013 terimakasih atas dukungan serta semangat yang diberikan
9. Kepada semua teman-teman di Malang Dina Rosyida, Lintang, Retno, Mba
khatrin, dan Godil, Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan
serta semangat yang tiada hentinya sehingga penulisan skripsi ini selesai.
10. Kepada Teman dirumah Lufi, Licha, Ummy, Selly, Novita, Aini, penulis
ucapkan terimakasih atas dukungan serta semangat yang diberikan untuk
penulis.
September 2017
Sri Andini
vi
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ............................................................................................. ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................................... vi
Daftar Tabel...........................................................................................................viii
Ringkasan................................................................................................................ix
Summary..................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 16
A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi ....................................................... 16
1. Pengertian Implementasi......................................................................... 16
2. Teori Implementasi ................................................................................. 16
B. Tinjauan Umum Tentang Teori-Teori Kebijakan .......................................... 18
1. Teori Kelompok ..................................................................................... 18
2. Model Teori Rasionalisme ...................................................................... 18
3. Model Teori Publik.................................................................................19
C. Tinjauan Umum Tentang Trading-Id ............................................................ 19
D. Tinjauan umum tentang Pihak-pihak yang terlibat dalam perdaganga Efek 21
1. Bursa Efek Indonesia (BEI) .................................................................... 22
2. Emiten ..................................................................................................... 23
3. Investor/Pemodal .................................................................................... 24
4. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) ................................................... 24
5. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) .................................... 25
E. Tinjauan Umum Tentang Segmen Pasar di Bursa Efek ................................ 26
1. Pasar Reguler .......................................................................................... 26
2. Pasar Tunai ............................................................................................. 27
3. Pasar Negosiasi........................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 29 A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29
B. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 29
C. Lokasi Penelitian ............................................................................. 30
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 31
E. Teknik Memperoleh Data ............................................................... 32
F. Populasi dan Sample ....................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
H. Definisi Operasional..........................................................................35
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 37 A. Gambaran Umum Penelitian ......................................................................... 37
1. Keadaan Umum Kota Jakarta ................................................... 37
2. Gambaran Umum PT Trimegah Sekuritas ............................... 41
3. Gambaran Umum PT Mandiri Sekuritas...................................45
B. Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang
Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id oleh perusahaan
Efek ketika Terjadinya Ketidaksesuaian Nomor-Id Nasabah .................. 49
1. Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id .......... 49
2. Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id oleh
perusahaan Efek ketika Terjadinya Ketidaksesuaian Nomor-Id
Nasabah ................................................................................................... 51
C. Hambatan dan Solusi PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas
dalam melakukan Implementasi Surat Keputusan Direksi
PT Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa Atas
Pelaksanaan Koreksi Trading-Id.................................................................... 61
1. Hambatan dan Solusi PT Trimegah Sekuritas dalam melakukan
Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id ............ 61
2. Hambatan dan Solusi PT Mandiri Sekuritas dalam melakukan
Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id..............64
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 68 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 68
B. Saran..................................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Penelitian terdahulu................................................................................ 9
Tabel I.2 Format Single Investor Identity (SID).................................................... 20
Tabel I.3 Tabel pembeda penanganan koreksi PT Trimegah Sekuritas dan PT
Mandiri Sekuritas.................................................................................... 52
Tabel I.4 Formulir Permohonan Koreksi Trading-ID PT Trimegah Sekuritas...... 54
Tabel I.5 Formulir Permohonan Koreksi Trading-ID PT Mandiri Sekuritas.........55
Tabel I.6 Waktu Perdagangan................................................................................ 65
ix
RINGKASAN
SRI ANDINI, Hukum Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas
Brawijaya, September 2017, IMPLEMENTASI SURAT KEPUTUSAN
DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA TENTANG KEBIJAKAN
BURSA ATAS PELAKSANAAN KOREKSI TRADING-ID OLEH
PERUSAHAAN EFEK AKIBAT TERJADINYA KETIDAKSESUAIAN
NOMOR-ID NASABAH, Dr Bambang Winarno, SH.,MS., M Zairul Alam
SH.,MH.
Kata Kunci: Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek, Single Investor Identitiy
(SID), Trading-Id, Perusahaan Efek, Anggota Bursa.
Banyaknya konflik yang terjadi atas pencampuran efek milik Nasabah dengan
milik Perusahaan efek menjadi salah satu faktor penghambat dalam menarik minat
masyarakat untuk menginvestasikan dananya ke bisnis ini. Pada tahun 2011
semenjak dikeluarkannya Single Investor Identity (SID), Bursa Efek Indonesia
selaku fasilitator melakukan banyak perubahan dengan mengeluarkan peraturan
serta kebijakan agar sejalan dengan maksud dan tujuan dikeluarkannya SID. Salah
satu kebijakan bursa yaitu Tentang pelaksanaan permohonan pengajuan koreksi
Trading-Id. Kebijakan ini menjadi salah satu bentuk toleransi bagi Perusanaan
Efek yang tercatat sebagai Anggota Bursa ketika melakukan kesalahan dalam
mengelola kegiatan transaksi Nasabahnya. Namun pada prakteknya Kebijakan
Bursa atas pelaksanaan koreksi Trading-Id ini di rasa masih memiliki banyak
kendala serta faktor yang menghambat kemudahan bagi para Anggota dalam
melakukan koreksi, ditambah lagi tidak tercerminnya Prinsip dalam bidang pasar
modal ketika Perusahaan Efek melakukan pengalokasian Sub Rekening Account
ketika adanya pemesanan pembelian Efek.
Dalam Penelitian ini, peneliti memilih metode yuridis sosiologis dengan metode
analisa deskriptif analisis dimana peneliti akan mendeskripsikan Prosedur
Pengajuan koreksi Trading-Id dan menganalisis data yang diperoleh dilapangan
kemudian ditarik menjadi suatu kesimpulan.
x
SUMMARY
SRI ANDINI, Economic Law And Business, Law Faculty, Brawijaya University,
September 2017, THE IMPLEMENTATION OF THE DECREE OF
DIRECTOR OF PT BURSA EFEK INDONESIA (INDONESIAN STOCK
EXCHANGE) ON THE POLICY CONCERNING THE IMPLEMENTATION
OF CORRECTION OF TRADING-ID BY THE STOCK EXCHANGE DUE TO
THE DISCREPANCY OF CUSTEMER’S ID NUMBER (An Empirical Study
In PT Trimegah Securities and PT Mandiri Securities) Dr Bambang Winarno,
SH.,MS., M Zairul Alam SH.,MH.
Keywords: The Decree of Directors of PT. Bursa Efek (Stock Exchange), Single
Investor Identitiy (SID), Trading-ID, Stock Company, Stock Exchange Members.
Many conflicts on thr mixing of stocks owned by the custemers and stock company
have occured and the issue has become one of the inhibiting factors in attracting
society’s interest to invest their money in this business. After the isuance of Single
Investor Identity (SID) in 2011, Indonesian Stock Exchange as the facilitator has
done a lot of changes by issuing regulation and policies that are in line with the
objectivies of the issuance of SID. One of the policies in on the implementation of
aplication for Trading-ID correction. This policy becomes on of tne froms of
tolerance for stock companies listed as the members of stock Exchange wich
commited mistake in managing their customers; transaction. In pratice, there are
problems encountered by members in correcting their Trading-ID post the
issuance of stock exchange policy in correcting Trading-ID still. Moreover, the
principles of stock market are not implemented wehen stock companies allocate
sub account when there is stock trading.
In this research, this study used sociological juridical method using descriptive
analysis in wich the reseacher would describe the procedures of aplication for
Trading-ID correction and analyze the data obtained in the filed to be further
resulted in a conclusion.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan dunia bisnis hampir seluruh negara baik itu
negara-negara maju ataupun negara-negara berkembang telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Segala macam jenis bisnis yang dapat memberikan
pendapatan yang besar menjadi sasaran utama bagi negara-negara diseluruh dunia
untuk memajukan perkembangan perekonomian negaranya, alasan utamanya
adalah untuk pembangunan serta kemajuan bagi masyarakat di negaranya masing-
masing. Terlebih lagi pada zaman yang modern seperti saat ini perkembangan
dunia bisnis bukan hanya terbatas dalam bentuk jual-beli barang atau jasa pada
umumnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin maju
membawa kita ke dalam keadaan dimana kebutuhan akan pembangunan nasional
juga semakin diperlukan, agar kemakmuran rakyat juga lebih terjamin. Hal ini
selaras dengan dasar pancasila negara Indonesia yaitu sila ke 5 yang berbunyi
“kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kesejahteraan bagi rakyat
disuatu negara menjadi tolak ukur bagi sebuah Pemerintahan dalam menjalankan
kepemimpinannya dapat dikatakan berhasil atau tidak. Untuk itu Pemerintah
selalu mengusahakan dari segala sektor bisnis ataupun kerja sama dengan pihak
negara lain untuk dapat memberikan pembangunan yang layak untuk
kemakmuran rakyatnya.
2
Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menjadi dasar serta tujuan Negara Indonesia, didalam salah satu
pasalnya yaitu tertera pada pasal 33 ayat 4 yang berbunyi :
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Menjadi landasan atau dasar bagi pemerintah untuk terus melakukan
berbagai cara demi pembangunan di negara Indonesia, mengingat Indonesia juga
merupakan negara yang jumlah populasinya besar. Pada era pemerintahaan saat
ini juga sebenarnya telah terlihat bagaimana pembangunan berskala nasional dan
terjalinnya kerja sama dengan negara-negara lain menjadi bukti bahwa pemerintah
telah melaksanakan kewajibannya dalam upaya memenuhi kebutuhan rakyat
untuk mencapai kemakmuran dalam segala sektor.
Jika kita melihat sejarah pasar modal ini diawali pada abad ke-19 yang
memunculkan suatu kegiatan bisnis dimana bisnis ini berjalan dengan cara
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan modal atau keuangan
agar dapat disalurkan untuk memenuhi kebutuhan dari negara atau suatu
perusahaan publik. Jenis kegiatan bisnis ini disebut dengan Pasar Modal. Adapun
Undang-undang Pasar Modal (UUPM) Nomer 8 Tahun 1995 Pasal 1 angka 13
menyebutkan bahwa:
“Pasal Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitknnya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek”.
3
Bursa Efek dalam bahasa Inggris disebut Securitas Exchange atau Stock
Market1, yaitu pihak yang menyelenggarakan atau menyediakan sistem, sebagai
sarana tempat bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang diperantarai oleh
para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan efek untuk melakukan
transaksi jual-beli. Bidang pasar modal sendiri telah menyumbangkan devisa yang
patut untuk diperhitungkan bagi perkembangan perekonomian negara Indonesia,
karena didalam prakteknya bidang pasar modal memiliki banyak peranan penting
bagi negara untuk menjaga stabilitas pembangunan perekonomian negara, bahkan
menjalin kerjasama di negara-negara lain baik perusahaan asing dan individunya.
Investasi dalam bidang pasar modal ternyata memiliki keuntungan yang
lebih besar selain dananya tidak terbatas, likuiditas bagi para pemegang saham
juga lebih terjamin, serta dapat meningkatkan citra perseroan, dan menjadi sarana
untuk memperbaiki struktur permodalan bagi perseroan.Oleh karena itu Undang-
undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan batasan mengenai
semua kegiatan didalam bidang pasar modal berkaitan dengan Perdagangan Efek,
Penawaran Umum, Perusahaan publik dalam menerbitkan efek, dan lembaga yang
berkaitan dengan efek.
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalahpihak yang memberikan fasilitasi jual
beli efek diantara pembeli dana dan penjual dana dalam kegiatan penawaran jual-
beli saham. BEI adalah hasil penggabungan antara Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya sejak tahun 2007. Sebelumnya berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal Bapepam merupakan Badan
1 Yulfasni, “Hukum Pasar Modal”, Badan Penerbit iblam, Jakarta, 2005, hlm: 1
4
Pelaksanaan Pasar Modal yaitu pihak yang melakukan pengelolaan, pengaturan,
penilaian, dan pengawasan di Bursa Efek. 2
Undang-undang Pasar Modal (UUPM) sebenarnya telah memberikan
kewenangan serta peranan yang cukup besar kepada Lembaga Bapepam. Tugas-
tugas pokok bapepam kira-kira hampir sama dengan Secuiritas Exchange
Commission (SEC) di USA, yaitu menjaga keterbukaan pasar modal secara penuh
kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat
investor dari malpraktik dan kecurangan dipasar modal3, karena lembaga
Bapepam dengan bursa menimbulkan konflik kepentingan, demikian Bapepam
dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Pada tahun 2011 dibentuklah lembaga baru yang mengawasi seluruh
kegiatan keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang memiliki fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK
berdiri untuk menggantikan tugas Bapepam-LK dalam pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan tugas Bank
Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta melindungi nasabah
industri jasa keuangan. Tugas dan wewenang OJK tidak hanya berjalan dibidang
pasar modal saja, bidang perbankan, bidang perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan juga masuk dalam kewenangan OJK
dalam mengawasi.
2Tavinayati dan Yulia Qamariah, “ Hukum Pasar Modal Di Indonesia” Sinar Grafika, Jakarta,
2009, hlm: 12 3M.Irsan Nasarudin, DKK. “Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia” Kencana, Jakarta, 2009
hlm: 46
5
Besarnya kegiatan dibidang pasar modal yang selalu berkaitan dengan
kekayaan berupa harta, aset, dan modal milik investor di dalam bisnis di Indonesia
tidak menutup kemungkinan banyaknya trik-trik bisnis yang diperbuat oleh
oknum-oknum yang memiliki kepentingannya sendiri untuk mendapatkan
keuntungan. Bidang pasar Modal sangat rawan terhadap tindakan penipuan dan
manipulasi bukan hanya di Indonesia tetapi juga dinegara-negara lain.
