ANALISIS PIUTANG DI PADJADJARAN SUITES
RESORT & CONVENTION HOTEL BOGOR
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Diploma IV
Program Studi Administrasi Hotel
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Disusun oleh :
MONICA APRIYANTI
Nomor Induk : 201520591
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL PROYEK AKHIR
ANALISIS PIUTANG DI PADJADJARAN SUITES RESORT &
CONVENTION HOTEL BOGOR
NAMA : MONICA APRIYANTI
NIM : 201520591
PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI HOTEL
Pembimbing I
Pembimbing II
Edison, S.Sos.,MM
NIP. 19580514 199303 1 002
Pudin Saepudin, SST. Par, MP. Par.
NIP. 19770514 200902 1 002
Bandung, ……………………… 2019
Mengetahui,
Kepala Bagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan
Menyetujui,
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc NIP.19710506 199803 1 001
Faisal, MM.Par.,CHE
NIP. 19730706 199503 1 001
HALAMAN MOTTO
“Learn from the past, live for today,
and plan for tomorrow…”
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Untuk diriku dan
keluargaku tercinta”
PERNYATAAN MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : Monica Apriyanti
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 23 April 1997
NIM : 201520591
Program Studi : Administrasi Hotel
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
“Analisis Piutang di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
Bogor” ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri,
bukan merupakan hasil penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang
atau pihak lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan
akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan disebutkan sumber, nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas
apa yang saya nyatakan di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan,
dan/atau ada klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait
lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Monica Apriyanti
201520591
iii
ABSTRAK
Setiap hotel yang memfasilitasi penjualan secara kredit dalam transaksinya akan
memiliki beban piutang yang harus selalu dipantau agar perputaran kas hotel
berjalan lancar. Ketika terlihat adanya keterlambatan pembayaran kredit dan
penumpukan piutang, maka perlu dilakukan analisis terhadap piutang tersebut
untuk mengetahui kondisi piutang di hotel tersebut agar selanjutnya dapat
dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap setiap aspek yang mempengaruhi
kelancaran piutang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi piutang di
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel karena terlihat adanya
keterlambatan pembayaran piutang. Analisis terhadap piutang dilakukan dengan
melihat perputaran piutang, rata-rata pengumpulan piutang, rasio tunggakan, serta
rasio pengihan yang berlangsung di hotel tersebut. Sumber data yang digunakan
adalah data umur piutang selama tahun 2018 serta data pendukung dari
wawancara bersama pihak yang bersangkutan. Sedangkan metode analisis data
menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisis piutang memperlihatkan bahwa
perputaran piutang berlangsung 4,45 kali lebih lambat dari seharusnya, rata-rata
pengumpulan piutang berlangsung 19 hari lebih lama dari seharusnya, rasio
tunggakan sebesar 12,9% serta rasio penagihan sebesar 87,1%. Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel disarankan untuk memberikan perhatian lebih
terhadap kualitas kredit yang diterapkan di hotel tersebut.
Kata Kunci : Piutang, Perputaran Piutang, Rata-Rata Pengumpulan Piutang,
Rasio Tunggakan, Rasio Penagihan
iv
ABSTRACT
Every hotel that give credit facilities in its transaction will have burden of
accounts receivable that must always be monitored so that the hotel cash turnover
runs smoothly. When there is a delay of payments from accounts receivable and
stack of accounts receivable, it is necessary to analyze the accounts receivable to
find out the condition of accounts receivable in the hotel so that adjustments can
be made to any aspects that affect the the accounts receivable. This research aims
to look at the condition of accounts receivable at Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel because there are some late payments of accounts receivable.
Analysis of accounts receivable will be done by find out the accounts receivable
turnover, average collection of accounts receivable, arrears ratios, and the billing
ratio that happens in the hotel. The sources of data that used in this research is the
aging report of accounts receivable during 2018 as well as supporting data from
interviews with the parties concerned. While the method of data analysis uses
quantitative methods. The results of the analysis of accounts receivable show that
accounts receivable turnover is 4.45 times slower than it should be, the average
collection period of accounts receivable takes 19 days longer than it should, the
arrears ratio is 12.9% and the billing ratio is 87.1%. Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel should give more attention to the quality of credit applied at the
hotel.
Keywords: Accounts Receivable, Accounts Receivable Turnover, Average
Collection Periode, Arrears Ratio, Billing Ratio
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
serta rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Proyek Akhir
dengan judul “ANALISIS PIUTANG DI PADJADJARAN SUITES RESORT
& CONVENTION HOTEL BOGOR”. Proyek Akhir ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan penididikan dalam program
diploma IV (D4) di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Semoga Usulan
Penilitian ini dapat berguna dan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan maupun
pedoman bagi para pembaca.
Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan laporan
Proyek Akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
laporan Proyek Akhir ini baik dari segi tata bahasa maupun teknik penulisan
dikarenakan keterbatasan waktu dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis
berharap para pembaca dapat memberikan masukan-masukan yang membangun
terhadap Proyek Akhir ini.
Adapun Proyek Akhir ini dapat terselesaikan karena penulis mendapatkan
banyak bantuan berupa saran, dorongan, maupun bimbingan dari berbagai pihak
yang sangat membantu dan tidak dapat diukur dengan materi. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini, izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
vi
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom., S.Sos., M.Sc selaku Ketua bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
3. Bapak Edison S.Sos.,MM selaku Ketua Jurusan Hospitaliti Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung dan juga Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan ide, saran, maupun
bimbingan sehingga Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan
lancar.
4. Bapak Pudin Saepudin, S.ST.Par.,MP.Par selaku Ketua Program Studi
Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan juga
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
saran, ide, serta bimbingan sehingga Proyek Akhir ini dapat
diselesaikan dengan lancar.
5. Seluruh dosen, staff, serta tenaga pengajar khususnya dari program
studi Administrasi Hotel yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
6. Bapak Ridwan Angkasa selaku Chief Accountant Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel yang telah membantu kelancaran
penyusunan Proyek Akhir ini.
7. Seluruh karyawan Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
yang telah membantu kelancaran penyusunan Proyek Akhir ini.
8. Keluarga besar penulis, kepada kedua orang tua penulis yang selalu
memberikan dukungan dan nasihat yang berguna bagi penulis
vii
sehingga menjadi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan Proyek
Akhir ini.
9. Teman-teman program studi Administrasi Hotel yang berjuang
bersama menyelesaikan Proyek Akhir ini.
10. Seluruh pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh
penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala
dukungan dan doanya.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
untuk membalas kebaikan semua pihak diatas atas semua bantuan dan dukungan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga Proyek Akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Bandung, Juli 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... iii
ABSTRACT ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
BAB II TINJAUN PUSTAKA ............................................................ 9
A. Kajian Teori ....................................................................... 9
1. Manajemen Keuangan ................................................. 9
a. Pengertian Manajemen Keuangan ........................... 9
b. Tujuan Manajemen Keuangan ................................ 10
c. Fungsi Manajemen Keuangan ................................. 11
2. Kajian Manajemen Piutang .......................................... 12
a. Klasifikasi Piutang ................................................... 14
b. Umur Piutang .......................................................... 15
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang 16
d. Kualitas Kredit ........................................................ 17
e. Standar Kredit ......................................................... 19
f. Persyaratan Kredit .................................................. 19
g. Kebijakan Pengumpulan Piutang ............................. 20
h. Piutang Ragu – Ragu .............................................. 21
3. Kajian Rasio yang Berhubungan dengan Piutang ......... 22
a. Accounts Receivable Turnover ................................. 22
ix
b. Average Collection Period ...................................... 23
c. Rasio Tunggakan ..................................................... 24
d. Rasio Penagihan ..................................................... 24
B. Kerangka Pemikiran .......................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 27
A. Pendekatan Penelitian ........................................................ 27
B. Obyek Penelitian ................................................................ 28
C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 33
D. Operasionalisasi Variabel ................................................... 34
E. Analisis Data ..................................................................... 37
F. Jadwal Penelitian ............................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 40
A. Hasil Penelitian .................................................................. 40
1. Gambaran Umum Prosedur Pemberian Kredit ............. 40
2. Gambaran Umum Prosedur Penagihan Piutang ............ 42
3. Gambaran Umum Kualitas Kredit ................................ 43
4. Gambaran Umum Umur Piutang ................................. 47
5. Tinjauan Accounts Receivable Turnover ....................... 50
6. Tinjauan Average Collection Period ............................ 52
7. Tinjauan Rasio Tunggakan .......................................... 53
8. Tinjauan Rasio Penagihan ........................................... 53
B. Pembahasan ....................................................................... 54
1. Analisis Umur Piutang ................................................ 54
2. Analisis Accounts Receivable Turnover ........................ 56
3. Analisis Average Collection Period ............................. 57
4. Analisis Rasio Tunggakan ........................................... 59
5. Analisis Rasio Penagihan ............................................ 59
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................... 61
A. Simpulan ........................................................................... 61
B. Rekomendasi ..................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 64
LAMPIRAN ............................................................................................. 65
x
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1. Daftar Piutang Berdasarkan Umur Piutang Periode Desember 2018 .... 5
2. Fasilitas Meeting Room ...................................................................... 31
3. Matriks Operasional Variabel .............................................................. 36
4. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 39
5. Kualitas Kredit .................................................................................... 44
6. Daftar Umur Piutang Per 31 Desember 2018 ...................................... 48
7. Piutang Akhir Tahun .......................................................................... 51
8. Total Revenue Penjualan Kredit Periode 2018 ..................................... 52
9. Piutang Pada Periode 2018 .................................................................. 53
10. Perbandingan Proporsi Umur Piutang .................................................. 55
xi
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1. Aging Report Januari – Desember 2018 ......................................... 66
2. Hasil Wawancara Mengenai Variabel 5C ....................................... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri perhotelan Indonesia saat ini semakin berkembang. Hal ini tak
luput dari pengaruh pertumbuhan pariwisata Indonesia yang semakin maju
sehingga jumlah kunjungan wisatawan di Indonesia pun semakin meningkat.