Perkembangan zaman yang terus berkembang, serta ilmu pengetahuan yang
semakin maju memberikan pengaruh terhadap pelaku-pelaku dibidang pasar
modal dalam melakukan serangkaian tindakan-tidakan yang menyimpang dari
prinsip dasar pasar modal. Kerugian yang ditimbulkan nantinya akan berdampak
sangat luas serta merugikan bagi segala pihak yang berkaitan atau bahkan bisa
merugikan negara.
Untuk menghindari hal ini PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
menciptakan produk baru berupa sistem untuk para Investor atau Nasabah yaitu
Single Investor Identitiy (SID) untuk mencegah adanya oknum-oknum yang ingin
memanipulasi harga pasar dan bertindak curang. Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal didalam pasal 37 yang berbunyi :
Perusahaan Efek yang menerima Efek dari nasabahnya wajib :
a. menyimpan Efek tersebut dalam rekening yang terpisah dari
rekening Perusahaan Efek ; dan
b. menyelenggarakan pembukuan secara terpisah untuk setiap
nasabah dan menyediakan tempat penyimpanan yang aman atas
harta nasabahnya;
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bapepam.
dan pasal 44 yang berbunyi :
1) Kustodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan
bertanggung jawab untuk menyimpan Efek milik pemegang
rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak
antara Kustodian dan pemegang rekening dimaksud.
6
2) Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara
tersendiri.
3) Efek yang disimpan atau dicatat pada rekening Efek Kustodian
bukan merupakan bagian dari harta Kustodian tersebut.
menjadi landasan hukum penerapan SID dengan tujuan untuk meningkatkan
kepercayaan investor. Pencampuran Efek dan dana milik Perusahaan Efek (PE)
dan milik investor telah menimbulkan masalah yang menyebabkan banyak
terjadinya kasus-kasus kejahatan dan pelanggaran di dalam bidang Pasar Modal.
Produk SID sendiri berfungsi sebagai pemberi jasa keuangan dalam lingkup pasar
modal, kini semua investor telah memiliki Nomor Identitas Tunggalnya masing-
masing dan ini juga diwajibkan agar dapat dengan mudah mengetahui dana atau
keuntungan atas pembelian efeknya, dan bisa mengelola atas dana yang di
investasikan.
Pada pertengahan tahun 2016 KSEI bersama dengan OJK dan Self
Regulatory Organization lainnya yaitu BEI serta KPEI telah mengumumkan
melalui konferensi pers bahwa berdasarkan grafik perkembangan investor periode
Januari-Juli 2016, jumlah SID di pasar modal bertambah 26% dari 388.960 pada
akhir Juli tahun 2015 menjadi 491.116 pada akhir Juli tahun 20164. Namun
walaupun demikian berdasarkan komposisi kepemilikan, total aset saham yang
tercatat di C-BEST masih didominasi oleh investor asing.
Bertambahnya jumlah SID di pasar modal menandakan bahwa masyarakat
telah memiliki kepercayaan untuk berinvestasi dan menyalurkan modalnya di
dalam bidang pasar modal. Komposisi kepemilikan saham yang bertambah juga
dinilai sangat positif untuk terus menerus mengembangkan bisnis pada pasar
4 PT KSEI, “Berita Pers: Raih Rekor Baru, Jumlah Investor Tercatat Naik 26%”, (online)
www.ksei.co.id, Jakarta,2016, Hlm: 1
7
modal. Hal ini pun dapat dikatakan sejalan dengan tujuan OJK dan SRO untuk
terus menigkatkan jumlah investor, terutama investor lokal. Namun, pada
prakteknya walaupun dengan adanya SID telah dirasa mampu atau efektif dalam
menekan angka kecurangan yang sering terjadi di pasar modal, tidak menutup
kemungkinan bahwa adanya hal lain yang bisa saja merugikan investor jika
investor tidak betul-betul teliti akan aset dan hartanya.
Undang-undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pada pasal 9 ayat 1
menerangkan bahwa :
“Bursa Efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan,
pencatatan, perdagangan, kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian
Transaksi Bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan
Bursa Efek”.
Berdasarkan pasal tersebut bursa efek selaku pihak yang memfasilitasi seluruh
perdagangan efek berkewajiban untuk membuat peraturan yang akan dipatuhi oleh
seluruh Anggota Bursa (AB), Perusahaan Efek (PE), serta segala macam hal yang
berkaitan dengan kegiatan bursa efek.
Surat Keputusan Direksi PT.Bursa Efek Indonesiatentang kebijakan bursa
atas pelaksanaan koreksi Trading-Id menjadi salah satu contoh dari sekian
banyaknya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan bursa untuk dilaksanakan oleh
Anggota Bursa, dan setiap kegiatan yang berkaitan dengan transaksi perdagangan
efek. Kebijakan atas pelaksanaan koreksi Trading-Id ini pada intinya
menerangkan bahwa setiap pengajuan koreksi yang diajukan oleh Anggota Bursa
akan dikenakan denda yang harus dibayarkan untuk setiap satu kali koreksi per
hari bursa. Mengingat setiap investor telah memiliki Nomor-Id nya masing-
masing dan berbeda-beda sering kali dalam melakukan transaksi terjadi
8
keidaksesuaian atau ketidakcocokan dalam memasukkan Nomor-Id yang menjadi
milik investor.
Contoh sederhananya jika dideskripsikan adalah sebagai berikut, ketika
seorang investor/nasabah melakukan transaksi jual atas saham yang dimilikinya
seharusnya investor/nasabah tersebut mendapatkan uang hasil dari penjualan
saham. Begitu pula ketika investor/nasabah membeli maka seharusnya ia
mendapatkan saham, tetapi ketika Nomor-Id yang dimasukkan ke sistem tidak
sesuai dengan Nomor-Id yang dimiliki investor/nasabah akan berdampak kerugian
yang akan dialami oleh investor/nasabah yang Nomer-Id nya tertukar, terlebih lagi
ketika transaksi tersebut terjadi di pasar negosiasi yang tawar menawarnya
dilakukan secara langsung tanpa proses tawar menawar secara lelang yang
berkesinambungan (continuous auction market) oleh anggota bursa efek melalui
Jakarta Automatic Trading System (JATS)5.
Transaksi perdagangan yang di lakukan pada pasar negosiasi itu berbeda
dengan perdagangan pada pasar regular, dan pasar tunai meskipun sama-sama
tetap dalam pengawasan bursa. Yang menarik perhatian ialah ketika pada proses
penyelesaian transaksi untuk pasar regular dan pasar tunai itu pelaksanaan
pemindahbukuannya di KSEI setelah melalui Kliring secara nettingdi KPEI,
sedangkan untuk pasar negosiasi penyelesaian transaksi dilakukan dengan
pemindahbukuan oleh perusahaan pialang secara langsung dan tidak dijamin oleh
KPEI.6 Surat Keputusan Direksi PT.Bursa Efek Indonesia tersebut terkait
pelaksanaan pengajuan koreksi di laksanakan oleh perusahaan efek yang terdaftar
sebagai anggota dari bursa efek.
5Tjiptono Darmadji dan Hendy M, “Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab”,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012 , Hlm: 114 6Ibid
9
Berdasarkan alasan yang sudah penulis paparkan, ketika terjadinya
ketidaksesuaian Nomor-Idnasabah yang dapat menimbulkan kerugian pada
investor/nasabah hal tersebut tidak mencerminkan sasaran dalam hukum pasar
modal yang seharusnya dicapai dimana sarsaran yang hendak dicapai oleh hukum
pasar modal salah satunya adalah Profesionalisme dan tanggung jawab para
pelaku pasar modal dan perlindungan investor.
Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi
dan mengambil judul tentang“Implementasi Surat keputusan Direksi PT Bursa
Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi
Trading-Idoleh Perusahaan Efek Akibat Terjadinya Ketidaksesuaian Nomor-
Id Nasabah”. Adapun demikian berikut ini penulis cantumkan penelitian
terdahulu yang menjadi bahan perbandingan dan pembeda dari penelitian yang
dilakukan penulis saat ini dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Tahun
Peneliti
an
Nama
Peneliti
dan Asal
Instansi
Judul Penelitian Rumusan
Masalah
Keterangan
(Perbedaan)
1. 2007 Ria
Yunita
Sari (
Universit
as
Brawijay
a)
Perlindungan
Hukum
Terhadap
Investor Yang
dirugikan
Emiten Atas
Penerapan
Prinsip
Keterbukaan
Informasi dalam
Transaksi
Saham Pada
Pasar Sekunder
(Studi Pada
PT.Bursa Efek
1. Bagaimana
Bentuk
Kerugian
Investor yang
dirugikan
emiten akibat
tidak
melaksanakan
prinsip
keterbukaan
informasi dalam
transaksi saham
pada pasar
sekunder?
2. Bagaimana
Perbedaan antara
penelitian penulis
dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Ria Yunita Sari :
Fokus Penelitian
Ria ialah untuk
menganalisis
bentuk kerugian
investor akibat
emiten tidak
melaksanakan
prinsip
keterbukaan
informasi
10
Jakarta) bentuk
perlindungan
hukum terhadap
investor yang
dirugikan oleh
emiten akibat
tidak
melaksanakan
prinsip
keterbukaan
informasi
transaksi saham
pada pasar
sekunder,
sedangkan fokus
penelitian
penulis itu ialah
menganlisis
peraturan
kebijakan bursa
atas koreksi
Trading-Idakibat
dari kesalahan
yang dilakukan
oleh Perusahaan
efek.
2 2009 Brilian
Adam
(Universit
as
Brawijay
a)
Implementasi
Pasal 85 UU No
8 Tahun 1995
Tentang Prinsip
Keterbukaan (
Disclosure)
dalam Perjanjian
Investasi
Antara Perantara
Pedagang Efek
dengan Investor
(Studi di PT.
Trimegah
Securities dan
PT. Victory
Internasional
Future)
1. Bagaimana
Implementasi
Pasal 85
Undang-
Undang Nomor
8 Tahun 1995
tentang Prinsip
Keterbukaan
(Disclosure)
dalam
Perjanjian
Investasi Antara
Perantara
Pedagang Efek
Dengan Investor
2. Apa kendala
yang dialami
dalam
Implementasi
Pasal 85
UndangUndang
Nomor 8 Tahun
1995 tentang
Prinsip
Keterbukaan
(Disclosure)
dalam
Perjanjian
Investasi Antara
Perantara
Pedagang Efek
Dengan Investor
?
Perbedaan antara
penelitian penulis
dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Brilian Adam ialah :
Fokus Penelitian
Brilian adam
menganalisis
bagaimana
prinsip
keterbukaan
dalam perjanjian
investasi antara
perantara
pedagang efek
dengan investor
yang tidak
terlaksana secara
full oleh pihak
perantara
pedagang efek
kepada investor,
sedangkan fokus
penelitian
penulis
menganalisis
bagaimana
peraturan
kebijakan bursa
atas pelaksanaan
koreksi Trading-
Iddi laksanakan
oleh perusahaan
11
Sumber: Diolah dari bahan hukum sekunder, 2017
Perbedaan antara penelitian peneliti dengan penelitian terdahulu yang
peneliti cantumkan yaitu pada fokus penelitiannya penelitian ini fokus pada
Pelaksanaan dari pada SK Direksi PT Bursa Efek tentang pengajuan koreksi
Trading-Idyang dilakukan perusahaan efek terkait dengan kewenangannya
melakukan pengelolaan Rekening Nasabah, serta bagaimana perusahaan efek
tersebut yakni PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas bertanggung
jawab dengan cara mengajukan koreksi ke Bursa Efek dan mencakup seluruh
transaksi yang terjadi di semua segmen pasar perdagangan.
Sedangkan pada Penelitian pertama yaitu milik Ria Yunita berfokus pada
perlindungan Investor atau Nasabah ketika Emiten melakukan kesalahan dalam
menerapkan Prinsip Keterbukaan Informasi dalam transaksi saham dan dibatasi
hanya dalam transaksi yang terjadi di Pasar Sekunder, dan Ria Yunita melakukan
Studi Empiris di PT Bursa Efek Indonesia. Penelitian kedua yaitu milik Brilian
Adam Penelitian tersebut berfokus pada Pelaksanaan Pasal 85 Undang-undang
3. Bagaimana
solusi atas
kendala yang
dialami dalam
Implementasi
Pasal 85
Undang-
Undang Nomor
8 Tahun 1995
tentang Prinsip
Keterbukaan
(Disclosure)
dalam
Perjanjian
Investasi Antara
Perantara
Pedagang Efek
Dengan
Investor?
efek ketika
terjadi
ketidaksesuaian
Nomor-
Idnasabah pada
saat input
transaksi
perdagangan.
12
No 8 Tahun 1995 Tentang Prinsip Keterbukaan (Disclosure) dalam Perjanjian
Investasi Antara Perantara Pedagang Efek dengan Investor, dimana penelitian ini
dilakukan di PT. Trimegah Securities dan PT. Victory Internasional Future.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi SuratKeputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-
Id oleh Perusahaan Efek ketika terjadinya ketidaksesuaian Nomor-Id
Nasabah?
2. Apa Hambatan dan solusi PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri
Sekuritas dalam melakukan Implementasi dari Surat Keputusan Direksi
PT Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan
Koreksi Trading-Id?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan atas pelaksanaan
koreksi Trading-Id oleh PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri
Sekuritas pasca terjadinya ketidaksesuaian Nomor-Id Nasabah.
2. Untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan hambatan dan
solusi PT Trimegah Sekuiritas dan PT Mandiri Sekuritas dalam
melakukan implementasi Surat Keputusan direksi PT Bursa Efek
Indonesia Tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-
Id.
13
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu
manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat teoritis itu adalah manfaat
yang dihasilkan oleh penulis untuk pengembangan dalam bidang ilmu hukum,
sedangkan manfaat praktis itu adalah manfaat yang penulis hasilkan dalam
penelitiannya berhubungan dengan penerapan di lapangan secara langsung yaitu
pada proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut adalah penjelasan dari
kedua manfaat tersebut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya ilmu dalam
bidang hukum dan dapat digunakan sebagai masukan dalam penyelenggara
hukum di Indonesia khususnya kontribusi dibidang hukum Pasar Modal.
Terutama mengenai pelaksanaan atas kegiatan koreksi Trading-Id yang
diakibatkan oleh ketidaksesuaian Nomor-Id nasabah.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi PT.Trimegah Sekuritas dan PT.Mandiri Sekuritas
Dapat dijadikan bahan diskusi atau masukan bagi PT.Trimegah
Sekuritas dan PT.Mandiri Sekuritas dalam menjalankan tugasnya selaku
perusahaan efek yang bertanggung jawab atas kepentingan
investor/nasabahnya agar lebih teliti dan berhati-hati dalam menjalankan
usahanya agar tidak sampai merugikan investor/nasabah.
2. Bagi Bursa Efek Indonesia
Sebagai bahan pertimbangan bagi Bursa Efek selaku pembuat
peraturan kebijakan agar dalam kewenangannya membuat peraturan dan
14
kebijakan bisa lebih memperhatikan setiap pelaku dalam bidang pasar modal
khususnya dalam perdagangan agar selaras dengan sasaran yang harus dicapai
dalam bidang Hukum Pasar Modal.
3. Bagi Investor/Nasabah
Sebagai masukan dalam menumbuhkan kesadaran agar
Investor/Nasabah lebih memperhatikan pengelolaan aset atas transaksi jual
beli efeknya, dan juga menumbuhkan peran aktif dengan bersikap teliti ketika
melakukan transaksi dalam bidang pasar modal.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam pemahaman keseluruhan hasil dari
penelitian ini, maka dari itu penysunan skripsi ini disusun secara sistematis
dengan garis bersarnya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab I dalam penelitian ini berisi pendahuluan yang memaparkan tentang latar
belakang masalah, penelitian terdahulu, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II dalam penelitian ini akan mengkaji tentang hal-hal yang menjadi tinjauan
pustaka dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman oleh penulis, yaitu
definisi dan teori-teori implementasi, definisi dan teori-teori kebijakan, tinjauan
umum tentang Trading-Id, Tinjauan umum tentang pihak-pihak dalam
perdagangan efek, dan tinjauan umum mengenai Segmen Pasar di Bursa Efek.
15
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III dalam penelitian ini akan memuat dan memaparkan metode penelitian
yang dipakai oleh penulis yang terdiri dari jenis penelitian, pendekatan penelitian,
alasan pemilihan lokasi, jenis dan sumber data, teknik memperoleh data, populasi
sampel dan teknik sampling, teknik analisis data, serta definisi operasional.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV dalam penelitian ini akan memaparkan pembahasan serta menjawab
permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam perumusan masalah dan akan
di uraikan, bagaimana Implementasi Surat Keputusan Direksi PT.Bursa Efek
Indonesia Tentang Peraturan Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-
Id Akibat Terjadinya ketidaksesuaian Nomor-Id Nasabah, serta menguraikan
permasalahan hukum yang timbul akibat dari kerugian yang di derita
investor/nasabah.
BAB V PENUTUP
Bab V dalam penelitian ini menguraikan kesimpulan dari apa yang telah menjadi
pokok-pokok pembahasaan dalam bab-bab sebelumnya dan disertakan dengan
saran sebagai rekomendasi dari penulis terhadap permasalahan yang sudah penulis
angkat.
16
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi
1. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan,1 sedangkan dalam
pengertian implementasi dari sudut pandang hukum implementasi adalah suatu
pelaksanaan atau penerapan dari norma-norma hukum yang sesuai dengan azas
dan tujuan dari norma hukum itu sendiri. Implementasi biasanya dikaitkan dengan
suatu rancangan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Van Meter dan Van Horn (1975), merumuskan proses implementasi ini
sebagai “those actoins by public or private individuals (or grup) that are directed
at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions”yang berarti
perilaku-perilaku yang dilakukan baik oleh orang perorangan (pejabat),golongan
pemeritah,atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan;2
2. Teori Implementasi
Ketika kita berbicara mengenai suatu implementasi dari suatu norma
tertulis yang berupa kebijakan secara tidak langsung kita juga menyinggung
mengenai efektif atau tidaknya kebijakan tersebut. Dengan kata lain apakah
kebijakan yang dikeluarkan tersebut tercapai atau tidak di masyarakat luas.
Implementasi suatu norma hukum selalu berhubungan dengan Teori Efektivitas
1Purwodarminto, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua)”, Jakarta, 1991, Hlm: 374
2 Solichin Abdul Wahab, ”Analisis kebijaksanaan dari formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara”, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, Hlm: 65
17
Hukum dan Penegakan Hukum. Alasanya karena efektivitas dapat dijadikan
suatu tolak ukur keberhasilan suatu lembaga dalam rangka melaksanakan tujuan
yang dari awal ingin dicapai.
Penegakan hukum adalah serangkaian proses dari kegiatan untuk
melaksanakan norma-norma hukum agar dapat berjalan dan berfungsi dalam
masyarakat, oleh karena itu dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat dalam
melaksanakan kehidupan sosialnya. Teori penegakan hukum yang terkenal dan
banyak dianut adalah teori yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedmanyang
mengemukakan teori “legal system”yang terdiri dari 3 (tiga) komponen pokok
yaitu:3
1. Substansi Hukum, ialah suatu aturan, norma, dan pola perilaku manusia yang
berada dalam sistem. Substansi hukum merupakan sebuah produk materil atau
isi dari Undang-undang yang mengharuskan norma untuk melakukan atau
melaksanakan sesuatu.
2. Struktur Hukum, merupakan institusionalisasi ke dalam entias-entias hukum
seperti struktur pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat banding dan
pengadilan tingkat kasasi. Friedman menegaskan bahwa elemen pertama dari
sistem hukum adalah struktur hukum, tatanan, kelembagaan, dan kinerja
lembaga.
3. Budaya Hukum, merupakan sikap-sikap dan nilai-nilai yang berhubungan
dengan hukum dan yang terkait dengan tingkah laku yang berhubungan dengan
hukum dan lembaga-lembaganya baik secara positif maupun negatif.
3 Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, “Pengantar Filsafat Hukum”, Mandar Maju, Bandung,
2010, Hlm: 295
18
B. Tinjauan Umum Tentang Teori-teori Kebijakan
Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk
umum tentang penetapan uang lingkup yang memberi batas dan arah umum
kepada seseorang untuk bergerak.4 berikut ini merupakan teori teori dalam
definisi kebijakan:
1. Teori Kelompok
Model pengambilan kebijakan teori kelompok mengandaikan kebijakan
sebagai titik keseimbangan (equilibrium).5 Keseimbangan yang menjadi tema
dalam teori ini ditujukan agar pencetus atau perumusan kebijakan itu tidak
merugikan orang lain, kepentingan umum, agar kebijakan itu dapat berfungsi bagi
masing-masing dari subyek yang menjadi tujuan dari kebijakan tersebut dapat
berinteraksi dengan baik.
2. Model Teori Rasionalisme
Model teori ini mengedepankan gagasan bahwa kebijakan publik sebagai
maximum social gain yang berarti pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus
memilih kebijakan yang memberikan manfat optimum bagi masyarakat.6 Dengan
kata lain kebijakan menurut teori ini di haruskan untuk pembuat kebijakan baik itu
instansi swasta ataupun instansi pemerintah harus mengedepankan manfaat dari
hasil kebijakan tersebut untuk masyarakat secara luas. Dalam proses pembuatan
kebijakan juga harus didasarkan pada rasionalitas yang sudah sangat
dipertimbangkan oleh si pembuat kebijakan.
4 Imron ali, “Kebijaksanaan Pendidikan Di Indonesia”, Penerbit PT.Bumi Aksara, Jakarta, 2002
5 Riant Nugroho, “Public Policy: Dinamika Kebijakan Analisis Kebijakan Manajemen
Kebijakan”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008, Hlm: 514 6Ibid.hlm: 517
19
3. Model Teori Pilihan Publik
Akar kebijakan ini sendiri berakar dari teori ekonomi pilihan publik
(economic of public choice) yang mengandaikan bahwa manusia adalah homo
ecnomicus yang memiliki kepentingan–kepentingan yang harus dipuaskan.7
Dengan demikian model teori ini melibatkan kepentingan publik sebagai acuan
sebuah intansi atau pemerintahan dalam membuat sebuah kebijakan.
Model teori pilihan publik juga memberi ruang kepada masyarkat luas untuk
mengeluarkan hak-haknya sebagai warga negara dengan cara berkontribusi dalam
menentukan pilihan-pilihannya kepada si pembuat kebijakan sebelum
dikeluarkannya kebijakan tersebut. Sebagaimana layaknya kebijakan yang selalu
mengacu ke masa depan dan tidak jarang memerlukan duration yang panjang,
maka sifat ketidakpastian dari sebuah kebijakan akan selalu ada.8
C. Tinjauan Umum TentangTrading-Id
Trading-Id merupakan bagian dari Single Investor Identity (SID) yang
terdiri atas digit nomer ke-8 sampai dengan digit ke-13, untuk membedakan mana
nomer identitas nasabah yang akan melakukan order pada transaksi perdagangan.
SID sendiri merupakan produk yang dikeluarkan oleh PT.Kustodian Sentral Efek
Indonesia atau yang disingkat “KSEI” selaku pihak yang bertugas sebagai
lembaga yang melakukan kegiatan usaha penyelesaian dan penyimpanan (LPP).
Berdasarkan peraturan KSEI Nomor I-E Tentang Single Investor
Identification (SID) pasal 1.1.1 “Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single
7 Ibid.hlm: 532
8Sudarwan Danim, “Pengantar studi penelitian kebijakan”, PT.Bumi Aksara, Jakarta, 1997
Hlm: 15
20
Investor Identification) selanjutnya disebut “SID” adalah kode tunggal dan khusus
yang diterbitkan KSEI yang digunakan Nasabah, Pemodal, dan atau pihak lain
berdasarkan peraturan yang berlaku untuk melakukan kegiatan terkait Transaksi
Efek dan/atau menggunakan layanan jasa lainya baik yang disediakan oleh KSEI
maupun oleh pihak lain berdasarkan persetujuan KSEI atau peraturan yang
berlaku.9 Berikut ini adalah gambaran dari SID yang terdiri dari 15 digit nomer
10 :
Tabel 1.2
Format Single Investor Identity (SID)
Digit Trading-Id
sumber: Data Sekunder, diolah, 2017
1. Karakter digit ke 1-2 menentukan tipe Investor
a. ID : Individu ( Nasabah Perorangan)
b. SC : Security Company (Perusahaan Efek)
c. MF : Mutual Fund (Reksa Dana)
d. PF : Pension Fund (Dana Pensiun)
e. CP : Corporate (Perusahaan)
f. IB : Institusion Bank (Bank)
g. IS : Insurance (Asuransi)
h. FD : Foundation (Yayasan)
i. OT : Others (lainnya)
9 Peraturan KSEI Nomor I-E Tentang Single Investor Identification (SID) pasal 1.1.1
10PT.KSEI,“Panduan pengguna Static Data Investor”, 2011, hlm: 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
21
2. Karakter digit ke 3 menentukan status Investor
a. D : Domestic (Lokal)
b. F : Forgein (Asing)
3. Karakter digit ke 4-7 menentukan tanggal dan bulan dari tanggal lahir dan
tanggal pendirian perusahaan dengan format DDMM
4. Karakter Digit ke 8-13 adalah nomor trading-Id yang dihasilkan oleh C-BEST
dengan cara acak
5. Karakter 14,15 hanya merupakan cek digit
Berbeda dengan digit-digit lain yang menunjukan identitas dari nasabah
nomor Trading-Id ini sendiri dikeluarkan secara acak oleh sistem C-BEST,
sebagai nomor khusus untuk kepentingan investor melakukan perdagangan.
Tujuan dikeluarkannya SID sendiri adalah sebagai pengendalian atau pengawasan
untuk resiko bidang pasar modal yang lebih luas.11
Diharapkan investor merasa
aman dan terjamin menginvestasikan modalnya dipasar modal karena telah
memiliki aksesnya untuk melakukan perdagangan dan pemisahan rekening dari
perusahaan efek, serta dapat melakukan monitoring terhadap asetnya yang telah di
investasikan di Pasar Modal.
D. Tinjauan Umum tentang Pihak-pihak yang terlibat dalam
perdagangan Efek
Kegiatan yang dilakukan dalam bidang pasar modal khusunya pada
transaksi perdagangan jual beli efek merupakan jenis kegiatan perdagangan yang
sangat besar dan membutuhkan campur tangan dari berbagai pihak, berikut ini
adalah pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan efek :
11
PT Bursa Efek Indonesia, “Mekanisme Perdagangan Efek” dalam agenda Evaluasi Divisi
Operasional Perdagangan Efek, Jakarta, 2016, Power Point slide ke 24
22
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)
BEI merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam kegiatan perdagangan
efek. Bursa berperan sebagai fasiltator yang menyediakan semua sistem dan
sarana bagi pihak-pihak lainnya dalam melakukan transaksi jual beli efek.