Kebutuhan akan akomodasi secara otomatis ikut meningkat. Oleh karena itu,
hal ini dimanfaatkan oleh para investor untuk berlomba-lomba melakukan
pembangunan hotel di Indonesia dengan tujuan utama untuk mendapatkan
keuntungan.
Namun, maraknya pembangunan hotel di Indonesia tidak dapat
dipungkiri mengakibatkan persaingan antar hotel pun semakin ketat. Setiap
hotel berusaha memberikan pelayanan terbaiknya agar dapat menghadapi
persaingan dengan hotel-hotel lain. Berbagai strategi penjualan pun
direncanakan untuk dapat menghasilkan keuntungan bagi hotel. Salah satu
cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menyediakan fasilitas kredit sebagai
upaya untuk meningkatkan volume penjualan dan memaksimalkan laba hotel.
Semakin ketat persaingan yang terjadi antar perusahaan mengharuskan
setiap perusahaan berlomba-lomba memberikan kemudahan serta pelayanan
yang maksimal terhadap konsumennya. Salah satunya yaitu memberikan
kemudahan dalam proses pembayaran yang dapat dilakukan dengan cara
pemberian fasilitas kredit.
2
Persyaratan pembayaran yang dipermudah oleh perusahaan dapat
berdampak terhadap kecilnya kemungkinan pembayaran tunai oleh
konsumen. Oleh sebab itu dengan adanya penjualan secara kredit, maka
perusahaan diharuskan untuk menyisihkan sebagian dana yang akan
diinvestasikan untuk piutang. Ketika perusahaan telah mengaplikasikan
penjualan secara kredit maka hal tersebut akan mempermudah konsumen
dalam hal pembayaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume
penjualan.
Dalam industri perhotelan, penjualan secara kredit dapat berpengaruh
dalam meningkatkan volume penjualan. Hal ini dikarenakan permintaan
penjualan secara kredit biasanya datang dari segmen pasar dalam jumlah
besar yang memberikan pendapatan tinggi kepada hotel. Oleh karena itu,
pihak hotel biasanya menyediakan fasilitas kredit aatau credit facility untuk
konsumen. Munculnya fasilitas kredit akan melibatkan dua belah pihak,
antara lain pihak yang menerima fasilitas kredit atau disebut debitur dan pihak
yang memberikan fasilitas kredit, dapat disebut juga kreditur. Hubungan
tersebut akan memunculkan hak penagihan piutang oleh kreditur terhadap
debitur sebagai akibat dari kebijakan penjualan secara kredit.
Menurut IBM Wiyasha (2011), piutang merupakan hak atau tagihan
terhadap debitur atas produk dan jasa yang telah diterima oleh debitur
bersangkutan. Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang
perputarannya relatif cepat, sehingga piutang akan berubah menjadi kas
ketika pelanggan telah melakukan pembayaran. Oleh karena itu, meskipun
3
hotel mampu untuk memenuhi permintaan pelanggan, namun resiko yang
muncul dalam setiap piutang juga cukup tinggi, salah satu resiko teburuk
yaitu ketika piutang tidak dapat tertagih.
Dibutuhkan sistem pengendalian piutang yang baik dalam menjalankan
kebijakan penjualan secara kredit. Karena jika tidak dikendalikan dengan
baik, penjualan secara kredit akan membuat tertundanya penerimaan kas dari
penjualan, bahkan dalam situasi terburuk dapat mengakibatkan kredit macet
dimana piutang tidak dapat tertagih. Saat masalah tersebut sudah
bermunculan, dampaknya akan berpengaruh terhadap kelancaran operasional
hotel karena semakin besar dana yang digunakan untuk kerugian atas piutang
tak tertagih maka akan semakin kecil laba operasional yang diterima hotel.
Oleh karena itu, menurut IBM Wiyasha (2011) sebelum memberikan
fasilitas kredit, suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
disebut The Five C’s of Credit atau dikenal dengan “5C” untuk melakukan
penilaian resiko kredit. Adapun yang dimaksud dengan “5C” yaitu character,
capacity, capital, collateral, dan condition. Dalam konsep ini, hotel harus
mengetahui karakteristik dari konsumen serta kapasitas atau kemampuan
konsumen dalam membayar kredit yang diberikan. Selain itu, hotel juga harus
memperhatikan jumlah modal dan jaminan yang dimiliki oleh konsumen serta
kondisi keuangan konsumen. Dengan memperhatikan konsep tersebut, maka
hotel dapat lebih selektif lebih optimal dalam menerapkan kebijakan kredit.
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel yang terletak di kota
Bogor juga memberlakukan penjualan secara kredit selain dari penjualan
4
secara tunai. Pemberian fasilitas kredit di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel merupakan salah satu cara yang dilakukan hotel agar
volume penjualan meningkat. Adapun perbandingan cash sales dengan credit
sales di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel yaitu sebesar 60% :
40% dari total revenue hotel. Sehingga fasilitas kredit tersebut diberikan
kepada segmen pasar tertentu yang dianggap dapat menyumbang revenue
dalam jumlah besar seperti corporate, government, online travel agent, serta
conventional travel agent, dan lain-lain.
Piutang yang muncul akibat penjualan secara kredit dikelola oleh
bagian keuangan, tepatnya oleh bagian account receivable atau piutang
usaha. Bagian ini memiliki tanggung jawab untuk mengelola serta melakukan
pengendalian terhadap piutang mulai dari persyaratan kredit, pemberian
fasilitas kredit, sampai dengan proses penagihan piutang.
Namun dalam pelaksanaannya, kebijakan kredit yang diterapkan belum
terlaksana dengan optimal. Hal ini dapat terlihat dari adanya piutang yang
belum dibayarkan walaupun sudah melebihi batas waktu pembayaran yang
telah ditetapkan hotel, dimana Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
menerapkan kebijakan pembayaran kredit dengan batas pembayaran
selambat-lambatnya 30 hari dari saat kredit diberikan. Hal ini menyebabkan
perputaran kas hotel menjadi terganggu dan akan menghambat kinerja
keuangan hotel.
5
Adapun gambaran piutang yang tertunggak dapat dilihat dalam laporan
umur piutang. Gambaran piutang yang tertunggak berdasarkan umurnya
dapat dilihat dari tabel berikut ini :
TABEL 1
DAFTAR PIUTANG BERDASARKAN UMUR PIUTANG
DI PADJADJARAN SUITES RESORT & CONVENTION HOTEL
PERIODE DESEMBER 2018
Periode 0 - 30 Hari 31 - 60 Hari 61 - 90 Hari > 90 Hari Total
Desember
2018
Rp
469.926.680,79
Rp
248.609.941,48
Rp
2.019.555,00
Rp
34.406.219,99
Rp
754.962.397,26
% 62,25% 32,93% 0,27% 4,56% 100,00%
Tabel diatas berisi data jumlah piutang yang belum tertagih pada akhir
tahun 2018. Data tersebut menunjukkan bahwa pengumpulan piutang yang
umurnya sesuai dengan ketentuan kredit yang berlaku di Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel yaitu sebesar Rp 469.926.681 dari total piutang
sebesar Rp 754.962.397. Sedangkan piutang yang umurnya melebihi batas
waktu 30 hari terbagi menjadi tiga jangka waktu, yaitu piutang yang sudah
berjalan selama 31-60 hari sebesar Rp 248.609.941, piutang yang sudah
berjalan selama 61-90 hari sebesar 2.019.555, dan yang terakhir yaitu piutang
yang sudah berjalan selama lebih dari 90 hari yaitu sebesar Rp 34.406.220.
Dari data diatas, diduga bahwa pada satu tahun terakhir pada tahun
2018, terdapat permasalahan pada piutang di Padjadjaran Suites Resort &
Sumber : Accounts Receivable Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, 2019
6
Convention Hotel. Permasalahan pada piutang dapat diketahui dengan
melakukan perhitungan terhadap perputaran piutang dan menghitung hari
rata-rata pengumpulan piutang untuk membandingkan kebijakan piutang
yang berlaku dengan keadaan piutang sebenarnya. Perhitungan terhadap rasio
penagihan dan rasio tunggakan juga perlu dilakukan untuk mengetahui rasio
piutang yang tertagih dan tertunggak jika dibandingkan dengan revenue yang
dihasilkan dari penjualan kredit. Dari perhitungan tersebut maka dapat
diketahui titik permasalahan yang membuat piutang tidak dapat tertagih
dalam waktu 30 hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Piutang yang
tidak terkumpul tepat waktu harus ditanggapi secara serius oleh pihak hotel
karena jika dibiarkan dikhawatirkan dapat berpotensi menjadi piutang ragu-
ragu. Piutang ragu-ragu akan berdampak terhadap kelancaran arus kas
(deficit) yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional hotel.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis menduga bahwa
pengolahan piutang yang dilakukan di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel belum sepenuhnya sesuai dengan kebijakan piutangnya.
Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk menganalisis lebih lanjut piutang
yang diterapkan di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, dengan
judul yaitu, “ANALISIS PIUTANG DI PADJADJARAN SUITES
RESORT & CONVENTION HOTEL BOGOR”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah yang akan diangkat dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat perputaran piutang (Accounts Receivable Turnover) di
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel?
2. Berapa hari rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period) di
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel?
3. Bagaimana kinerja piutang diukur dengan rasio tunggakan di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel?
4. Bagaimana kinerja piutang diukur dengan rasio penagihan di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat perputaran piutang di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel.
2. Mengetahui hari rata-rata pengumpulan piutang di Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel.
3. Mengetahui kinerja piutang berdasarkan rasio tunggakan yang
berlangsung di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel.
4. Mengetahui kinerja piutang berdasarkan rasio penagihan yang
berlangsung di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel.
8
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada pihak-pihak yang bersangkutan, anatara lain :
1. Bagi perusahaan
Menjadi bahan informasi & evaluasi bagi Padjadjaran Suites Resort
& Convention Hotel, sebagai masukan bagi hotel dalam melakukan
pengelolaan terhadap piutang dan mengendalikan piutang sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.
2. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai
kebijakan kredit, pemberian fasilitas kredit, serta pengelolaan dan
pengendalian piutang di hotel, untuk mengetahui kinerja keuangan hotel
dari sisi piutangnya.
3. Bagi pembaca
Menjadi bahan referensi dan memberikan gambaran dalam
melakukan penelitian selanjutnya dengan permasalahan serupa di masa
yang akan datang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan
Manajemen keuangan berkaitan dengan suatu cara yang dapat
menciptakan serta menjaga nilai ekonomis atau kekayaan dengan
konsekuensi yaitu seluruh pengambilan keputusan perlu berfokus pada
penciptaan kekayaan. (Arthur J. Keown : 2008)
Menurut Bringham dalam Kasmir (2010) menyatakan bahwa
manajemen keuangan merupakan seni dan ilmu untuk mengelola
keuangan yang mencakup proses, institusi atau lembaga, pasar, serta
instrumen yang berkaitan dengan perihal pemindahan uang antara
pemerintah, bisnis, serta individu.
Pengertian manajemen keuangan juga dikemukakan oleh Horne dan
Wachowicz Jr (2012) yaitu berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan,
serta manajemen aset yang didasarkan pada beberapa tujuan umum.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan manajemen keuangan sangat berhubungan dengan pengelolaan
keuangan perusahaan, termasuk diantaranya lembaga yang berhubungnan
10
erat dengan sumber pendanan dan investasi keuangan perusahaan dan juga
instrumen keuangan.
b. Tujuan Manajemen Keuangan
Agar manajemen keuangan dilaksanakan secara efisien, maka
dibutuhkan tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam
menilai tingkat efisiensi suatu keputusan keuangan. Dalam membuat
keputusan keuangan yang tepat, maka perlu mementukan tujuan yang
ingin dicapai.
Adapun tujuan manajemen keuangan (Abdul Halim, 2015)
dilakukan untuk menghasilkan keuntungan secara maksimal dan
mengeluarkan biaya serta beban secara minimal agar memperoleh suatu
pengambilan keputusan yang maksimal dalam mengarahkan perusahaan
yang berkembang, perusahaan yang bertahan, maupun yang mengalami
ekspansi.
Tujuan dari suatu perusahaan salah satunya yaitu untuk memberikan
kemakmuran bagi para pemegang saham. Wujudnya dapat diperlihatkan
dari kian bertambah tingginya harga saham perusahaan yang merupakan
pencerminan dari hasil investasi, pendanaan, serta kebijakan deviden. Dari
hal tersebut maka tujuan manajemen keuangan yaitu bagaimana
perusahaan mengendalikan dana, baik itu mendapatkn maupun
mengalokasikan dana untuk meraih nilai perusahan, yaitu kemakmuran
pemegang saham ( Abdul Halim, 2015)
11
c. Fungsi Manajemen Keuangan
Terdapat beberapa fungsi manajemen keuangan yang dijelaskan oleh
Abdul Halim (2015). Adapun tiga fungsi utama dari manajemen keuangan
adalah sebagai berikut.
1) Keputusan Investasi (Investment Decision)
Keputusan investasi adalah keputusan dimana manajer keuangan
perlu mengalokasikan dana ke dalam beberapa bentuk investasi yang
dapat menghasilkan keuntungan diwaktu yang akan datang. Adapun
bentuk, macam, dan komposisi dari investasi tersebut akan
berpengaruh serta menunjang tingkat keuntungan diwaktu yang akan
datang.
2) Keputusan Pembelanjaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan dapat disebut juga sebagai kebijakan
struktur modal. Dalam membuat keputusan pendanaan, manajer
keuangan dituntut memperhitungkan serta menganalisis kombinasi
dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna
membelanjakan keperluan investasi dan juga kegiatan usahanya.
3) Kebijakan Dividen (Dividend Policy)
Deviden yaitu sebagian laba perusahaan yang perlu dibayarkan
kepada para pemegang saham. Adapun keputusan deviden berfungsi
untuk menentukan :
a) Nilai persentase laba yang diberikan untuk para pemegang saham
dalam betuk cash devidend.
b) Stabilitas deviden yang diberikan
12
c) Deviden saham (stock devidend)
d) Pemecahan saham (stock split)
e) Menarik kembali saham yang beredar, yang bertujuan untuk
memberikan kemakmuran setiap pemegang saham.
2. Manajemen Piutang
Salah satu kebijakan yang dapat diambil oleh suatu perusahaan dalam
upaya untuk menaikkan volume penjualan yaitu melakukan penjualan secara
kredit. Dengan dilakukannya penjualan secara kredit maka dapat
memunculkan piutang bagi perusahaan pemberi kredit tersebut. Besarnya
piutang usaha dalam suatu perusahaan lazimnya sekitar 20% dari total aktiva
perusahaan, sehingga keefektifan pengelolaan terhadap piutang sangat
mempengaruhi profitabilitas dan resiko perusahaan tersebut (Danang
Sunyoto, 2013).
Menurut IBM Wiyasha (2011), piutang merupakan hak atau tagihan
terhadap debitur atas produk dan jasa yang telah diterima oleh debitur
bersangkutan.
Piutang akan muncul akibat adanya kegiatan jual beli barang ataupun
jasa yang transaksinya diatur dalam suatu kebijakan penjualan kredit, yang
mengandung empat unsur menurut Danang Sunyoto (2013) yaitu :
a) Periode kredit, merupakan jangka waktu mulai dari berlangsungnya
penjualan sampai dengan tanggal jatuh temponya pembayaran.
13
b) Diskon yang diberikan guna mendorong kegiatan pembayaran menjadi
lebih cepat.
c) Standar kredit, merupakan syarat-syarat minimum atas kemampuan
keuangan dari para pelanggan untuk dapat melakukan pembelian secara
kredit.
d) Kebijakan penagihan, yang mengatur sampai sejauh mana tindakan atau
kelonggaran yang diberikan perusahaan atas piutang yang tidak
dibayarkan tepat waktu.
Manajemen piutang berawal dari keputusan untuk memberikan kredit
atau tidak kepada pelanggan. Dalam manajemen piutang ada beberapa cara
bagaimana piutang perusahan terbentuk dan beberapa cara alternatif untuk
memantau piutang. Adanya sistem pemantauan berfungsi untuk mengontrol
piutang yang dimiliki, karena jika tidak piutang akan tertumpuk menjadi
suatu yang berlebihan yang dapat menyebabkan penurunan arus kas bahkan
memunculkan piutng tak tertagih serta dapat menutupi laba dari penjualan.
Manajemen piutang mempelajari cara pengelolaan piutang secara
efisien. Rata-rata saldo piutang dapat ditentukan menggunakan rasio
penjualan kredit per hari dan jumlah hari rata-rata periode pengumpulan
piutang. Kedua hal tersebut sangat bergantung pada kebijakan kredit yang
dilaksanakan oleh perusahaan.
14
a. Klasifikasi Piutang
Adapun pengelompokkan piutang berdasarkan jenisnya menurut
Weygandt, Kimmel dan Kieso (2014) yaitu sebagai berikut :
1. Piutang usaha (Account Receivable)
Piutang usaha merupakan piutang yang muncul dari hasil penjualan
barang ataupun jasa secara kredit. Piutang usaha dalam neraca timbul
sebagai aktiva lancar, oleh karena itu umumnya perputaran piutang ini
relatif cepat yaitu kurang dari satu tahun sehinga piutang ini
diharapkan dapat tertagih dalam waktu dekat misalnya dalam 30 hari.
2. Wesel Tagih (Notes Receivable)
Wesel tagih merupakan piutang yang timbul dengan didampingi oleh
instrumen kredit resmi dalam bentuk tertulis. Dalam wesel tagih,
debitur akan membuat perjanjian tertulis kepada kreditur untuk
melakukan pembayaran terhadap sejumlah uang yang telah tertera
dalam perjanjian tertulis tersebut pada waktu tertentu di masa yang
akan datang. Adapun wesel tagih dikategorikan sebagai aset lancar di
dalam neraca.
3. Piutang lain-lain (Other Receivable)
Piutang lain-lain merupakan piutang yang berasal bukan dari bidang
usaha utama perusahaan melainkan terdiri atas berbagai jenis tagihan
yang bukan termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel.
Adapun yang dikategorikan dalam piutang lain-lain diantaranya
adalah piutang karyawan, piutang perusahaan afiliasi, piutang
pemegang saham, dan lain-lain.
15
b. Umur Piutang
Untuk mengetahui berapa lama suatu piutang telah berlalu, maka
dibuat suatu daftar piutang di setiap akhir periode akuntansi, contohnya di
akhir bulan maupun di akhir tahun. Daftar piutang umumnya
dikelompokkan berdasarkan umur piutangnya.
Umur piutang adalah jangka waktu sejak dicatatnya transaksi
penjualan sampai dengan saat dibuatnya daftar piutang. Biasanya umur
piutang dikelompokkan menurut jumlah hari tertentu. (Soemarso, 2010)
Adapun penggolongan piutang dan umur piutang dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1) Piutang Lancar, merupakan piutang yang dapat tertagih dalam batas
waktu yang ditentukan.
2) Piutang tidak lancar, merupakan piutang yag pembayarannya
melewati waktu jatuh tempo yang telah ditentukan, biasanya antara 7
hingga 30 hari dengan melakukan penagihan yang aktif.
3) Piutang yang dihapuskan, merupakan piutang yang sudah tidak dapat
ditagih kembali karena pihak debitur mengalami kebangkrutan.
4) Piutang dicadangkan, merupakan piutang yang sudah disisihkan dari
awal sebagai cara untuk menghindari piutang tak tertagih.