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal pasal 8
Bursa Efek adalah pihak yang meyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Oleh karena itu bursa
disebut-sebut sebagai fasilitator, yang mana memiliki tugas sebagai berikut:12
a. Menyediakan sarana perdagangan efek
b. Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dan secara cepat
pada efek-efek yang dijual
c. menyebarluaskan segala informasi bursa keseluruh lapisan masyarakat
d. Memasyaraktakan pasar modal, untuk menarik calon investor dan
perusaahaan yang go public
e. Menciptakan instrumen jasa baru
Ada beberapa komponen yang terlibat dalam bursa efek dan juga memiliki
peranan penting dalam kegiatan perdagangan jual dan beli efek diantaranya
yaitu Perusahaan efek yang terdiri dari :
a. Perantara pedagang efek, yaitu seseorang atau perusahaan yang bertindak
sebagai perantara bagi pemodal yang ingin membeli atau menjual efek
dipasar modal atau bursa.13
12
Tjiptono Darmaji dan Hendy M, ” Pasar Modal di Indonesia, pendekatan tanya jawab”,.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012, Hlm: 35 13
Yulfasni,“ Hukum Pasar Modal”, Penerbit IBLAM, Jakarta, 2005, Hlm : 11
23
b. Penjmin Emisi Efek, yaitu seorang atau perusahaan yang bertindak sebagai
orang tengah antra perusahaan yang mengeluarkan efek dengan
masyarakat yang akan membeli efek yang akan dikeluarkan tersebut.14
c. Manajer Investasi, yaitu perusahaan atau perorangan yang telah
mendapatkan izin usaha dari bapepam (saat ini OJK) untuk mengolah
portofolio efek untuk investor atau nasabah baik secara perorangan atau
kolektif.15
2. Emiten
Emiten menurut undang-undang Nomor 8 tahun 1995 Tentang Pasar
Modal emiten diartikan sebagai pihak yang melakukan penawaran umum. Bisa
juga dikatakan bahwa emiten adalah sebuah perusahaan yang sebagian
kepemilikannya bisa dimiliki oleh masyarakat umum untuk berinvestasi di
pasar modal. Adapun penjualan saham atau efek oleh emiten itu dapat berasal
dari :16
a. Saham-saham lama (existing shares), yaitu peralihan hak milik dalam
rangka investasi
b. Saham yang masih berada dalam portepel (modal belum
ditempatkan/unissed capital) atau masih disimpan; dan
c. Kombinasi dari kedua saham tersebut
14
Ibid. 15
Tjiptono Darmaji dan Hendy M, ” Pasar Modal di Indonesia, pendekatan tanya jawab”,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012, Hlm: 39 16
Yulfasni, “ Hukum Pasar Modal”, Penerbit IBLAM, Jakarta, 2005, Hlm : 25
24
3. Investor/Pemodal
Berdasarkan tujuannya Investor/Pemodal dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok, yaitu :17
a. Pemodal yang bertujuan untuk memperoleh dividen, kelompok ini
biasanya orang-orang atau lembaga yang mengharapkan pengahasilan
tetap, seperti pensiunan, pengelola dana pesiun dan asuransi.
Dilatarbelakangi keinginan yang demikian, maka pemodal dari kelompok
ini tidak aktif dalam perdagangan saham di Bursa.
b. Pemodal yang bertujuan berdagang, Kelompok ini membeli saham tujuan
utamanya untuk memperoleh keuntungan dari seluruh positif harga beli
dengan harga jual. Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual beli
saham itu.
c. Kelompok yang berkepentigan dalam pemilikan perusahaan, bagi
kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai pemilik
perusahaan.
d. Kelompok spekulator, kelompok ini lebih menyukai saham-saham
perusahaan yang belum berkembang, tetapi diyakini akan berkembang
dengan baik.
4. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
LKP menjadi pihak yang bertugas untuk menyelenggarakan jasa kliring
dan penjaminan transaksi bursa agar tujuan dari kegiatan pasar modal dalam
menciptakan pasar yang wajar, teratur, dan efisien dapat berjalan sesuai. Saat
ini LKP dijalan kan oleh PT.Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT.KPEI).
17
Rusdin, ” Pasar Modal, Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik”Penerbit Alfabeta,
Bandung, 2006, Hlm: 34
25
Lalu sebenarnya jasa apa saja yang diberikan oleh KPEI dalam perannya
sebagai pihak yang terlibat dalam perdagangan efek, jasa yang diberikan oleh
KPEI adalah :18
a. Kliring dan penyelesaian transaksi bursa
b. Penjaminan penyelesaian transaksi bursa. penjaminan berfungsi untuk
memberikan kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban anggota bursa
(investor) yang timbul dalam transaksi bursa
c. Jasa lain dilingkungan pasar modal, yang diseenggarakan untuk
mendukung fungsi kliring dan penjaminan, seperi: Pelaporan Harian
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD), Pelaporan Kegiatan Transaksi
Bursa ke OJK, dan lainnya.
5. Lembaga Penyimpanan Penyelesaian (LPP)
LPP bertugas sebagai pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian
sentral efek (tempat penyimpanan terpusat). LPP saat ini dijalankan oleh
PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sama seperti LKP yang
dijalankan oleh KPEI LPP yang dijalankan oleh KSEI juga memberikan
jasanya sebagai pihak yang juga berperan dalam kegiatan perdagangan efek,
jasa yang diberikan oleh KSEI dalah sebagai berikut :19
1. Pengelolaan rekening dan pendaftaran pemegang rekening
2. Deposit efek, merupakan jasa untuk mengkonversikan sertifikat efek ke
dalam bentuk catatan elektronik
18
Tjiptono Darmaji dan Hendy M. 2012.” Pasar Modal di Indonesia, pendekatan tanya
jawab”. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Hlm: 35 19
Ibid
26
3. Penarikan efek dan atau dana, merupakan jasa untuk mengeluarkan efek
atau dana dari C-BEST
4. Penyelesaian transaksi bursa, merupakan jasa untuk pemindahbukuan antar
rekening berdasarkan instruksi dari KPEI
5. Penyelesaian transaksi diluar bursa, merupakan jasa untuk
pemindahbukuan antar rekening efek berdasarkan instruksi dari pemegang
rekening
6. Aksi Korporasi (corporate action), merupakan jasa untuk
mendistribusikan hak atas efek secara langsung dengan cara kredit ke
dalam rekening efek
7. Inquiry dan laporan
E. Tinjauan Umum Tentang Segmen Pasar Di Bursa Efek
1. Pasar Reguler
Saham-saham di Pasar Reguler diperdagangkan dalam satuan “lot”, dan
berdasarkan mekanisme tawar menawar yang berlangsung secara terus
menerus selama periode perdagangan.20
Berikut ini adalah karakterisitk atau
syarat-syarat untuk transaksi di Pasar Reguler:
1. Saham dihargakan dalam standar satuan perdagangan lot, harga saat ini 1
lot berarti 100 lembar saham. Dulu 1 lot berarti 500 lembar saham hingga
saat peraturan mengenai hal tersebut diubah ketika Bursa Efek Indonesia
mengeluarkan peraturan Direksi yaitu, kep-00071/BEI/11-2013, maka
20
Rusdin, ” Pasar Modal, Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik”, Penerbit
Alfabeta,Bandung, 2006, Hlm: 119
27
mulai 6 januari 2014 yang lalu terjadi perubahan satuan perdagangan 1 lot
saham di Bursa Efek Indonesia.21
2. Mekanisme terjadinya transaksi (matching) diselesaikan berdasarkan
prinsip Prioritas Waktu dan Prioritas Harga.22
3. Sistem tawar menawar secara terus menerus (continous auction)
4. Penyelesaiaan transaksi T+3
2. Pasar Tunai23
Pasar Tunai pada dasarnya tersedia untuk menyelesaikan kegagalan
anggota Bursa dalam memenuhi kewajibannya di Pasar Reguler dan Pasar
Negosiasi. Pasar Tunai dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan
seketika (cas & carry). Penyelesaian (Settlement), apabila order beli dan order jual
telah cocok atau matchedpenyerahaan sertifikat saham dan pembayarannya harus
diselesaikan melalui Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI)
3. Pasar Negosiasi
Pasar negosiasi merupakan salah satu segmen pasar dibursa yang
penyelesaiannya dilakukan secara negosiasi oleh pihak-pihak yang memiliki
kesepakatan jual beli efek melalui pialang jual dan pialang beli, jadi tidak
dilakukan dibursa tetapi tetap dalam pengawasan bursa. Pasar negosiasi itu
ditujukan untuk para nasabah yang mengalami kondisi tertentu dalam melakukan
perdagangan, misalnya jumlah saham yang dimiliki itu tidak sesuai dengan
21
Raden Winata, 2015, Diakses Online, http://bisnskeuangan.com/artikel/saham/1-lot-sama-
dengan-berapa-lembar-saham.html. Pada tanggal 20 Juli 2017 22
Rusdin, “Pasar Modal, Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik”,Penerbit Alfabeta,
Bandung, 2006, Hlm: 119 23
Ibid, hlm:120
28
karakteristik untuk menjual dipasar regular, nah disini pasar negosiasi ada untuk
memfasilitasi kondisi atau keadaan tersebut.
Beberapa bentuk transaksi yang dapat diaplikasikan di pasar negosiasi
antara lain:24
1. Transaksi odd lot, yaitu transaksi dengan satuan perdagangan yang tidak
genap (odd) atau kurang dari 1 lot.25
2. Transaksi tutup sendiri (crossing), yaitu transaksi negosiasi yang terjadi
pada pialang yang sama.26
3. Transaksi block sale, yaitu transaksi dalam jumlah besar minimal 200.000
lembar saham atau 400 lot.27
4. Transaksi saham antar pemodal asing yang porsi asingnya telah mencapai
49% dari saham yang tercatat, dengan negosiasi secara langsung.28
Cara penyelesaian transaksi perdagangan pada pasar negosiasi dengan
segmen pasar lainnya juga berbeda, penyelesaian transaksi perdagangan pada
pasar negosiasi ditandai dengan pemindahbukuan secara langsung antara pialang
jual dan pialang beli.
24
Tjiptono Darmadji dan Hendy M,“Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab”,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012, Hlm: 115 25
Ibid 26
Ibid 27
Ibid 28
Yulfasni, “Hukum Pasar Modal”, Badan Penerbit iblam, Jakarta, 2005, hlm.56
29
68
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis empiris. Penelitian
hukum empiris diangkat berdasarkan kenyataan yang terdapat didalam masyarakat
dengan mengamati secara langsung (terjun lapang). Hal yang sama dikemukakan
pula oleh Ronny Hanitijo Soemitro, bahwa penelitian hukum empiris yaitu
penelitian hukum yang memperoleh datanya dari data primer atau data yang
diperoleh langsung dari masyarakat.1
Penelitian ini mendasarkan pada Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Tentang kebijakan bursaatas pelaksanaan koreksi Trading-Iddikaitkan
dengan kenyataan bahwa terkadang Perusahaan Efek milik nasabah melakukan
kekeliruan dalam memasukkan nomor Trading-Idmilik nasabahnya sehingga
mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian Nomor-Id nasabah pada saat input ke
dalam sistem perdagangan. Dengan mengamati kemudian menganalisa
pelaksanaan kebijakan bursa tersebut yang di implementasikan oleh PT Trimegah
Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas Kemudian dilanjutkan dengan
mengidentifikasi bagaimana kebijakan ini dijalankan oleh pihak-pihak tersebut.
B. Pendekatan Penelitian
Didalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, yang tujuannya
agar penelitimendapatkan informasi serta jawaban dari berbagai aspek mengenai
isu yang sedang peneliti cari. Metode pendekatan yang peneliti gunakan dalam
1 Muktifajar dan Yulianto Achmad, “Dualisme penelitian Hukum Normatif dan Empiris”,
Pustaka Pelajar, Jakarta, 2010, Hlm: 154
69
penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis sosiologis yaitu suatu pendekatan
yang mengkaji opini dan kebiasaan hukum subyek (individu dan badan hukum)
dan kelompok sosial dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang
bagaimana hubungan hukum masyarakat dengan sebab-sebab yang
mempengaruhi implementasi hukum dimasyarakat.
Pendekatan yuridis sosiologis digunakan oleh peneliti untuk menganalisis
dari pada Surat Ketetapan Direksi PT Bursa Efek Indonesia tentang Kebijakan
Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id yang dilaksanakan Oleh perusahaan
efek dalam penelitian ini yaitu PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
Pada penelitian ini juga dapat berpengaruh kepada para perusaahan efek
untuk memperoleh keterbukaan informasi agar tidak dirugikan atas kebijakan
yang dikeluarkan dan mendapatkan haknya sebagai anggota Bursa Efek
Indonesia.
C. Lokasi Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang diuraikan diatas maka,
penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Kantor Pusat PT Trimegah Sekuritas
dan PT Mandiri Sekuritas yang berada atau terletak di Kota Jakarta. Peneliti
memutuskan untuk mengambil lokasi penelitian tersebut dikarenakan Kota Jakarta
merupakan Ibu Kota Negara Indonesia dan seluruh kegiatan perusahan-
perusahaan besar yang tersebar di beberapa kota didaerah-daerah lain biasanya
berpusat di Jakarta.
Sebelumnya peneliti sudah melakukan survei di Kantor cabang PT
Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas yang berada di Kota Malang, dari
hasil survei tersebut menyatakan bahwa kegiatan dari pada pelaksanaan koreksi
70
Trading-Id yang diajukan oleh kantor cabang, akan di proses terlebih dahulu ke
kantor pusat di karenakan harus adanya persetujuan dari Direksi, selanjutnya
permohonan koreksi tersebut akan di lakukan oleh kantor pusat. Sehingga peneliti
merasa bahwa akan lebih efektif jika penelitian ini peneliti lakukan di kantor pusat
dari kedua perusahaan efek tersebut yang teletak di Kota Jakarta.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal
sebagai berikut:
1. Jenis Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Data Primer
Data yang berisi informasi yang berupa pengalaman, pemahaman,
persepsi, pendapat, harapan dan lain-lain dari subyek penelitian (narasumber,
informan, responden, dan lain-lain).2
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen yang terdiri dari arsip, laporan, notulen,
risalah, perjanjian, dan lain-lain yang diperoleh secara langsung yang dapat
mendukung dan memperkuat data primer.3
2. Sumber data penelitian
1. Data Primer
Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan beberapa
narasumber sebagai berikut :
2 Universitas Brawijaya, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, Malang, 2015, hlm.15 3Ibid.
71
a. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
b. PT Mandiri Sekuritas
c. PT Bursa Efek Indonesia
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder ini terdiri dari :
A. Peraturan Perundang-undangan yang meliputi :
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
c. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
B. Peraturan Bursa Efek Indonesia
a. Peraturan Nomor 2A tentang Efek Bersifat Ekuitas
b. Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan
Busa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id
c. Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan
Bursa Atas Koreksi di Pasar Negosiasi
C. Peraturan KSEI Nomor I-E Tentang Single Investor Identification (SID)
E. Teknik Memperoleh Data
Teknik memperoleh data yang digunakan penulis berupa studi literatur
dan studi lapangan. Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer maupun bahan
hukum sekunder, sedangkan studi lapangan digunakan untuk mengumpulkan data
berupa pendapat dari pihak yang terkait. studi lapang dilakukan dengan cara :
72
1. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini akan
dilaksanakan dengan memakai metode wawancara terstruktur. Wawancara
terstruktur ialah wawancara yang dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan secara terangkai dan telah dibuat sebelumnya.
Wawancara dilakukan dengan menyiapkan kerangka atau inti
permasalahan yang akan dibahas dalam proses wawancara.4Kegiatan
wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan dengan narasumber yang
terkait.
2. Studi Pustaka
Dalam mencari data sekunder teknik pencarian data yang didapatkan
bersumber dari berkas yang berupa arsip atau naskah lainnya yang telah
peneliti didapat dari lembaga yang berhubungan dengan penelitian. Studi
pustaka ini juga sebagai landasan teori yang cukup dalam mendukung analisis
penelitian ini. Data sekunder yang didapat dari penulis juga berasal dari
penelusuran situs-situs internet, beberapa perundang-undangan yang mengatur
tentang Hukum Pasar Modal, Perseroan Terbatas Penanaman Modal dan Kitab
Undang-undang Hukum Perdata. Beberapa peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Peraturan Bursa Efek Indonesia lainnya yang memiliki kaitan erat
dengan penelitian ini.
4 Amirudin dkk, “ Pengantar Metode Penelitian Hukum” , Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2003, Hlm: 82
73
F. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek atau seluruh individu atau unit atau
kegiatan yang diteliti. Sasaran penulis yang akan menjadi tujuan populasi dari
penelitian ini adalah perusahaan efek yang berlokasi di Kota Jakarta yang
memilikikualifikasi sesuai dan tidak jauh berbeda stratifikasi usahanya.
Populasi dalam penelitian ini meliputi:
a. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
b. PT Mandiri Sekuritas
c. PT Bursa Efek Indonesia
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang mewakili populasi yang jumlahnya lebih
kecil dari pada jumlah populasi yang dianggap sesuai terhadap populasi
tersebut. Dalam Penelitian ini metode sampel yang digunakan peneliti adalah
metode Purposive Sampling dengan sampel sebagai berikut:
a. Kepala Pelaksana Compliance PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk,
Bapak David Damaylan
b. Staff atau Karyawan dari divisi Internal Audit PT Trimegah Sekuritas
Indonesia Tbk, Bapak Akmal
c. Kepala Divisi Compliance PT Mandiri Sekuritas, Bapak Omar Yusuf
d. Ketua Unit Operasional Perdagangan dan Parameter Data Efek, PT Bursa
Efek Indonesia, Bapak Erlan Suherlan
Dengan demikian keseluruhan sampling pada penelitian ini ditentukan
berdasarkan teknik Sampel Dengan Maksud (Purposive Sampling).
74
G. Teknik Analisi Data
Berdasarkan semua data yang telah peneliti peroleh, baik dari data primer
maupun yang diperoleh dari data sekunder maka penelitiakan menggunakan
metode deskriptif analisis, yaitu mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau
peristiwa apa adanya dan menyadarkan pada logika dalam bentuk uraian kalimat.
Dimana penelitiakan mendeskripsikan dan menganalisis data-data yang diperoleh
di lapangan kemudian ditarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang
dikaji, untuk mencari jalan keluar yang diharapkan.
H. Definisi Operasional
1. Implementasi
Menurut Pengertian para ahli yaitu pandangan Mazmanian dan Sabatier
Implementasi merupakan pelaksanaan dari kebijakan dasar hukum juga
berbentuk pemerintah atau keputusan atau putusan pengadilan.
2. Trading-Id
Trading-Idadalah Nomor khusus yang merupakan bagian dari SID terdiri dari 6
digit ke 8 sampai dengan ke 13 yang dikeluarkan oleh C-BEST untuk
invstor/nasabah dalam kepentingannya melakukan transaksi perdagangan.
3. Saham
Saham adalah suatu sertifikat tanda bukti kepemilikan perusahaan, atau suatu
satuan ukuran kepemilikan dalam suatu perusahaan.
4. Perusahaan Efek
75
Perusahaan Efek adalah pihak yang telah memiliki izin dari OJK sebagai pihak
yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, dan atau manajer
investasi.
5. Anggota Bursa
Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang memiliki izin dari
OJK dan Bursa Efek Indonesia sehingga mempunyai hak untuk
mempergunakan sistem atau sarana Bursa untuk melakukan transaksi Bursa.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian
1. Keadaan Umum Kota Jakarta
a. Sejarah Kota Jakarta1
Perkembangan Jakarta dianggap penting ketika bermula pada abad
ke-16 ketika negara Portugis mulai tertarik padapelabuhan sunda kelapa yang
sejak abad ke-12 telah menjadi salah satu pusat perdagangan penting di
Nusantara, bahkan di Asia. Daya tarik tesebut yang menarik Portugis masuk
ke Jakarta dan membuat perjanjian dengan raja Pajajaran pada tahun
1552,perjanjiantersebut antara lain berisi tentang pemberian izin kepada
Portugis untuk membangun benteng di sunda kelapa.
Setelah melalui proses perebutan kekuasaaan yang disertai
pembangunan benteng-benteng dan berbagai macam fasilitas di atas taah
yang menjadi cikal bakal kota Jakarta akhirnya penolakan dari atas perjanjian
tersebut dilakukan oleh kerajaan Demak yang kemudian menyerang dan
menduduki sunda kelapa pada tahun 1527 dibawah Fatahillah. Atas
kemenangannya ini Fatahillah kemudian menamakan sunda kelapa dengan
“Jayakarta” yang artinya adalah kemenangan berjaya.
Tahun 1617, Belanda mencoba peruntungannya dengan
mendapatkan izin untuk membangun sebuah kantor dagang diatas
permukiman Cina, kesempatan ini pun disalahgunakan oleh pihak Belanda,
1Portal Resmi Pemerintah Kota Jakarta, Sejarah Jakarta (online),
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2014/03/perkampungan-betawi-asli#.WTeD3-WGPIU ,(07 Juni
2017)
38
akibatnya Belanda mendapatkan kesukaran dari Jayakarta yang disokong oleh
Banten dan Inggris. Pada abad 17-18, Jakarta menjadi tempat berimigrasinya
orang-orang yang berasal dari berbagai macam daerah di Nusantara.
Kedatangan mereka pada umumnya memiliki kesamaan yaitu untuk
melakukan kegiatan perdagangan yang berkembang pesat di Jakarta.
Pada masa pemerintahan Kolonial Hindia-Belandaperkembangan
Jayakarta terlihat sangat pesat, perkembangannya pun terlihat dari beberapa
tempat di Jayakarta yang dibangun mirip seperti kota di Belanda, Ketika
Jepang masuk ke Indonesia, kota Batavia diganti namanya menjadi Jakarta.
Pada saat ini baik kota Jakarta maupun kampung-kampung didalamnya
berkembang cepat.
b. Keadaan Geografis Kota Jakarta2
Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi
dan satu kabupaten administrtif, yakni:
A. Jakarta Pusat, dengan luas 47,90 km2
B. Jakarta Utara dengan Luas 142,20 km2
C. Jakarta Barat dengan Luas 126,15 km2
D. Jakarta Selatan dengan Luas 145,73 km2
E. Jakarta Timur dengan Luas 187,73 km2
F. Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, dengan Luas 11,81 km2.
2 Portal Resmi Pemerintah Kota Jakarta, Sejarah Jakarta (online),
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2008/01/Geografis-Jakarta#.WTee2uWGPIU , (07 Juni 2017)
39
Gambar 1.1
Peta Kota Jakarta
Sumber: Data Sekunder, tidak diolah 2017
Dibagian selatan dan timur Jakarta berdekatan dengan kota Depok,
Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Dibagian barat kota
Jakarta berdekatan dengan Kota Tanggerang dan Kabupaten Tanggerang
termasuk dibagian utara bersebelahan dengan Laut Jawa. Kondisi kota
Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara dapat mencapai
32,70C-34
0C pada siang hari, dan suhu udara minimum berkisar 23,8
0C-
25,40C pada malam hari. Rata-rata curah hujan sepanjang tahun itu
mencapai 237,96 mm, selama periode 2002-2006. Curah hujan terendah
sebesar 267,4 mm terjadi pada tahun 2005, dengan tingkat kelembapan
udara mencapai 73,0-78,0 persen dan kecepatan angin rata-rata, mencapai
2,2 m/detik-2,5 m/detik.
40
c. Pembagian Wilayah Administrasi3
A. Kota Administrasi Jakarta Pusat, secara administratif dibagi : 8
kecamatan, 44 kelurahan, 394 RW dan 4662 RT.
B. Kota Administrasi Jakarta Barat, secara administratif dibagi : 8
kecamatan, 56 Kelurahan, 568 RW dan 6.202 RT.
C. Kota Administrasi Jakarta Selatan, secara administratif dibagi : 10
Kecamatan, 65 Kelurahan, 577 RW dan 6.134 RT.
D. Kota Administrasi Jakarta Timur, secara administratif dibagi : 10
Kecamatan, 65 Kelurahan, 673 RW dan 7.513 RT
E. Kota Administrasi Jakarta Utara, secara administratif dibagi : 6
Kecamatan, 31 Kelurahan, 406 RW dan 4. 172 RT.
F. Kepulauan Seribu terbagi menjadi : Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Sehingga jumlah
Kelurahan pun menjadi 6 buah. Kelurahan tersebut adalah Kelurahan
Pulau Kelapa, Kelurahan Pulau Pramuka dan Kelurahan Pulau
Panggang.
d. Visi dan Misi Kota Jakarta4
1. Visi
Visi Kota Jakarta adalah menjadikan Jakarta sebagai kota yang
moderen tertata rapi dan manusiawi, dengan kepemimpinan dan
pemerintah yang bersih melayani.
3Portal Resmi Pemerintah Kota Jakarta, Sejarah Jakarta (online), http://www.jakarta.go.id/v2/.
(07 Juni 2017 4 visi dan misi dan program kerja Jakarta, (online),
https://docs.google.com/presentation/d/1BE9QtnoZHyrMP9nEQajzT71_f9klcnWklLMEU4
MtZrg/edit#slide=id.p13 (13 Juni 2017)
41
2. Misi
Dalam rangka pemerintah kota Jakarta melaksanakan atau
mewujudkan visi sebagaimana diatas, maka Misi Pemerintah Kota
Jakarta Tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan Jakarta sebagai kota moderen yang tertata rapih serta
konsisten degan Rencana Tata Ruang Wilayah
b. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah
menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-
lain
c. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta
terjangkau bagi warga kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan
yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan yang berkualitas secara
gratis selama 12 tahun untuk warga Jakarta
d. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga
memiliki kesadaran dalam memelihara kota
e. membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta
berorientasi pada pelayanan publik
2. Gambaran UmumPT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
a. Lokasi PT Trimegah Sekuritas5
Kantor Pusat PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk terletak di
Gedung Arta Graha Lantai 18-19 Jalan Jendral Sudirman, kavling 52-53
Kota Jakarta, Indonesia
5 Situs Resmi PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (online),
http://www.trimegah.com/corporate-profile/trimegah-at-a-glance&lang=IN, (14 Juni 2017)
42
b. Visi PT Trimegah Sekuritas6
Menjadi tujuan yang paling di sukai untuk layanan keuangan di
wilayah ini.
c. Misi PT Trimegah Sekuritas7
Untuk menciptakan visi dari Trimegah Sekuritas maka misi yang
dilakukan oleh Trimegah adalah : Mendidik dan menciptakan kekayaan
untuk komunikasi melalui pengalaman investasi yang unik.
d. Tugas Pokok PT Trimegah Sekuritas8
PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memiliki tugas pokok yaitu
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap nasabah
yang bergabung dalam kegiatan pasar modal sebagai perantara pedagang
efek, dan sebagai agen penjual efek reksadana bagi nasabah ritel.
e. Fungsi PT Trimegah Sekuritas9
1. Pemberi layanan perantara transaksi saham bagi nasabah Ritel
maupun Institusi
2. Melayani transaksi perdagangan surat utang Negara, Obligasi Negara
Ritel, Sukuk Negara Ritel, Sukuk Tabungan, Saving Bond Ritel,
maupun obligasi korporasi.
3. Pemberi jasa penjamin emisi saham dan obligasi, maupun jasa
penasihat keuangan termasuk merger dan Acqulsition, Divestment,
Valuarion, Due diligence, Corporte restructuring, dan Financing.
6Ibid.
7Ibid.
8 Situs Resmi PT Trimegah Sekuritas Indonesia (Online), http://www.trimegah.com/investor-
relations/annual-reports (14 Juli 2017). 9 Ibid.
43
4. Penyedia berbagai reksadana, saham, campuran, pendapatan tetap dan
pasar uang sesuai dengan kebutuhan nasbah korporasi, lembaga
keuangan dan dana pensiun.
5. Penyedia fasilitas online bagi nasabah ritel yang ingin berinvestasi
disaham maupun reksadana.