Dengan adanya pengelompokkan berdasarkan umur piutang, maka
akan membantu perusahaan untuk mengetahui piutang mana yang harus
diberikan pemberitahuan karena sudah dekat dengan waktu jatuh tempo,
16
piutang mana yang harus ditagih karena sudah jatuh tempo, serta piutang
mana yang harus dihapuskan karena tidak dapat ditagih kembali dan sudah
jauh melewati waktu jatuh tempo. Piutang yng sudah tidak bisa ditagih
kembali perlu segera dihapuskan karena jika tidak dihapuskan akan
menimbulkan adanya likuditas semu.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah investasi dana
terhadap piutang telah dijelaskan oleh Riyanto (2011) sebagai berikut :
1) Volume Penjualan Kredit
Semakin besar proporsi penjualan kredit dari total keseluruhan
penjualan akan memperbesar jumlah investasi terhadap piutang.
Semakin besar volume penjualan kredit pertahunnya membuat
perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam
piutang. Semakin besar jumlah piutang maka semakin besar pula
resiko tidak tertagihnya piutang, namun bersaman dengan itu juga
memperbesar profitabilitasnya.
2) Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat dalam pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat
maupun longgar. Penetapan pembayaran yang ketat oleh perusahaan
berarti perusahaan memprioritaskan keselamatan kredit daripada
profitabilitasnya.
3) Ketentuan Pembatasan Kredit
17
Dalam hal ini, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal kredit
yang akan diberikan kepada pelanggannya. Semakin tinggi batas
maksimal kredit yang diberikan maka akan semakin tinggi pula dana
yang harus diinvestasikan untuk piutang.
4) Kebijakan Pengumpulan Piutang
Kebijakan dalam pengumpulan piutang dapat dilakukan oleh
perusahaan secara aktif ataupun pasif. Perusahaan yang menerapkan
kebijakan secara aktif berarti memiliki pengeluaran yang lebih besar
untuk membiayai kegiatan pengupulan piutang tersebut dibandingkan
dengan perusahaan yng menerapkan kebijakan secara pasif.
5) Kebiasaan Membayar dari Pelanggan
Pelanggan yang memilih untuk membayar dengan cara cash discount
dapat membuat semakin kecil investasi terhadap piutang
dibandingkan dengan pelanggan yang tidak menggunakannya. Hal ini
tergantung pada cara bagaimana mereka menilai kedua alternatif
tersebut.
d. Kualitas Kredit
Menurut Kasmir (2013) sebelum memberikan fasilitas kredit kepada
pelanggan, suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
disebut The Five C’s of Credit atau dikenal dengan “5C” untuk melakukan
penilaian resiko kredit.
18
IBM Wiyasha (2011) memaparkan tentang variabel “5C” yang
sangat mempengaruhi kualitas kredit. Adapun yang dimaksud dengan
“5C” yaitu :
1) Character (Karakter)
Berkaitan dengan sifat dan perilaku debitur, artinya debitur
bertanggung jawab atas hutangnya serta menyelesaikan hutangnya
dalam jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya.
2) Capacity (Kapasitas)
Berkaitan dengan kemampuan debitur dalam menyelesaikan rekening
hotel. Capacity melibatkan pertimbangan subjektif dari pejabat
perusahaan yang bersifat kompeten. Capacity juga bersangkutan
dengan kondisi bisnis debitur.
3) Capital (Modal)
Capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh debitur yang dapat
diketahui dengan menganalisis laporan keuangannya. Penekanan
analisis pada tingkat resiko keuangan debitur seperti debt equity ratio,
cash flow, debt asset ratio, current ratio, serta times-interest earned
ratio.
4) Collateral (Jaminan)
Berkaitan dengan seberapa banyak aset debitur yang bisa dijadikan
jaminan atas tagihannya.
5) Conditions (Kondisi)
Berkaitan dengan dampak langsung dari kondisi ekonomi makro
terhadap keadaan perusahaan yang bersangkutan pada saat kredit
19
diberikan. Dapat juga dikaitkan dengan pengaruh langsung dari
perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang
dapat berdampak terhadap kemapuan perusahaan dalam membayar
kewajibannya.
e. Standar Kredit
Standar kredit menurut Sartono (2014 : 432) merupakan suatu
ketentuan yang digunakan suatu perusahaan dalam melakukan seleksi
terhadap pelanggan yang akan diberikan kredit serta berapa jumlah kredit
yang harus diberikan.
Dari pernyataan diatas maka dapat diartikan bahwa dalam
memberikan kredit kepada pelanggan, perusahaan perlu
mempertimbangkan kemampuan keuangan pelanggan dalam
menyelesaikan rekeningnya.
f. Persyaratan Kredit
Persyaratan kredit merupakan kondisi yang disyaratkan dalam
pembayaran kembali piutang dari para pelanggan. (Sartono, 2014).
Kebijakan kredit sangat berkaitan dengan persyaratan kredit yang
diberikan. Persyaratan kredit dapat meliputi jangka waktu kredit dan
potongan tunai serta persyaratan khusus lainnya. Adapun fungsi dari
persyaratan kredit yaitu berguna dalam meningkatkan penjualan kredit
serta memacu pelanggan untuk secepatnya melakukan pembayaran atas
tagihannya.
20
g. Kebijakan Pengumpulan Piutang
Sartono (2014) menjelaskan bahwa kebijakan kredit serta
pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan, antara lain :
1) Kualitas account accepted
2) Periode kredit
3) Potongan tunai
4) Persyaratan khusus
5) Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang
Bila terjadi keterlambatan dalam pembayaran piutang, maka
perusahaan harus mengambil langkah untuk menyelamatkan kredit agar
tidak macet. Langkah atau tindakan yang dapat dilakukan meliputi :
1) Teguran yang bisa dimulai dari teguran melalui telepon hingga
pengiriman surat. Teguran yang dilakukan bersifat mengingatkan,
misalnya sebelum kredit jatuh tempo, pelanggan ditelepon dengan
teguran halus. Kemudian teguran juga dapat bersifat menyuruh
pelanggan untuk segera melakukan pembayaran serta memastikan
tanggal pasti pembayaran yang akan dilakukan oleh pelanggan.
2) Apabila teguran dalam bentuk surat serta telepon tidak dihiraukan
maka perusahaan bisa menggunakan bantuan dari badan penagih
(collection agency), sejenis debt collector yang akan menagih kredit
tersebut hingga terbayar sepenuhnya.
21
h. Piutang Ragu-Ragu
Berdasarkan pemaparan IBM Wiyasha (2011) piutang rau-ragu
merupakan pitang yang tidak tertagih dan merupakan biaya yang harus
dibebankan dalam rekening piutang. Piutang ragu-ragu timbul sebagai
konsekuensi dari kebijakan kredit yang diterapkan hotel.
Untuk mengetahui kondisi piutang, dapat dipantau dengan mengkaji
usia piutang tersebut dari aging of accounts receivable. Dengan memantau
usia piutang maka pihak manajemen dapat menentukan peluang piutang
yang tidak tertagih atau piutang ragu-ragu.
Adapun menurut IBM Wiyasha (2011), perlakuan akuntansi
terhadap penghapusan piutang ragu-ragu dapat dilakukan dengan dua
metode, antara lain :
1) Metode Lagsung (Direct Write-off)
Metode langsung mengakui kerugian atas tidak tertagihnya piutang
ketika diperoleh bukti atau telah diyakini bahwa suatu piutang sudah
tidak dapat ditagih. Dengan menggunakan metode ini maka piutang
ragu-ragu akan dihapuskan langsung dari rekening piutang.
2) Metode Tidak Langsung (Allowance Method)
Metode tidak langsung mengakui kerugian atas piutang di setiap akhir
periode dengan cara menaksir. Adapun metode ini akan menempatkan
piutang ragu-ragu dengan rekening lawan akumulasi penyisihan
22
piutang ragu-ragu sebelum akhirnya dihapuskan dari rekening
piutang.
3. Rasio yang Berhubungan dengan Piutang
a. Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)
Dalam siklus operasional yang normal, piutang akan diubah menjadi
kas. Dari hal tersebut, maka digunakan account receivable turnover
sebagai alat ukur untung menghitung kecepatan suatu piutang yang diubah
menjadi kas. Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang dalam satu periode atau berapa kali dana yang diinvestasikan
dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Dalam pengukuran tingkat perputaran piutang, semakin tinggi rasio
menunjukkan bahwa modal kerja yang diinvestasikan dalam piutang
semakin rendah dan kondisi tersebut baik untuk perusahaan. Namun jika
rasio rendah, maka menunjukkan bahwa terdapat investasi berlebih
terhadap piutang. Adapun perhitungannya menurut Raymond S.
Schmidgall & James W. Damitio (2015) ditunjukan dalam persamaan
berikut :
23
b. Average Collection Period (ACP)
Average collection period merupakan variasi lain dari account
receivable turnover yang dihitung dengan membagi account receivable
turnover dengan jumlah hari dalam satu tahun. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan piutang
menjadi kas.
Semakin rendah ACP maka kinerja perusahaan semakin baik karena
modal kerja yang diinvestasikan dalam bentuk piutang kecil. Hal ini juga
mencerminkan sistem penagihan piutang berlangsung dengan baik.
ACP yang tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan memberikan
terms of payment yang terlalu panjang kepada debitur ataupun
menunjukkan piutang perusahaan banyak yang macet. Adapun
perhitungan ACP berdasarkan Raymond S. Schmidgall & James W.
Damitio (2015) yaitu sebagai berikut :
24
c. Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan menurut Keown (2008) digunakan untuk
mengetahui berapa besar jumlah piutang yang telah jatuh tempo dan belum
tertagih dari sejumlah kegiatann kredit yang dilakukan. Perhitungannya
digambarkan dalam persamaan berikut :
d. Rasio Penagihan
Rasio penagihan berguna untuk mengetahui sejumlah aktivitas
penagihan yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tertagih dari
total piutang yang dimiliki oleh perusahaan (Keown, 2008).
Perhitungannya sebagai berikut :
Besar kecilnya total piutang yang dapat ditagih berbanding lurus
dengan nilai persentase dari rasio penagihan. Semakin besar nilai
persentase dari rasio penagihan, berarti semakin besar nilai piutang yang
tertagih. Sebaliknya jika nilai persentase rasio penagihan semakin kecil,
berarti semakin kecil pula nilai piutang yang tertagih.
25
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran berdasarkan pemaparan Sugiyono (2017 : 60)
dapat diartikan sebagai pemaparan sementara terhadap beberapa gejala yang
timbul dan menjadi objek permasalahan. Kerangka berpikir adalah suatu
model konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka
berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel
yag akan diteliti. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalh
sebagai berikut.
26
GAMBAR 1
KERANGKA PEMIKIRAN
Manajemen Keuangan
Manajemen Piutang
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
Analisis Piutang :
Account Receivable Turnover
Average Collection Period
Rasio Tunggakan
Rasio Penagihan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian dibutuhkan dalam melakukan suatu penelitian.
Sugiyono (2015 : 1) mengatakan bahwa secara umum metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan serta
kegunaan tertentu. Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2015 : 2) disebut
sebagai metode positivistik, berlandaskan pada filsafat positivisme, yang
digunakan untuk meneliti kondisi populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel umumya dilakukan dengan acak dan pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, serta digunakan sebagai hasil untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode ini disebut sebagai metode
kuantitatif karena data dari penelitian berupa angka-angka serta analisisnya
dilakukan menggunakan data statistik.
Sementara itu, pengertian deskriptif berdasarkan pemaparan dari
Sugiyono (2012 : 29) adalah metode yang berguna untuk menggambarkan
objek yang diteliti menggunakan data atau sampel yng telah terkumpul
sebagaimana adanya, tanpa membuat analisis dan menarik kesimpulan yang
berlaku umum.
28
B. Obyek Penelitian
Objek penelitin menurut Sugiyono (2017 : 41) merupakan sasaran ilmiah
guna mendapatkan data dengan tujuan tertentu mengenai suatu hal objektif,
valid, dan reliable.
Adapun penulis akan melakukan penelitian mengenai analisis piutang
yang dilakukan di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel yang
beralamat sebagaimana dibawah ini :
Address :
Telp. : +62 251 756 9000
Fax : +62 251 756 3822
Mobile : +62 8788 756 9000
Email : [email protected]
Website : www.pdjadjaransuitesresort.com
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel merupakan hotel yang
cocok untuk jenis tamu pebisnis maupun tamu yang ingin berlibur karena hotel
ini didesain dengan suasana yang nyaman dan tenang untuk berlibur namun
juga diimbangi dengan fasilitas MICE yang memadai dan cocok untuk kegiatan
para pebisnis.
Hotel ini dikelilingi beberapa tempat menarik yang dapat dikunjungi
seperti The Jungle Waterpark, Jungle Festival, De Voyage Bogor, hingga
Jl. Bogor Inner Ring Road Lot XIX C-2 No. 17 Bogor
Nirwana Residence, Bogor 16132, Jawa Barat, Indonesia
29
Kebun Raya Bogor sehingga lokasi hotel ini terbilang strategis dan cocok untuk
tamu yang ingin berlibur di kota Bogor.
Hotel yang terdiri dari 7 lantai ini memiliki jumlah kamar sebanyak 143
kamar yang dibagi ke dalam tiga tipe kamar, antara lain :
1. Superior Room
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel memiliki 131 kamar
dengan tipe superior. Adapun luas dari kamar tipe superior yaitu 22 m2 yang
dilengkapi dengan fasilitas standar di hotel ini, antara lain twin bed/double
bed, cable TV channels, Wi-Fi internet access, safe deposit box, self
controlled air conditioner, full bathroom aminities, hair dryer, coffee & tea
maker, electric water jug, slippers, IDD telephone, and 220V electricity.
Dengan fasilitas kamar yang cukup lengkap tersebut, kamar ini
dibandrol dengan published rate seharga Rp 1.260.000 per malam.
2. Executive Room
Tipe kamar executive di Padjadjaran Suites Resort & Convention
Hotel berjumlah 8 kamar, dengan luas kamar sebesar33 m2. Tipe kamar
executive dilengkapi dengan fasilitas standar sebagaimana tipe kamar
superior namun ada tambahan fasilitas lain yaitu mini bar.
Ukuran kamar yang lebih luas serta fasilitas yang lebih lengkap jika
dibandingkan dengan tipe kamar superior, maka tipe kamar ini dijual
dengan published rate yang lebih tinggi yaitu seharga Rp 2.730.000 per
malam.
30
3. Royal Suite
Tipe kamar Royal Suite adalah tipe kamar terbaik yang dimiliki
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel dengan jumlah kamar
sebanyak 4 kamar dan luas tiap kamar sebesar 45 m2. Fasilitas standar hotel
ini sudah pasti dapat ditemukan juga di kamar Royal Suite, namun ada
fasilitas tambahan lain seperti mini bar, sofa, serta bathtub yang membuat
kamar ini lebih special dibandingkan tipe kamar lainnya.
Dengan fasilitas paling lengkap serta ukuran kamar paling luas
dibandingkan tipe kamar lainnya, maka tipe kamar Royal Suite dibandrol
dengan published rate paling mahal yaitu seharga Rp 5.250.000 per malam.
Selain itu, hotel ini memiliki satu lobby lounge dan satu restoran utama
dengan nama Bale Bancakan, yang menghidangkan berbagai jenis makanan
dengan menu yang cukup variatif. Hotel ini juga difasilitasi dengan satu
ballroom dan 21 meeting room sehingga dapat menunjang kegiatan MICE
dengan baik. Adapun ballroom dan beberapa jenis meeting room yang dimiliki
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel antara lain sebagai berikut.
31
TABEL 2
FASILITAS MEETING ROOM
DI PADJADJARAN SUITES RESORT & CONVENTION HOTEL
Meeting Room Room Size Board
Shape U-Shape
Class
Room Theater
Round
Table
Pakuan Ballroom 27 m x 25,75 m 300 pax 300 pax 550 pax 1000 pax 300 pax
Bale Pakuan 1 23 m x 25 m 200 pax 200 pax 350 pax 500 pax 200 pax
Bale Pakuan 2 7 m x 25 m 50 pax 50 pax 100 pax 200 pax 70 pax
Bale Rancage 1-8 10 m x 6 m 30 pax 20 pax 30 pax 50 pax 30 pax
Bale Rancage 9-10 10 m x 7 m 35 pax 35 pax 45 pax 65 pax 35 pax
Bale Rancage 11-16 10 m x 6 m 30 pax 20 pax 30 pax 50 pax 30 pax
Bale Rancage 17-19 7 m x 7 m 20 pax 15 pax 25 pax 45 pax 20 pax
Sumber : Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, 2019
Dengan banyaknya jumlah meeting room yang tersedia maka
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel memanfaatkan peluang tersebut
dengan membuat paket meeting untuk memudahkan clientnya serta dapat
menarik perusahaan-perusahaan untuk mengadakan meeting di hotel ini.
Adapun paket meeting yang ditawarkan antara lain :
1. Fullboard Meeting Package
Menawarkan paket meeting yang sudah termasuk dengan menginap
satu malam di superior room, breakfast, lunch dan dinner, dua kali coffee
break, function room rental selama 12 jam, serta mendapatkan standard
meeting room equipment. Fullboard Meeting Package dengan single
occupancy dijual dengan Rp 1.300.000 Nett / pax, sedangkan double
occupancy dijual dengan harga Rp 1.000.000 Nett / pax.
32
2. Full Day Meeting Package
Menawarkan paket meeting yang sudah termasuk dengan lunch atau
dinner, dua kali coffee break, room rental selama 8 jam, serta
mendapatkan fasilitas standard meeting room equipment. Adapun harga
yang ditawarkan untuk full day meeting package ini yaitu Rp 400.000 Nett
/ pax.
3. Half Day Meeting Package
Menawarkan paket meeting yang sudah termasuk dengan lunch atau
dinner, satu kali coffee break, room rental selama 4 jam, serta
mendapatkan fasilitas standard meeting room equipment. Half day
meeting package dijual dengan harga Rp 350.000 Nett / pax.
Selain paket meeting, Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel juga
menawarkan beberapa paket lainnya seperti :
- Wedding Package
- Birthday Party Package
- Graduation Prom Nite
- Table Manner Package
- Arisan Gathering
Banyaknya meeting room serta paket meeting dan event yang tersedia
membuat hotel ini banyak bekerjasama dengan perusahaan maupun pemerintah
yang sering mengadakan pertemuan setiap bulannya. Untuk memudahkan dan
menjalin hubungan bisnis yang saling menguntungkan, maka dilakukan
33
pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan yang bekerja sama dengan hotel
yang akan memunculkan piutang bagi hotel.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah beberapa cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data supaya data yang diperoleh bersifat valid,
reliable, dan objektif (Sugiyono, 2015).
1. Interview (Wawancara)
Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab dengan
pihak hotel yang bersangkutan, dalam hal ini yaitu Chief Accountant dan
Account Receivable terkait dengan piutang usaha, untuk medapatkan
data-data yang diperlukan dan sebagai bahan pendukung dalam
penelitian.
2. Studi Dokumentasi
Sugiyono (2017 : 240) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan
suatu proses pencatatan dimana terdapat penjelasan peristiwa dan
kejadian yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat dilakukan melalui
tulisan, gambar, serta karya-karya monnumental yang dibuat oleh
seseorang. Adapun studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu dengan mengambil dari sumber media yang ada baik media
cetak maupun media elektronik. Sedangkan data sekunder yang
digunakan oleh penulis adalah data keuangan hotel.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain
yang berkaitan degan nilai, budaya dan norma yang berkembag pada
34
situasi sosial yang diiteliti ( Sugiyono, 2012 : 291). Studi kepustakan
digunakan dalam melakukan penelitian ini karana penelitian ini tidak
lepas dari lieratur-literatur ilmiah.
D. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel penelitian berfungsi untuk mengetahui
pengukuran variabel-variabel penelitian yang meliputi penjelasan nama
variabel, sub variabel, indikator variabel, ukuran variabel dan skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian.