6. Sebagai Manajer Investasi, Perantara Pedagang Efek
7. Sebagai Penjamin emisi Efek
8. Perantara Transaki saham seperti TRIM Reguler, TRIM Margin,
Online Trading, Direct Market Access (DMA)
9. Dealer Utama Surat Berharga Negara dan Surat Syariah Negara
44
f. Struktur Organisasi10
STRUKTUR ORGANISASI
PT TRIMEGAH SEKURITAS INDONESIA Tbk
10
Situs resmi PT Trimegah Sekuritas (online), http://www.trimegah.com/corporate-
profile/organization-structure&lang=IN (14 Juni 2017)
Board Of Commissioners
Audit Committe
Nomination & Remuneration
Committe
Integrated Governance
Committe
President Director
Corporate Secertary, Investor Relations,
Marketing comunications, Legal
Debt Capital Markets
Equity Capital Markets
Human Capital
Internal Audit
Research
Integrated Risk
Management
Committe
Human Capital
Committe
Director Investment
Banking
Advisory IB
Capital Markets
IB
Director Chief Financial
Officer
Acounting
Finance
Information
Tecnology
Operations
Chief Operating Officer
Compliance & KYC
Corporte Risk
Management
Corporate Strategy &
Buisnes Development
Digital Tranformation
Sumber: Data Primer, tidak diolah 2017
45
3. Gambaran Umum PT Mandiri Sekuritas
a. Lokasi PT Mandiri Sekuritas11
Kantor pusat PT Mandiri Sekuritas terletak di Gedung Plaza
Mandiri, lantai 28-29 Jl.Jendral Gatot Subroto kavling 36-38, Senayan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan Daerah khusus Ibu Kota Jakarta,
Indonesia
b. Visi PT Mandiri Sekuritas12
Menjadi penyedia jasa pasar modal yang paling terkemuka dan
paling di kagumi di Indonesia.
c. Misi PT Mandiri Sekuritas13
Untuk mencapai Visi yang dibuat PT Mandiri Sekuritas maka Misi
dari PT Mandiri Sekuritas adalah sebagai berikut:
a. Memperkuat kepemimpinan dalam Investment Banking.
b. Memperkuat keberadaan dalam pasar regional/global serta
c. Menjadi Brokerage Housepilihan serta menjadi pemain utama dalam
ritel dan institusi
11
Situs Resmi PT Mandiri Sekuritas (Online),
https://www.mandirisekuritas.co.id/profiles/view/1-profile.html/1, (10 Juli 2017) 12
Situs Resmi PT Mandiri Sekuritas (Online),
http://www.mandirisekuritas.co.id/msdownload/Mandiri_Sekuritas_Annual_Report_2016.p
df, (14 Juli 2017) 13
Ibid
46
c. Tugas Pokok PT Mandiri Sekuritas14
PT Mandiri Sekuritas mempunyai tugas pokok yaitu, Investment
Banking, Penjamin Emisi Efek, Penasihat Keuangan, Principal
Investment, Capital Markets, Investment Management.
d. Fungsi PT Mandiri Sekuritas15
1. Penyedia jasa layanan Investment Banking
2. Penyedia layanan online trading
3. Pemberi informasi real time mengenai pergerakan indeks keseluruhan
4. Menerbitkan berbagai macam produk reksadana untuk kebutuhan
investai
5. Pemberi jasa penjaminan emisi efek nasabah Institusional dari
berbagai macam sektor, baik efek bersifat hutang maupun bersifat
ekuitas
6. Menerbitkan secara berkala hasil analisis tinjauan dan prospek
ekonomi makro yang meliputi kebijakan moneter suku bunga, dan
nilai tukar, serta pasar saham
7. Menawarkan jasa pengelolaan portofolio investasi serta penasihat
investasi
8. Konsultan keuangan terkait restrukturisasi korporasi,restrukturisasi
hutang, merger dan akuisisi, penjualan kepada mitra strategis, shares
placement, rights issue, tender offer, dan divestasi serta hal-hal terkait
bidang corporate finance
9. Sebagai Manajer Investasi
14
Ibid 15
Ibid
47
10. Sebagai Perantara pedagang efek
11. Melakukan analisis makro ekonomi, pasar saham, dan pasar surat
utang
12. Membantu nasabah melakukan analisis dalam menentukan momen
terbaik untuk jual atau beli
13. Memperluas jaringan keuangan dipasar keuangan regional
48
e. Struktur Organisasi16
16
Situs Resmi PT Mandiri Sekuritas (Online),
http://www.mandirisekuritas.co.id/msdownload/Mandiri_Sekuritas_Annual_Report_2016.p
df, (14 Juli 2017)
49
B. Impementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang
Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id oleh Perusahaan
Efek ketika terjadinya ketidaksesuaian Nomor-Id Nasabah
1. Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id
Kebijakan bursa atas pelaksanaan koreksi Trading-Id ini merupakan
upaya yang dilakukan bursa untuk memberikan rasa aman kepada
investor/nasabah dari terhindarnya praktik-praktik curang dalam pasar modal.
Inti dari kebijakan ini adalah pengenaan denda yang ditujukan bursa kepada
Anggota Bursa atas kesalahan atau kekeliruan yang terjadi selama perdagangan
berlangsung. Denda yang dibayarkan itu sejumlah Rp.500.000,- (lima ratus
ribu rupiah) untuk satu kali transaksi per 1-10 hari bursa, ketika masuk ke-11
hitungan hari bursa maka denda tersebut bertambah menjadi Rp.1000.000,-
(satu juta rupiah). 17
Koreksi atas Transaksi yang terjadi pada pasar negosiasi itu jumlah
dendanya lebih besar lagi. Satu kali koreksi saja anggota bursa harus
membayar sebesar Rp2.000.000,-(dua juta rupiah) atas alasan koreksi transaksi
yang tidak berdampak pada perubahan nilai transaksi bursa, sedangkan yang
memberikan dampak pada transaksi bursa akan dikenakan denda sebesar
Rp5000.000,-(lima juta rupiah). 18
17
Lihat Surat Keputusan Direksi PT.Bursa Efek Indonesia, Tentang Kebijakan Bursa Atas
Pelaksnaan Koreksi Trading-Id: pasal 1 (a) Pelaksanaan koreksi pada Hari Bursa ke-1 (kesatu)
sampai denganHari Bursa ke-10 (kesepuluh) dikenakan denda sebesar Rp500.000,-(lima ratus ribu
rupiah) per Hari Bursa pelaksanaan koreksi, (b) Pelaksanaan koreksi Dan Hari Bursa ke-II
(kesebelas) dan selanjutnya dikenakan denda sebesar Rpl.000.000,- (satu juta rupiah) per Hari
Bursa pelaksanaan koreksi. 18
Lihat surat keputusan direksi PT.Bursa Efek Indonesia, Tentang kebijakan bursa atas
pelaksanaan koreksi transaksi bursa dipasar negosiasi : pasal 2 . Untuk pelaksanaan koreksi
Transaksi Bursa sebagaimanadirnaksud dalam dictum ].a. keputusan ini ditetapkan sebagai
berikut:1) Pelaksanaan koreksi pertama dikenakan denda sebesarRp2.000.000,- (dua juta rupiah);
50
Prosedur pengajuan atas koreksi Trading-Id itu sendiri adalah sebagai
berikut :
a. Anggota Bursa Efek dapat mengajukan permohonan untuk melakukan
koreksi dengan formulir yang sudah ditentukan oleh bursa, dilengkapi
dengan Identitas, serta alasan terjadinya koreksi.
b. Pelaksanaan koreksi untuk masing-masing segmen pasar dibursa itu
berbeda-beda pukul 12.05.00 waktu JATS untuk transaksi di pasar tunai,
Pukul 16.20.00 Waktu JATS untuk transaksi di pasar reguler dan pasar
negosiasi.
c. Denda harus dibayarkan sertiap pelaksanaan koreksi sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh bursa.
Koreksi Trading-Id yang disebabkan oleh ketidaksesuaian Nomor-Id
Nasabah harus dikoreksi dengan cermat dan benar karena dampaknya bisa
sangat merugikan nasabah yang melakukan transaksi perdagangan. PT Bursa
Efek Indonesia khususnya pada Divisi Operasioanal Perdagangan yang
menangani pengajuan koreksi dari Anggota Bursa yaitu bagian Operasional
Parameter Data dan Efek (OPDE),hampir setiap harinya Divisi OPDE
mendapatkan pengajuan koreksi transaksi dengan berbagai macam alasan
koreksi dari berbagai perusahaan efek yang tercatat di Bursa. Pada dasarnya
segala macam bentuk transaksi itu tidak boleh dilakukan koreksi atau
pembenaran, karena dikhawatirkan akan membuat informasi yang salah pada
2) Pelaksanaan koreksi kedua dikenakan denda sebesarRpS,000.000,- (lima juta rupiah);
3)Pelaksanaan koreksi ketiga dan selanjutnya dikenakan dendasebesar Rp10.000.000, (sepuluh
juta rupiah).
51
sistem perdagangan, tetapi jika memang di haruskan itu bisa dijadikan
pengecualian, itulah mengapa setiap pengajuan koreksi dikenakan denda.19
2. Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
Tentang Kebijakan Bursa Atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id oleh
Perusahaan Efek akibat kesalahan No-Id Nasabah
Berdasarkan Peraturan Bursa Nomor III-A Tentang Keanggotaan Bursa
yang dimaksudkan dengan Anggota Bursa Efek yaitu
“Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
sebagai Perantara Pedagang Efek sebagai mana dimaksud dalam Pasal 1
angka 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
(UUPM) dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk
mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam rangka melakukan
kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa”.
Perusahaan Efek yang telah memenuhi kriteria tersebut dan telah
bergabung dalam keanggotaan Bursa akan secara langsung mematuhi standart
keanggotaan yang diterapkan oleh Bursa sebagai Regulatornya. Perusahaan
Efek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PT Trimegah Sekuritas
Indonesia Tbk dan PT Mandiri Sekuritas. Kedua Perusahaan Efek tersebut
merupakan Perusahaan Efek yang sudah terdaftar menjadi Anggota Bursa.
PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri sekuritas juga merupakan
Perusahaan Efek yang melaksanakan semua peraturan-peraturan serta
kebijakan yang dibuat oleh Bursa Efek. Mereka juga pernah melakukan koreksi
Trading-Id karena alasan kekeliruan terhadap Nomor-ID dari Nasabahnya.
Prosedur pengajuan koreksi sudah ditetapkan oleh masing-masing dari
19
Wawancara dengan K.A Unit Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia, Bapak Erlan Suherlan
Indonsia, Pada Tanggal 20 Juni 2017di PT Bursa Efek Indonesia
52
Perusahaan Efek tersebut karena setiap perusahaan memiliki Standart
Operasionalnya masing-masing. Hanya saja sejauh ini peneliti rasa SOP dari
kedua perusahaan tidak berbeda jauh, berikut ini peneliti paparkan tabel
perbedaan SOP dari PT Trimegah Sekuritas dengan PT Mandiri Sekuritas:
Tabel 1.3
Tabel Pembeda Penanganan Koreksi PT Trimegah
Sekuritas dan Mandiri Sekuritas
No Faktor Pembeda PT Trimegah
Sekuritas
Mandiri
Sekuritas
1 Prosedur Pengajuan Koreksi Sama Sama
2 Pengawasan oleh Komite Audit Berbeda Berbeda
3 Pengendalian Internal Berbeda Berbeda
4 Penerimaan Compliancedari Nasabah Sama Sama
5 Transparasi terhadap Nasabah Sama Sama
6 Relevansi Sama Sama
7 Objektivitas Sama Sama
8 Pelaporan terhadap Dewan Direksi Sama Sama
9 Evaluasi Kinerja Berbeda Berbeda
Sumber data Primer : Diolah, 2017
a. Prosedur Pengajuan Koreksi
Prosedur pengajuan koreksi yang menjadi SOP dari kedua Perusahaan
Efek tersebut tidaklah berbeda, dalam hal prosedurnya pun sesuai dengan apa
yang sudah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pembuat
kebijakan. Baik PT Trimegah dan Mandiri Sekuritas yang melakukan
pengajuan koreksi serta mengikuti standart yang ditetapkan BEI dengan cara
mengisi formulir khusus yang sudah tersedia dan mengirimkannya lewat email
53
ke Bursa Efek Indonesia, yaitu email khusus yang menerima setiap pengajuan
koreksi dari seluruh perusahaan efek yang menjadi Anggota Bursa.
Pengajuan koreksi dari masing-masing perusahaan efek juga harus
mencantumkan alasan terjadinya koreksi, serta mencantumkan Nomor-IDdari
Nasabah yang terkena koreksi Trading-ID. Dalam hal pengajuan koreksi juga
harus disertai oleh tanda tangan dari direktur utama dari masing-masing
Perusahaan, hal itupun tercantum dalam Formulir Pengajuan Koreksi. Waktu
pengajuan koreksi juga harus sesuai dengan jam perdagangan yaitu kurang
lebih pukul 12.00 waktu JATS untuk transaksi di pasar tunai, Pukul 16.20
Waktu JATS untuk transaksi di pasar reguler dan pasar negosiasi.20
Bursa Efek Indonesia sendiri telah memiliki ketentuan yang mencakup
beberapa alasan mengapa anggota bursa melakukan koreksi, dan itu tercatat
dalam rangkuman bulanan yang dimiliki bursa, alasan tersebut misalnya:21
1. Salah kode nasabah
2. Salah nama nasabah
3. Trading Eror
4. Salah trading account nasabah
5. Kesalahan setting sistem
6. Salah input order
7. Salah input harga
8. Salah SID nasabah
20
Wawancara dengan Karyawan dari divisi Internal Audit PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk,
Bapak Akmal , Tanggal 17 Juni 2017 di Kantor Pusat PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. 21
Wawancara dengan K.A Unit Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia, Bapak Erlan Suherlan
Indonsia, Pada Tanggal 20 Juni 2017di PT Bursa Efek Indonesia
54
Berikut ini peneliti cantumkan contoh Formulir pengajuan koreksi dari
PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas:
Tabel 1.4
Formulir Permohonan Koreksi Trading-ID PT Trimegah Sekuritas
Lampiran formulir yang peneliti cantumkan merupakan permohonan
koreksi Trading-Idyang dilakukan oleh PT Trimegah sekuritas dengan alasan
“Nomor Trading-Id Tertukar”, dimana ini juga berarti terjadinya
ketidaksesuainya terhadap identitas nasabah yang melakukan kegiatan
perdagangan. Hal tersebut harus segera dilakukan pembenaran atau selalu
disebut sebagai koreksi agar tidak terjadi kesalahan dalam memperoleh
Sumber : Data Sekunder , tidak diolah, 2017
55
keuntungan bagi pihak yang melakukan kegiatan perdagangan baik Jual atau
Beli Efek.
Kegiatan koreksi dengan alasan ketidaksesuaian Nomor-Id dari nasabah
pun dilakukan juga oleh Mandiri Sekuritas dimana prosedur pengajuannya pun
sama dengan yang dilakukan oleh Trimegah. Berikut ini peneliti lampirkan
formulir permohonan koreksi yang dilakukan oleh Mandiri Sekuritas:
Tabel 1.5
Formulir Permohonan Koreksi Trading-ID Mandiri Sekuritas
Tidak ada perbedaan dalam pengisian formulir permohonan koreksi
Trading-IDalasan yang diajukan oleh Mandiri Sekuritas pun mengarah pada
ketidaksesuaian Nomor-IDNasabah yang melakukan transaksi.
Penyebab terjadinya koreksi di karenakan pada saat institusi melakukan
pesanan pembelian, belum bisa dilakukan alokasi untuk sub accountmana
Sumber: Data Sekunder, tidak diolah, 2017
56
sehingga perlu melakukan alokasi nama pada saat penutupan pasar, jadi ini
dilakukan untuk mengalokasikan pesanan terlebih dahulu.22
b. Pengawasan Oleh Komite Audit dan Pengendalian Internal
Pelaksanaan Koreksi Trading-Id di kedua perusahaan efek baik PT
Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas di naungi atau diawasi oleh
Komite Audit dan dalam pengawasannya pun ke dua perusahaan efek ini
memiliki pengawasan yang berbeda. Komite Audit pada umumnya merupakan
Divisi penanggung jawab yang menelaah ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Emiten dan
Perusahaan Publik23
, karena setiap Perusahaan memiliki SOPnya masing-
masing maka dari itu pengawasan dalam setiap proses kegiatannya pun akan
berbeda.
Pengawasan yang dilakukan Komite Audit dari PT Trimegah Sekuritas
terkait dengan pengajuan koreksi ini meliputi kebenaran data-data Nasabah,
ketaatan karyawan terhadap kode etik perusahaan, serta terhadap dokumen-
dokumen emiten dan perusahaan publik. Kegiatan tersebut harus dilaporkan
setiap minggunya untuk dijadikan dokumen perusahaan. Sedangkan
Pengawasan yang dilakukan Komite Audit Mandiri Sekuritas terkait dengan
Permohonan Koreksi di limpahkan kepada Divisi Internal Audit Mandiri
Sekuritas dengan melakukan pengawasan berupa aktivitas kinerja staff atau
pegawai sehingga tidak ada indikasi untuk melakukan pelanggaran kerja.
Periode dalam setiap pelaporannya pun dilakukan pada akhir Bulan.
22
Wawancara Kepala Divisi Compliance PT Mandiri Sekuritas, Bapak Omar Yusuf, Pada Tanggal
19 Juni 2017, di Plaza Mandiri Tower. 23
Ibid
57
c. Penerimaan Compliance dari Nasabah
Compliance dari Nasabah baik PT Trimegah dan Mandiri Sekuritas
memiliki alur penanganan yang sama. Nasabah yang melakukan Compliance
biasanya menguhungi pihak Operator dan akan disambungkan ke Divisi terkait.
Dalam hal pengajuan koreksi Nasabah yang melakukan Compliance terkait
dengan permintaan yang tidak sesuai dengan keinginan Nasabah misalnya
tidak sesuainya jumlah efek yang didapatkan Nasabah atau tidak diterimanya
sejumlah efek atau uang dari hasil pembelian di pasar Tunai dikarenakan
officer salah memasukkan Nomor-ID dari Nasabah sehingga harus dilakukan
koreksi.
Perusahaan Efek yang menerima compliance terkait dengan koreksi harus
sesegera mungkin melakukan permohonan koreksi Trading-Id sebelum tutup
jam perdagangan. Operator yang menerima compliance dari Nasabah harus
sesegera mungkin memberikan informasi pada divisi terkait untuk segera
menanggapi keluhan dari Nasabah.
d. Transparasi, Relevansi dan Objektivitas Terhadap Nasabah
Perusahaan Efek selaku pengelola dana dari Rekening Investor harus
selalu mengedepankan azas keterbukaan kepada para pihak yang terlibat dalam
transaksi perdagangan, baik itu pemodal atau Perantara Pedagang Efek. Hal ini
pun tercantum dalam Pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal yang berbunyi:
“Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten,
Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini
untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat
seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
58
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud
dan atau harga dari Efek tersebut.”.
Berdasarkan dengan hal tersebut para pelaku dalam bidang pasar modal
dituntut untuk melakukan keterbukaan informasi dalam setiap kegiatan yang
terjadi dalam bidang pasar modal apalagi kegiatan tersebut berkaitan dengan
pengelolaan Sub Rekening Efek milik Nasabah atau Investor. Dalam
Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kedua perusahaan Efek yang
penulis jadikan sampel Penelitian yaitu PT Trimegah dan PT Mandiri
Sekuritas, menyatakan bahwa dalam hal Relevansi terkait dengan penyampaian
data sudah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari perusahaan efek dan
divisi yang melakukan pengajuan koreksi Trading-Id. Officer yang bertugas
dalam hal ini sudah menyampaikan data yang sesuai serta dapat dipertanggung
jawabkan, dalam artian bahwa semua kegiatan perdagangan khususnya yang
berkaitan dengan pengajuan koreksisudah sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan, begitu pula dengan Objektivitas terkait dengan penanganan
berdasarkan fakta atau bukti yang valid.
Tetapi dalam hal transparasi kedua perusahaan efek ini acapkali tidak
memberikan informasi atau pemberitahuan terlebih dahulu kepada nasabahnya
atas kekeliruan yang dilakukan oleh officer terkait kegiatan transaksi.
Akibatnya Nasabah akan berada dalam posisi dirugikan atas perbuatan yang
sebelumnya tidak diketahui olehnya.
Mandiri Sekuritas misalnya dalam melakukan pengajuan koreksi hanya
ketika memang hal tersebut harus di lakukan koreksi. Ketika dealer yang
bertangung jawab atas suatu transaksi melakukan kekeliruan, maka hal tersebut
langsung segera dikoreksi pada jam ketika transaksi tersebut dilakukan.
59
Bahkan diharuskan sebelum jam Perdagangan tutup karena jika sudah masuk
ke dalam sistem JATS akan memberikan informasi yang salah terhadap
kepemilikan saham yang keliru.24
Pengawasan Audit juga meliputi kebenaran
data-data yang berhubungan dengan efek, serta kebenaran informasi yang
berhubungan dengan emiten.
Bagi PT Trimegah Sekuritas dalam hal menyediakan alokasi untuk
nasabah yang melakukan pemesanan juga di awasi oleh Komite Audit dengan
mengumpulkan semua data berupa pemesanan dari seluruh Nasabahnya dan
mengkoreksinya ketika sudah menemukan Nasabah dengan pesanan yang
sesuai.
e. Pelaporan Terhadap Dewan Direksi
Dewan Direksi wajib mengetahui segala macam kegiatan yang dilakukan
oleh Perusahaannya. Begitupun dalam permohonan koreksi Trading-Id
persetujuan direksi menjadi hal yang wajib bagi masing-masing Perusahaan
Efek, karena dalam formulir pengajuannya pun harus tertera tanda tangan dari
Direktur Utama Perusahaan Efek yang mengajukan permohonan.
Ini menjadi hal yang wajib agar perusahaan tetap berada dalam arah,
panduan, kebijakan, dan tata kelola yang baik.25
Menurut Undang-undang
Nomer 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 Angka 5 yang
dimaksud dengan Direksi adalah :
“Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepeningan Perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik didalam maupun
diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar”.
24
Wawancara dengan Karyawan dari divisi Internal Audit PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk,
Bapak Akmal , Tanggal 17 Juni 2017 di Kantor Pusat PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. 25
Ibid.
60
Bertanggung jawab penuh artinya direksi memiliki peranan yang sangat
penting dalam setiap kegiatan transaksi perdagangan, karena direksi juga
menjaga dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan operasional
perusahaan.
f. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi kedua perusahaan efek ini memiliki cara yang
berbeda dalam penanganannya, evaluasi berfungsi sebagai cara perusahaan
untuk mengetahui lebih jelas, terperinci dan dengan cara tertulis atau bisa di
dokumenkan agar lebih mudah dalam memberikan laporannya terhadap
Direksi. Hal-hal yang menyangkut dalam evaluasi berupa pengangan officer
dalam menjalankan tugasnya agar dapat dipertanggungjawabkan, serta seluruh
kegiatan yang menyangkut koreksi.
Kegaiatan Koreksi pada transaksi bursa baik dalam hal terjadinya
ketidaksesuaian Nomor-Id nasabah atau alasan lainnya memiliki denda yang
harus dibayarkan oleh sertiap Anggota Bursa yang mengajukan koreksi.
Karena itulah diperlukan adanya tahap pelaporan terhadap direksi serta
evaluasi agar tidak ada kegiatan yang merugikan Perusahaan atau Nasabah.
Perbedaan yang terlihat dalam pelaksanaan proses evaluasi yang dilakukan
oleh PT Trimegah dan Mandiri sekuritas terlihat dalam pembayaran denda
yang ditangung oleh perusahaan efek. Dalam setiap Compliance yang
dilakukan oleh nasabah, PT Trimegah merekam segala bentuk percakapan
nasabahnya dengan officer yang bertanggung jawab. Hal ini dilakukan agar
perusahaan dapat mengkontrol semua bentuk kegiatan agar tidak melanggar
61
peraturan dan menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak. Sedangkan
Mandiri sekuritas memiliki sistem self-assesment yang dilakukan waktu sekali
dalam setahun, sistem tersebut melakukan evaluasi secara mendalam dari
setiap laporan yang dinaungi oleh Komite Resiko.26
Walaupun denda yang dibayarkan termasuk dalam jumlah besar kedua
perusahaan efek ini menanggung semua pembayaran denda atas semua alasan
kegiatan koreksi. Setiap akhir bulannya Bursa akan menagih tagihan atas denda
pengajuan koreksi, tagihan tersebut akan dibayarkan oleh Bendahara
Perusahaan dengan melihat banyaknya jumlah tagihan dan menyesuaikan
dengan jumlah pengajuan koreksi.
C. Hambatan dan Solusi PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas
dalam melakukan Implementasi dari Surat Keputusan Direksi PT Bursa
Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi
Trading-Id
Berikut ini peneliti uraikan apa saja yang menjadi kendala atau hambatan
serta solusi yang diberikan oleh perusahaan efek yaitu PT Trimegah dan PT
Mandiri Sekuritas terkait dengan Implementasi Surat Keputusan Direksi PT
Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi
Trading-Idyang diakibatkan karena adanya ketidaksesuaian Nomer-Id Nasabah
pada transaksi perdagangan efek:
1. Hambatan dan Solusi PT Trimegah Sekuritas dalam melaksanakan
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang
Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id
26
Wawancara Kepala Divisi Compliance PT Mandiri Sekuritas, Bapak Omar Yusuf, Pada Tanggal
19 Juni 2017, di Plaza Mandiri Tower.
62
a. Ketidaksesuaian informasi pada konfirmasi transaksi
Tidak sesuainya informasi yang di peroleh pada saat transaksi
menjadi kendala bagi PT Trimegah Sekuritas, dalam hal ini officer dituntut
untuk memiliki ketelitian dan tanggung jawab yang besar dalam melakukan
pengajuan koreksi Trading-Id. Hal ini sering terjadi pada kegiatan jual beli
yang berlangsung di pasar Negosiasi, dikarenakan proses penyeselsaian
transaksi dipasar Negosiasi dilakukan di luar sistem yang telah ditentukan
oleh Bursa Efek.
Salahnya informasi yang di berikan broker lain terhadap officer
akan berdampak pada banyaknya jumlah permohonan koreksi dan akan
menambah anggaran perusahaan dalam pembayaran denda, baik yang
berlangsung dipasar Tunai dan Reguler ataupun yang berlangsung di Pasar
Negosiasi. Peraturan mengenai pembayaran denda yang ditetapkan oleh
bursa adalah Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk 1 sampai 10 kali
koreksi, denda akan berubah ke angka Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)
ketika koreksi lebih dari 10 kali.
Dalam hal ini PT Trimegah Sekuritas memiliki upaya untuk
menekan angka pengajuan koreksi, yaitu dengan proses Perekaman dalam
setiap kegiatan yang berkaitan dengan permintaan koreksi. Rekaman
tersebut berupa Pesan Singkat, Suara dari Telephone, Fax, atau pun Email
yang bisa diperiksa sewaktu-waktu oleh officer jika terjadi ketidaksesuaian
pada informasi tersebut agar mampu menekan angka pengajuan koreksi.27
Rekaman tersebut juga berguna bagi Komite Audit dalam mengawasi
27
Wawancara dengan Karyawan dari divisi Internal Audit PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk,
Bapak Akmal , Tanggal 17 Juni 2017 di Kantor Pusat PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
63
semua kegiatan officer dalam memberikan atau memasukkan informasi
agar tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
b. Formulir Permohonan koreksi hanya untuk 1 Transaksi
Formulir permohonan koreksi hanya dapat diajuakan untuk 1 kali
transaksi, PT Trimegah sekuritas menganggap bahwa hal ini menjadi
kendala ketika terjadi koreksi pada 1 nomor Trading-Id. Misalnya Nasabah
yang melakukan input pembelian dalam jumlah 100 lot di pasar Regular
jumlah tersebut bisa saja terpecah, dalam 3 bagian 50, 30, dan 20
mengingat ketika telah masuk ke dalam Trade atau kedalam sistem
perdagangansemua bisa mendapatkan terlebih dulu sesuai dengan
pesanannya masing-masing.28
Ketika hal ini terjadi maka koreksi maka
koreksi atas Nomor-Idyang sama harus dilakukan sebanyak 3 kali
pengajuan.