Menurut Sugiyono, (2017 : 38). variabel penelitian merupakan segala
sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi mengenai hal yang akan diteliti, kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Independent variable (Variabel Bebas)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2017 : 39).
2. Dependent Variable (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017 : 39).
Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan
satu variabel yaitu variabel bebas (independent variable). Adapun variabel
35
bebas yang digunakan penulis yaitu analisis piutang, dimana variabel tersebut
merupakan variabel yang tidak terikat dengan variabel lainnya. Adapun
matriks operasional variabel untuk penelitian ini dilampirkan pada halaman
selanjutnya.
36
TABEL 3
MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Sub Variabel Skala
Accounts Receivable Turnover Rasio
Average Collection Period Rasio
Rasio Tunggakan Rasio
Rasio Penagihan Rasio
Piutang
Indikator
Accounts Receivable Turnover(Rasio Perputaran Piutang)
Average Collection Period(Rata-Rata Pengumpulan Piutang)
Rasio Tunggakan
Rasio Penagihan
Average Accounts Receivable(Rata-Rata Piutang)
Sumber : Hospitality Industry Financial Accounting : Fourth Edition oleh Raymond S.
Schmidgall, James W. Damitio (2015), Manajemen Keuangan : Prinsip dan
Penerapan oleh Arthur J. Keown, John D. Martin, William Petty & David F.
Scott Jr. (2008)
37
E. Analisis Data
Analisis data merupakan penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah diinterpretasikan. Menurut Sugiyono (2017 : 147), teknik analisis data
merupakan kegiatan yang dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan
terkumpul. Adapun kegiatan dalam proses analisis data meliputi
pengelompokkan data berdasarkan variabelnya. Mentabulasi data berdasarkan
variabelnya serta menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan juga melakukan
perhitungan untuk hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan oleh penulis yaitu
analisis deskriptif dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Untuk
mengolah data berbentuk angka maka akan digunakan beberapa formula
sebagaimana berikut :
1. Accounts Receivable Turnover
38
2. Average Collection Period (ACP)
3. Rasio Tunggakan
4. Rasio Penagihan
F. Jadwal Penelitian
Dibawah ini digambarkan perkiraan jadwal penelitian yang akan
dilaksanakan oleh pennulis yang berlangsung mulai Januari sampai dengan Juli
2019.
39
TABEL 4
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Seminar UP
Jul
Sidang Proyek Akhir
Penyusunan dan
Bimbingan Poyek Akhir
Revisi Proposal UP
URAIAN KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pencarian Lokus dan
Observasi Awal
Penyusunan dan
Bimbingan Proposal UP
Pengajuan TOR & Dosen
Pembimbing
Pengumpulan Proposal
UP
Proses Penelitian
Sumber : Hasil olahan penulis, 2019
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Prosedur Pemberian Kredit
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama Chief Accountant
di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, dalam memberikan fasilitas
kredit, Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel perlu melaksanakan
beberapa prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun prosedur
pemberian fasilitas kredit yang berlaku di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel adalah sebagai berikut :
a. Pengajuan fasilitas kredit oleh client akan disampaikan oleh tim sales
kepada bagian accounting.
b. Pengajuan fasilitas kredit di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
dapat dilakukan oleh beberapa segmen tamu seperti corporate,
government, Event Organizer, online travel agent,serta conventional
travel agent.
c. Perusahaan yang ingin mendapatkan fasilitas kredit harus mengisi formulir
kredit (credit form) dan melampirkan dokumen-dokumen pendukung
seperti: Surat Izin Usaha Perdagangan atau disingkat SIUP, Surat Izin
Tempat Usaha atau disingkat SITU, Nomor Pokok Wajib Pajak atau
disingkat NPWP, Tanda Daftar Perusahaan atau disingkat TDP, dan Akte
Perusahaan.
41
d. Client yang mengajukan fasilitas kredit kepada hotel harus mengisi credit
form serta harus memenuhi persyaratan dokumen yang dibutuhkan hotel.
Persyaratan tersebut antara lain berupa Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Tempat Usaha
(SITU), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Akte Perusahaan, referensi
rekening koran, serta adanya pihak yang akan bertanggung jawab dalam
perihal pembayaran.
e. Tim sales dan accounting akan bekerjasama dalam melakukan peninjauan
terhadap client berdasarkan dokumen yang telah dilengkapi client,
kesesuaian informasi mengenai client, serta track record client dengan
hotel lain dalam perihal kelancaran pembayaran piutang untuk
menentukan apakah pengajuan fasilitas kredit oleh client dapat diterima
atau harus ditolak.
f. Ketika pengajuan fasilitas kredit telah disetujui, maka pihak client harus
menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) serta Surat
Perjanjian Kerjasama (SPK) sebagai bukti kesepakatan yang telah terjalin
antara client dengan hotel.
g. Setiap client yang memiliki fasilitas kredit akan didaftarkan dalam suatu
account masing-masing untuk memposting setiap transaksi yang
dilakukan di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel.
h. Client yang sudah terdaftar dan mempunyai fasilitas kredit, maka harus
membawa guarantee letter atau voucher dalam setiap transaksi yang
dilakukan di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel.
42
i. Adapun guarantee letter atau voucher tersebut harus dengan jelas
menyebutkan apa saja yang menjadi tanggungan client serta telah
ditandatangani oleh pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran.
j. Guarantee letter atau voucher harus diserahkan kepada pihak hotel
sebelum tamu datang, Dapat dilakukan melaui fax ataupun email dan yang
asli harus dibawa oleh tamu yang bersangkutan ketika datang.
2. Gambaran Umum Prosedur Penagihan Piutang
Adapun prosedur penagihan atas piutang yang timbul di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, sebagaimana berikut :
a. Setelah transaksi berlangsung, bagian accounting akan membuat invoice
untuk client yang bersangkutan dan invoice tersebut akan disampaikan
oleh tim sales yang berhubungan langsung dengan pihak client.
b. Konfirmasi penerimaan invoice akan dilakukan oleh bagian accounting
melalui telepon ataupun email kepada pihak client dalam jangka waktu 7
hari setelah invoice tersebut dikirimkan.
c. Pembayaran harus dilakukan oleh pihak client dalam jangka waktu 14 hari
setelah invoice diberikan. Adapun toleransi waktu pembayaran yang
diberikan hotel yaitu selambat-lambatnya 30 hari setelah invoice
dikirimkan.
d. Kegiatan penagihan melalui telepon ataupun email harus dilakukan secara
konsisten oleh bagian accounting kepada pihak client mulai dari hari ke 14
setelah invoice dikirimkan.
43
e. Jika dalam jangka waktu 30 hari piutang masih belum dibayarkan oleh
pihak client, maka pihak hotel harus mengirimkan surat peringatan
(reminder letter) yang berisi nominal yang harus dibayarkan, jangka waktu
pembayaran, serta peringatan bahwa fasilitas kredit yang diberikan akan
ditutup sementara hingga client melunasi piutang tersebut.
3. Gambaran Umum Kualitas Kredit
Berdasarkan permasalahan yang ada, perlu dilakukan analisis terhadap
kualitas kredit yang berlangsung di Padjadjaran Suites Resort & Convention
Hotel. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan perbandingan mengenai
penilaian kualitas kredit berdasarkan variabel 5C dengan keadaan yang terjadi
sebenarnya di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan oleh penulis bersama Chief Accountant di
hotel tersebut. Adapun data pembahasannya akan dijelaskan dalam tabel
berikut ini.
44
TABEL 5
KUALITAS KREDIT DI PADJADJARAN SUITES
RESORT & CONVENTION HOTEL
Variabel
5 C Teori
Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel
Character
Berkaitan dengan sifat dan
perilaku debitur, artinya
debitur bertanggung jawab atas
hutangnya serta menyelesaikan
hutangnya dalam jangka waktu
yang telah disepakati
sebelumnya.
Pihak hotel tidak dapat mengetahui
secara langsung mengenai perilaku
setiap calon debitur, namun tetap
dilakukan pengamatan terhadap
dokumen-dokumen yang telah
diberikan calon debitur untuk
dipastikan kebenarannya agar pihak
hotel setidaknya dapat mengetahui
bahwa calon debitur dapat
dipercaya.
45
Capacity
Berkaitan dengan kemampuan
debitur dalam menyelesaikan
piutangnya. Biasanya diukur
berdasarkan pengalaman
diwaktu sebelumnya serta
berdasarkan pada observasi
fisik.
Pihak hotel telah melakukan analisa
terhadap track record dari calon
debitur untuk mengetahui
kemampuan membayarnya . Track
record yang baik sangat
berpengaruh terhadap keputusan
persetujuan pemberian kredit.
Capital
Diukur berdasarkan sumber
daya yang dimiliki oleh debitur
yang dapat diketahui dengan
cara melakukan analisis
terhadap laporan keuangan
debitur.
Pihak hotel meminta referensi
rekening koran dari calon debitur
untuk mengetahui kondisi keuangan
dari calon debitur. Dari analisa
terhadap kondisi keuangan calon
debitur, maka pihak hotel dapat
mempertimbangkan apakah calon
debitur mampu atau tidak mampu
untuk membayar utang sesuai
dengan batas waktu yang telah
ditentukan hotel.
46
Collateral
Berkaitan dengan seberapa
banyak aset debitur yang bisa
dijadikan jaminan atas
tagihannya.
Pihak hotel telah melakukan analisa
terhadap kondisi keuangan setiap
debitur untuk memastikan asset
yang dimiliki debitur mencukupi
untuk memenuhi pembayaran
hutangnya. Selain itu, dalam setiap
transaksi kredit yang berlangsung di
hotel tersebut, terutama transaksi
kredit dalam jumlah besar, pihak
hotel akan terlebih dahulu meminta
jaminan, biasanya berupa deposit
sebesar 50% dari total transaksi
sebagai jaminan atas piutang yang
akan diberikan.
47
Condition
Berkaitan dengan pengaruh
langsung dari kondisi ekonomi
makro terhadap keadaan
perusahaan yang bersangkutan
ataupun pengaruh langsung
dari perkembangan khusus
dalam suatu bidang ekonomi
tertentu yang dapat berdampak
terhadap kemampuan
perusahaan dalam membayar
kewajibannya.
Pengaruh langsung dari kondisi
ekonomi terhadap kemampuan
membayar dari debitor tidak
dirasakan secara signifikan oleh
pihak hotel. Karena kondisi seperti
itu tidak pernah terjadi di hotel
tersebut, namun pihak hotel tidak
menutup kemungkinan bahwa
kondisi ekonomi mungkin saja
dapat berpengaruh terhadap
kestabilan perusahaan salah satu
debitornya yang dapat menghambat
kemampuan dalam membayar
kewajibannya.
4. Gambaran Umum Umur Piutang
Umur piutang dibuat dalam suatu laporan yang mencatat semua piutang
yang berlangsung dan mengkategorikan setiap piutangnya kedalam jangka
waktu lamanya piutang telah berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian,
didapatkan data laporan umur piutang pada akhir Desember 2018. Total
piutang pada akhir Desember 2018 ini akan menjadi saldo awal piutang dalam
Sumber : Hasil olahan penulis, 2019
48
laporan umur piutang di awal Januari 2019. Adapun data lapotan umur piutang
tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini.
TABEL 6
DAFTAR UMUR PIUTANG
DI PADJADJARAN SUITES RESORT & CONVENTION HOTEL
PER 31 DESEMBER 2018
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa piutang yang paling besar berada
pada kategori umur piutang 0-30 hari, yaitu sebesar 62,25% dengan kategori
debitor dengan piutang terbesar berasal dari corporate yaitu sebesar Rp
184.387.706. Sedangkan piutang tertunggak yang termasuk dalam kategori
umur piutang 31-60 hari yaitu sebesar 32,93% dengan piutang terbesar yang
berasal dari kategori debitor corporate yaitu sebesar Rp 182.133.304. Piutang
tertunggak yang paling kecil berada dalam kategori umur piutang 61-90 hari,
yaitu sebesar 0,27%. Adapun debitor yang memiliki piutang terbesar pada
umur 61-90 hari yaitu berasal dari government, dengan nominalnya yaitu
Rp 1.200.000. Sedangkan umur piutang lebih dari 90 hari memiliki persentase
Debitor 0 - 30 31 - 60 61 - 90 > 90 Total
Corporate 184.387.706,00Rp 182.133.304,85Rp -Rp 8.059.730,00Rp 374.580.740,85Rp
Government 135.233.900,00Rp 40.697.280,63Rp 1.200.000,00Rp 522.999,99Rp 177.654.180,62Rp
Individual 30.492.726,31Rp 1.760.000,00Rp 600.000,00Rp 14.774.000,00Rp 47.626.726,31Rp
Online Travel Agent 68.868.706,00Rp 11.469.356,00Rp -Rp 5.649.490,00Rp 85.987.552,00Rp
Travel Agent 25.831.770,25Rp 12.550.000,00Rp 219.555,00Rp 5.400.000,00Rp 44.001.325,25Rp
Credit Card 25.111.872,23Rp -Rp -Rp -Rp 25.111.872,23Rp
Total 469.926.680,79Rp 248.609.941,48Rp 2.019.555,00Rp 34.406.219,99Rp 754.962.397,26Rp
% 62,25% 32,93% 0,27% 4,56% 100,00%
Sumber : Accounts Receivable Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, 2019
49
sebesar 4,56% dengan kategori debitor yang memiliki piutang terbesar berasal
dari individual dengan nominal sebesar Rp 14.774.000.
Jika ditinjau dari total piutangnya, dapat dilihat bahwa piutang yang
terbesar dimiliki oleh segmen corporate, dengan nominal piutang sebesar Rp
374.580.740,85. Selain itu, kategori debitor dengan piutang terbesar kedua
yaitu berasal dari government, dengan nominal sebesar Rp177.654.180,62.
Untuk corporate, sebanyak Rp 182.133.305 merupakan piutang yang
telah berlangsung selama lebih dari 30 hari, yang artinya sudah jatuh tempo
pada bulan November 2018. Selanjutnya sebanyak Rp 8.059.730 merupakan
piutang yang telah berlangsung selama lebih dari 90 hari dan seharusnya sudah
jatuh tempo pada bulan September 2018.
Sedangkan untuk government, sebanyak Rp 40.697.281 adalah nominal
piutang yang telah berlangsung selama lebih dari 30 hari dan seharusnya sudah
jatuh tempo pada bulan November 2018. Sebanyak Rp 1.200.000 merupakan
piutang yang telah berlangsung selama lebih dari 60 hari dan seharusnya sudah
jatuh tempo pada bulan Oktober 2018. Dan sebanyak Rp 522.999 piutang telah
berlangsung selama lebih dari 90 hari, yang seharusnya sudah jatuh tempo pada
bulan September 2018.
Data tersebut menunjukkan bahwa hingga akhir tahun 2018, piutang
yang belum tertagih dalam jangka waktu 30 hari masih cukup banyak. Padahal
berdasarkan ketentuan yang berlaku, piutang seharusnya sudah terkumpul
dalam waktu 30 hari setelah dikirimkannya tagihan. Selain itu, pihak
manajemen hotel juga tidak memiliki standar ketentuan persentase yang harus
50
dicapai dalam setiap kategori umur piutangnya, sehingga setiap piutang
dianggap harus terkumpul selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari.
5. Tinjauan Accounts Receivable Turnover
Accounts receivable turnover merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja penjualan kredit di Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel. Dengan mengetahui accounts receivable turnover
di hotel tersebut maka dapat terlihat berapa kali dalam satu tahun piutang-
piutang tersebut akan tertagihkan.
Accounts receivable turnover dapat diketahui dengan terlebih dahulu
mencari jumlah rata-rata piutang. Adapun rata-rata piutang dapat diketahui
dengan cara menjumlahkan saldo piutang pada awal periode dan piutang pada
akhir periode.
Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis piutang di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel selama tahun 2018, oleh karena itu penulis
membutuhkan data jumlah piutang yang belum terbayar pada 31 Desember
2017 sebagai jumlah piutang periode awal serta data jumlah piutang yang
belum terbayar pada 31 Desember 2018 sebagai jumlah piutang periode akhir.
Adapun datanya akan dipaparkan pada tabel berikut :
51
TABEL 7
PIUTANG AKHIR TAHUN
DI PADJADJARAN SUITES RESORT & CONVENTION HOTEL
Keterangan Jumlah
Total piutang pada akhir tahun 2017 Rp 794.430.087
Total piutang pada akhir tahun 2018 Rp 754.962.397
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah piutang pada periode
awal yaitu sebesar Rp 794.430.087 dan jumlah piutang pada peride akhir yaitu
sebesar Rp 754.962.397. Data diatas selanjutnya dapat diolah untuk mencari
nominal rata-rata piutang pada tahun 2018 yang digunakan untuk mencari
accounts receivable turnover selama tahun 2018 di Padjadjaran Suites Resort
& Convention Hotel.
Selain itu, revenue yang dihasilkan dari penjualan kredit juga perlu
diketahui untuk mencari accounts receivable turnover. Berdasarkan ketentuan
hotel, revenue yang dihasilkan dari penjualan kredit di Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel rasionya sebesar 40% dari total revenue, dan
sisanya dihasilkan dari penjualan cash. Adapun penjualan kredit setiap
bulannya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Sumber : Accounts Receivable Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, 2019
52
TABEL 8
TOTAL REVENUE PENJUALAN KREDIT
DI PADJADJARAN SUITES RESORT & CONVENTION HOTEL
PERIODE 2018
6. Tinjauan Average Collection Period
Average collection period atau rata-rata pengumpulan piutang
merupakan salah satu cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui
efisiensi pengelolaan piutang selain menggunakan accounts receivable
turnover. Mencari tahu rata-rata pengumpulan piutang akan memperlihatkan
berapa lama, secara rata-rata, Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
membutuhkan waktu untuk mengumpulkan piutangnya.
Average collection period akan didapatkan dari perhitungan antara
jumlah hari dalam satu tahun dibagi dengan accounts receivable turnover yang
BULAN JUMLAH
Januari Rp 533.704.872
Februari Rp 363.707.996
Maret Rp 749.071.032
April Rp 540.049.667
Mei Rp 313.314.582
Juni Rp 309.763.542
Juli Rp 331.817.423
Agustus Rp 336.691.119
September Rp 483.476.049
Oktober Rp 629.007.755
November Rp 789.628.285
Desember Rp 469.926.681
TOTAL Rp 5.850.159.001
Sumber : Accounts Receivable Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel, 2019
53
telah dihitung sebelumnya. Penelitian ini dilakukan menggunakan data tahun
2018 sehingga jumlah hari dalam satu periode yaitu 365 hari terhitung dari
tanggal 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2018.
7. Tinjauan Rasio Tunggakan
Rasio tunggakan pada Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
perlu diketahui guna mencari tahu besarnya jumlah piutang yang belum
tertagih terhadap sejumlah penjualan kredit yang dilakukan di periode yang
sama. Adapun data yang dibutuhkan akan ditampilkan pada tabel berikut ini.
TABEL 9
PIUTANG PADA PERIODE 2018
DI PADJADJARAN SUITES RESORT & CONVENTION HOTEL
Dari data dalam tabel tersebut maka dapat diketahui besarnya persentase
rasio tunggakan pada tahun 2018 dengan membagi nominal piutang yang
tertunggak dengan total piutang selama tahun 2018.
8. Tinjauan Rasio Penagihan
Sama halnya dengan rasio tunggakan, rasio penagihan juga pada
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel harus diketahui agar dapat
Keterangan Jumlah
Piutang Tertunggak pada 2018 Rp 754.962.397
Piutang Tertagih pada 2018 Rp 5.095.196.604
Total Penjualan Kredit Selama 2018 Rp 5.850.159.001
Sumber : Accounts Receivable Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, 2019
54
menemukan besarnya jumlah piutang yang dapat ditagih dalam periode akhir
tahun 2018 terhadap sejumlah penjualan kredit yang dilakukan di periode yang
sama. Data yang dibutuhkan untuk mengetahui besarnya rasio penagihan telah
digambarkan dalam TABEL 9 diatas. Dari tabel tersebut dapat diketahui
besarnya rasio penagihan dengan membagi nominal piutang yang tertagih
dengan total piutang selama tahun 2018.