Ini akan membuat daftar panjang bagi PT Trimegah Sekuritas
dalam pengajuan koreksi yang juga berdampak pada pembayaran denda
yang ditanggung oleh PT Trimegah Sekuritas selaku anggota Bursa.
Dalam hal ini PT Trimegah Sekuritas melakukan upaya terhadap hal ini
yaitu dengan melakukan pengalokasian terhadap Sub Account nasabah
yang melakukan pesanan pembelian, sehingga ketika dikoreksi terjadi
hanya dilakukan 1 kali pengajuan.
28
Ibid
64
2. Hambatan dan Solusi PT Mandiri Sekuritas dalam melaksanakan
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan
Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id
1. Kurangnya Ketelitian Officer atau Dealer
Salah satu hambatan Internal yang di alami oleh PT Mandiri
Sekuritas dalam melaksanakan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id
adalah kurangnya tingkat ketelitian Officer/Dealer yang menangani
kegiatan koreksi. Selain itu kurangnya jumlah pegawai yang menangani
kegiatan transaksi juga menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan SK
bursa tersebut, karena jumlah pegawai yang bertugas dalam melakukan ini
hanya sekitar 3-4 orang pegawai dari sekian banyaknya Nasabah yang
melakukan kegiatan Perdagangan.
Kurangnya jumlah pegawai juga diperparah dengan kebiasaan
saling mengandalkan satu sama lain, sehingga pernah beberapa kali terjadi
suatu transaksi yang seharusnya dikoreksi menjadi tidak dkoreksi. Hal
tersebut berdampak pada kerugian yang dialami oleh Nasabah yang
seharusnya mendapatkan saham yang menjadi miliknya. Apalagi jika
keteledoran tersebut sering terjadi akan juga berdampak buruk terhadap
citra perseroan, dan hilangnya kepercayaan investor.
Untuk menghindari hal ini PT Mandiri Sekuritas selalu
memberikan himbauan kepada dealer atau officernya untuk selalu
meningkatkan ketelitiannya dalam melakukan input perdagangan ke
Sistem Perdagangan, PT Mandiri Sekuritas juga rajin melakukan evaluasi
terhadap kinerja karyawannya, evaluasi tersebut bertujuan agar sesama
65
staff (divisi yang menangani koreksi) saling memahami tugas satu sama
lainnya. PT Mandiri Sekuritas juga mewajibkan seluruh pegawainya
mengerti peraturan yang berkaitan dengan Peraturan Perdagangan yang di
terbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Peraturan Perundang-
undangan, dan Peraturan yang dibuat oleh SRO. Sehingga ketika terjadi
hal yang tidak diinginkan pada Dealer atau Officernya sudah mengerti apa
yang harus dilakukannya.
2. Singkatnya Jam Penutupan Akhir Perdagangan
Sebagaimana diketahui bahwa jam perdagangan yang tersedia
dalam sistem JATS terbagi menjadi 2 sesi, berikut ini akan penulis
paparkan tabel waktu perdagangan menurut waktu JATS, yang mencakup
jam perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi:
Tabel 1.6
Waktu Perdagangan29
Sumber: Data Sekunder: tidak diolah 2017
29
PT Bursa Efek Indonesia, “Divisi Operasional Perdagangan” dalam agenda Evaluasi, Jakarta,
2016, Power Point slide ke 33
66
Sebelum Jam perdagangan dibuka tepatnya jam 09.00.00 untuk
semua segmen pasar di Bursa dilakukan terlebih dahulu persiapan yang
disebut sebagai “Sesi Pre-Opening” dalam sesi ini biasanya digunakan
untuk proses kesiapan sistem secara keseluruhan. Ketika sistem sudah
dikatakan siap barulah di buka sesi jam Perdagangan Utama yaitu pada
pukul 09.00.00 waktu JATS. Sesi Perdagangan Utama ini berakhir sampai
pukul 12.00.00 setelah itu, dilanjutkan dengan reporting untuk sesi I serta
mengirimkan Daftar Transaksi Bursa (DTB) ke Anggota Bursa (AB)
melalui web dan email paling lambat pukul 12:30 WIB (Senin s.d Kamis)
dan pukul 12:00 WIB (Jumat).30
Sesi ke 2 dalam kegiatan perdagangan dilakukan sama halnya
dengan kegiatan yang berlangsung dalam perdagangan sesi ke 1, ketika
telah selesainya waktu perdagangan utama dilanjutkan dengan Sesi Pre-
Closing selama sesi Pre-Closing kegiatan yang berlangsung adalah Bursa
mengupdate parameter perdagangan berupa informasi seperti halnya:
1. Tindakan korporasi dan perubahan data Emiten
2. Suspend/Unsuspend Perdagangan Efek
3. Informasi berupa penambahan/pengurangan Anggota Bursa
4. Informasi berupa penambahan/pengurangan user JATS Anggota Bursa
5. dan lain sebagainya
Selama kegiatan ini berlangsung, pengajuan permohonan koreksi
terhadap Trading-Id Nasabah yang mengalami ketidaksesuaian dalam
transaksi perdagangan harus segera dilakukan koreksi sebelum masuknya
30
PT Bursa Efek Indonesia, “Equity_Jump Start Program Batch II” dalam agenda Pesentasi
Evaluasi, Jakarta, 2016, Power Point slide ke 14
67
Sesi Post Trading. Terlebih jika kekeliruan tersebut terjadi pada transaksi
perdagangan dalam Segmen Pasar Tunai, dikarenakan waktu yang sangat
singkat. Jika kita melihat tabel Waktu Perdagangan diatas dapat diketahui
bahwa jarak waktu antara di mulainya sesi Pre-Closing sampai dengan
waktu berakhirnya sesi Post Trading hanya berkisar 15 menit.
Singkatnya waktu tersebut menimbulkan kendala bagi Perusahaan
Efek khususnya bagi PT Mandiri Sekuritas dalam melaksanakan
Pengajuan Permohonan koreksi sesuai dengan Standart yang dikeluarkan
oleh Bursa. Dalam hal ini sering menimbulkan Compliance dari nasabah
ketika mereka tidak mendapatkan haknya.
Upaya atau solusi yang diberikan PT Mandiri Sekuritas dalam
menghadapi kendala ini adalah mendahulukan segala macam bentuk
pengajuan permohonan koreksi dari transaksi yang terjadi dipasar tunai, dan
membuat list atau membatasi pengajuan koreksi 30 menit sebelum Jam
Perdagangan ditutup.
68
68
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari rumusan masalah yang penulis kemukakan dan pembahasannya baik
dari teoi-teori maupun data, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Implementasi Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang
Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id terdiri dari 2 ayat, yang
menjelaskan tentang pengenaan besaran denda setiap satu kali Anggota Bursa
mengajukan permohonan koreksi Trading-Id. Surat Keputusan Direksi tersebut
diimplementasikan oleh PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas yang
merupakan Perusahan Efek dan selaku Anggota Bursa. Kebijakan
tersebutsebagai salah satu bentuk fasilitas yang disediakan PT Bursa Efek
Indonesia yang berguna untuk meminimalisir adanya kesalahan yang dilakukan
oleh dealler/officer terhadap pengelolaan Rekening Dana Nasabah (RDN)
selama kegiatan perdagangan berlangsung.
Akan tetapi pengenaan denda tersebut dirasa belum efektif dalam
meminimalisir terjadinya kesalahan, dikarenakan adanya faktor-faktor lain
seperti halnya dalam penerimaan informasi masih banyak kekeliruan, dan juga
adanya faktor eksternal yang menyebabkan ketidaksesuaian Nomor-Id Nasabah
dari kedua Perusahaan Efek tersebut. Sehingga jika tidak dilakukan koreksi
akan mengakibatkan tidak diterimanya hak Nasabah yang melakukan Kegiatan
Transaksi Perdagangan. Untuk itu PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri
69
Sekuritas terus berupaya untuk selalu meningkatkan Pelayanan dan selalu
memberikan Transparasi terhadap Nasabah yang Nomor-Id nya bermasalah,
serta bertanggung jawab dalam pengajuan koreksi Trading-Id dengan
memberikan data yang sesuai.
2. Hambatan yang dialami PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas
dalam melaksanakan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia
tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Idyaitu tidak
sesuainya informasi yang di terima dealler/officer, terjadinya pemisahaan
koreksi untuk 1 Trading-Id Nasabah, kurangnya tingkat ketelitian
dealler/officer dalam menangani pengajuan koreksi, dan singkatnya Jam waktu
Penutupan Perdagangan.
Solusi untuk hambatan pada Implementasi Surat Keputusan Direksi PT
Bursa Efek Indonesia tentang Kebijakan Bursa atas Pelaksanaan Koreksi
Trading-Id yaitu adanya proses perekaman/recording dalam setiap kegiatan
yang berkaitan dengan permintaan koreksi, melakukan pengalokasian terhadap
Sub Account nasabah yang melakukan pesanan, memberikan himbauan kepada
dealler/officer untuk meningkatkan ketelitian dalam melakukan input
perdagangan ke dalam sistem, mendahulukan permohonan koreksi dari
transaksi yang terjadi dipasar tunai, dan yang terakhir membatasi pengajuan
koreksi 30 menit sebelum Jam Perdagangan ditutup.
70
B. Saran
Dari rumusan masalah yang penulis kemukakan dan pembahasannya baik
dari teori-teori maupun data, maka penulis memberikan maka saran sebagai
berikut:
1. Seharusnya PT Trimegah Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas segera
memperbaiki kinerja divisi terkait yang menangani pengajuan permohonan
koreksi, memberikan himbauan dan pelatihan evaluasi rutin, serta menambah
jumlah karyawan yang mampu menguasai bidang yang sesuai. Mengingat
timbulnya ketidaksesuaian Nomor-Id Nasabah dalam input ke dalam sistem
perdagangan disebabkan oleh ketidaktelitian dealler/oficcernya.
2. Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia tentang Kebijakan Bursa
atas Pelaksanaan Koreksi Trading-Id segera dilakukan perbaikan untuk lebih
mampu menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan Pasar saat ini. Mengingat
dengan bertambahnya grafik perkembangan Jumlah Investor di awal tahun
2017 menandakan akan semakin banyaknya permintaan dalam transaksi
perdagangan.
3. Seharusnya PT Trimegah sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas selaku
Perusahaan Efek memiliki batasan dalam jumlah pengajuan koreksi perharinya.
Mengingat dalam 1 hari terbagi menjadi 2 sesi perdagangan, agar tidak ada 1
permohonan koreksi yang tidak di kirimkan ke Bursa untuk dilakukan koreksi.
68
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja
Grafindo Persada,Jakarta, 2003
Imron Ali, Kebijaksanaan Pendidikan Di Indonesia,PT BumiAksara
Jakarta: 2002.
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Pengantar Fisafat Hukum, Mandar Maju,
Bandung, 2010
Muktifajar dan Yulianto Achmad, Dualisme penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2010
Nasarudin M.Irsan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana, Jakarta
2010
Riant Nugroho, Publik Policy: Dinamika kebijakan, Analisis kebijakan,
Manajemen Kebijakan, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008
Rusdin, Pasar Modal Teori dan Kebijakan Dalam Praktik, Penerbit Alfabeta,
Bandung, 2006
Sudarwan Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, PT Bumi Aksara
Jakarta 1997
Solichin Abdul Wahab, Analisis kebijaksanaan dari formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara,Jakarta,1997
Purwodaminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai
Pustaka, Jakarta, 1991
PT Kustodian Sentral Efek (KSEI), Panduan penggunaStatic Data Investor, PT
Kustodian Sentral Efek, Jakarta, 2015
Tavinayati dan Yulia Qamariah,Hukum Pasar Modal Di Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta, 2009
Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhrudin, Pasar Modal Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2012
Universitas Brawijaya, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya, Malang, 2015
Yulfasni,Hukum Pasar Modal, Badan Penerbit Iblam, Jakarta, 2005
69
UNDANG-UNDANG
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
PERATURAN BURSA
Peraturan Bursa Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas
Peraturan Bursa Nomor III-A Tentang Keanggotaan Bursa
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa Atas
Pelaksanaan Koreksi Trading-Id
Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Tentang Kebijakan Bursa Atas
Koreksi Transaksi Di Pasar Negosiasi
PT Bursa Efek Indonesia, Tentang Mekanisme Perdagangan Efek, Divisi
Operasional Perdagangan, Jakarta, 2014
PT Bursa Efek Indonesia, Equity_Jump Start Batch II, Divisi Operasional
Perdagangan, Jakarta 2016
PERATURAN KSEI
Peraturan KSEI Nomor I-E Tentang Single Investor Identification (SID)
INTERNET
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Berita Pers: Raih Rekor Baru, Jumlah
Investor Tercatat Naik 26%, (online) www.ksei.co.id16 Juli 2017
Raden Winata, 2015, Harga Saham Pada Tahun 2017 (online)
http://bisnskeuangan.com/artikel/saham/1-lot-sama-dengan-berapa-
lembar-saham.html, (20 Juli 2017)
Portal Resmi Pemerintah Kota Jakarta, Sejarah Jakarta (online),
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2014/03/perkampungan-betawi-
asli#.WTeD3-WGPIU ,(07 Juni 2017)
70
Situs Resmi PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (online),
http://www.trimegah.com/corporate-profile/trimegah-at-a-
glance&lang=IN, (14 Juni 2017)
Situs Resmi PT Mandiri Sekuritas (Online),
https://www.mandirisekuritas.co.id/profiles/view/1-profile.html/1,(10
Juli 2017)