B. Pembahasan
1. Analisis Umur Piutang
Adapun berdasarkan data laporan umur piutang pada akhir Desember
2018 di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, dapat dilihat bahwa
kategori debitor dengan tunggakan piutang yang cukup besar berasal dari
corporate dan government. Sedangkan kategori debitor dengan tunggakan yang
cukup lama adalah individual. Berdasarkan hasil wawancara mengenai
keadaan piutang di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, kategori
debitor corporate dan government memiliki tunggakan yang cukup besar
karena banyaknya jumlah kegiatan yang diadakan oleh dua kategori debitor
tersebut serta kegiatan yang mereka adakan biasanya berskala besar.
Permasalahan tunggakan oleh corporate dan government biasanya
disebabkan oleh kurang lengkapnya dokumen serta izin autorisasi yang
dibutuhkan untuk pencairan dana sehingga menghambat pembayaran piutang
kepada pihak hotel. Sedangkan permasalahan tunggakan oleh kategori debitor
individual yaitu karena pihak yang termasuk kategori individual merupakan
55
pihak yang berhubungan dengan owner hotel serta jajaran direksi hotel,
sehingga munculnya kelonggaran dalam proses penagihan piutang yang
dilakukan oleh bagian account receivable hotel tersebut sehingga membuat
piutang tersebut tertunggak dalam waktu yang cukup lama.
Umur piutang di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel tidak
memiliki ketentuan standar persentase yang harus dicapai pada setiap kategori
umur piutang dalam kebijakannya, oleh karena itu penulis mencoba
membandingkan persentase umur piutang di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel dengan proporsi umur piutang menurut standarisasi industri,
yang dapat dilihat dari tabel berikut ini.
TABEL 10
PERBANDINGAN PROPORSI UMUR PIUTANG
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa piutang yang telah berlangsung
0-30 hari di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel tidak dapat
mencapai proporsi piutang sesuai dengan standarisasi industri karena terdapat
selisih sebesar 17,75%. Selanjutnya pada piutang yang telah berlangsung
selama 31-60 hari di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel,
Perbandingan Umur Piutang
0 - 30 Hari 31-60 Hari 61-90 Hari > 90 Hari
Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel 62,25% 32,93% 0,27% 4,56%
Standarisasi Industri 80,00% 15,00% 3,00% 2,00%
Selisih -17,75% 17,93% -2,73% 2,56%
Sumber : Hasil olahan penulis, 2019
56
persentasenya telah melebihi proporsi piutang berdasarkan standarisasi
industri, yaitu sebesar 17,93% yang artinya tidak baik bagi hotel.
Untuk piutang yang telah berlangsung selama 61-90 hari, persentasenya
lebih kecil 2,73% dari proporsi piutang berdasarkan standarisasi industri yang
dapat dianggap baik bagi hotel. Sedangkan untuk piutang yang telah
berlangsung selama lebih dari 90 hari persentasenya lebih besar 2,56% dari
proporsi piutang berdasarkan standarisasi industri. Dari persentase tersebut,
artinya kas hotel masih banyak yang terhambat dalam piutang, dan jika
dibiarkan terus menerus maka akan menghambat kelancaran operasional hotel.
2. Analisis Accounts Receivable Turnover
Accounts receivable turnover atau perputaran piutang dapat diketahui
dengan mencari rata-rata piutang terlebih dahulu. Adapun rata-rata piutang
pada Padjadjaran Suites Resort & Conventio Hotel selama tahun 2018 dapat
diketahui dalam persamaan sebagai berikut :
794.4 . 87 + 7 4.9 . 97
. 49. 9 .484
774. 9 . 4
57
Setelah jumlah rata-rata piutang diketahui, yaitu sebesar Rp 774.696.242,
dengan nominal revenue yang dihasilkan dari penjualan kredit pada tahun 2018
sebesar Rp 5.850.159.001. Maka nilai rasio perputaran piutang yaitu sebagai
berikut :
.8 . 9.
774. 9 . 4
7, kali
Perhitungan diatas menunjukan rasio perputaran piutang di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel sebesar 7,55 kali. Sedangkan berdasarkan
kebijakan hotel, ditentukan bahwa batas pengembalian piutang selambat-
lambatnya yaitu 30 hari, sehingga perputaran piutang dalam satu tahun
diharapkan setidaknya terjadi sebanyak 12 kali. Artinya terdapat selisih
keterlambatan perputaran piutang sebanyak 4,45 kali. Oleh karena itu, hasil
penelitian ini membuktikan bahwa rasio perputaran piutang yang berlangsung
pada tahun 2018 tidak dapat memenuhi standar rasio perputaran piutang yang
seharusnya.
3. Analisis Average Collection Period
Average collection period atau rata-rata pengumpulan piutang di
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel dapat diketahui dengan
58
menentukan jumlah hari selama periode analisis yang dilakukan oleh penulis.
Adapun periode analisisnya yaitu mulai dari Januari 2018 sampai dengan
Desember 2018, sehingga jumlah harinya yaitu sebanyak 365 hari.
Adapun berdasarkan perhitungan sebelumnya, banyaknya accounts
receivable turnover yang berlangsung selama periode tersebut adalah sebanyak
7,55 kali, sehingga average collection period di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel dapat diketahui dengan persamaan berikut :
𝐶
𝐶
7,
𝐶 48, hari
Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa di Padjadjaran Suites Resort
& Convention Hotel pada tahun 2018 memiliki average collection period atau
rata-rata pengumpulan piutang selama 48,33 hari.
Menurut standar ketentuan hotel, pengumpulan piutang selambat-
lambatnya harus dibayarkan dalam waktu 30 hari. Namun pada kenyataannya,
rata-rata piutang di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel terkumpul
dalam waktu 48,33 hari, artinya terdapat selisih keterlambatan pengumpulan
piutang selama kurang lebih 19 hari.
59
4. Analisis Rasio Tunggakan
Untuk memperkuat analisis terhadap piutang di Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel, rasio tunggakan perlu diketahui sebagai data
pelengkap. Adapun rasio tunggakan pada akhir tahun 2018 di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel adalah sebagai berikut :
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑎 𝑥
754.962.397
5.850.159.001 𝑥
, 9 𝑋
,9
Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa rasio piutang yang
tertunggak di akhir periode persentasenya yaitu 12,90%. Persentase ini tidak
begitu besar namun tetap menandakan bahwa masih ada piutang tertunggak di
akhir periode 2018 yang akan dibebankan dalam neraca periode 2019.
5. Analisis Rasio Penagihan
Sama halnya dengan rasio tunggakan, rasio penagihan juga perlu
diketahui untuk memperkuat analisis yang dilakukan terhadap piutang di
Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel. Berikut ini merupakan
perhitungan untuk mengetahui nilai rasio penagihan :
60
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎𝑔𝑖ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑎 𝑥
5.095.196.604
5.850.159.001 𝑥
,87 𝑋
87,
Dari perhitungan diatas, maka didapatkan hasil rasio penagihan pada
akhir tahun 2018 di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel yaitu
sebesar 87,10%. Artinya hanya sebesar 87,10% dari revenue penjualan kredit
yang akan tercatat dalam neraca akhir tahun 2018.
61
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Adapun simpulan yang dapat disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut.
1. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, rasio accounts receivable turnover
selama tahun 2018 di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel
termasuk dalam kategori rendah karena seharusnya tercapai sebanyak 12
kali namun kenyataannya hanya tercapai sebanyak 7,55 kali. Seharusnya,
semakin cepat client melakukan pembayaran maka akan semakin baik
bagi cash flow hotel, karena semakin cepat modal kerja yang tertanam ke
dalam piutang akan diubah kembali menjadi kas hotel, yang berarti
semakin tinggi rasio accounts receivable turnover.
2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, nilai average collection period
di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel pada tahun 2018 yaitu
48,33 hari. Padahal seharusnya pengumpulan piutang rata-rata ditargetkan
dalam waktu 30 hari. Terdapat keterlambatan pengumpulan piutang
selama kurang lebih 19 hari. Dalam perhitungan average collection period,
hasilnya akan bergantung pada hasil perhitungan accounts receivable
turnover. Nilai accounts receivable turnover yang tergolong rendah
membuat nilai average collection period piutang untuk menjadi kas pun
memakan waktu yang cukup lama.
62
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio tunggakan di Padjadjaran Suites
Resort & Convention Hotel pada tahun 2018 yaitu sebesar 12,90%. Rasio
tersebut nilainya lebih rendah dari rasio penagihannya namun tetap akan
menjadi beban piutang tertunggak dalam neraca periode berikutnya.
Semakin tinggi nilai rasio tunggakan akan berdampak buruk bagi hotel,
karena hal tersebut menunjukkan bahwa hotel tidak mampu menangani
pengembalian piutangnya dengan baik.
4. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, rasio penagihan di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel pada tahun 2018 yaitu sebesar 87,10%.
Rasio tersebut nilainya lebih tinggi dari rasio tunggakannya namun nilai
penjualan kredit dalam neraca akhir tahun 2018 tidak dapat tercatat
sepenuhnya karena piutang tidak dapat tertagih sepenuhnya. Semakin
rendah nilai rasio penagihan maka akan memberi dampak buruk bagi hotel
karena semakin sedikit piutang hotel yang akan berubah menjadi kas.
B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat penulis berikan kepada Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Manajemen hotel sebaiknya lebih meningkatkan kegiatan yang dilakukan
dalam upaya pengembalian piutang tertunggak, serta memperhatikan
penjualan kredit secara serius agar tetap sesuai prosedur yang ditetapkan
hotel.
63
2. Manajemen hotel sebaiknya mengaplikasikan secara konsisten prosedur
penjualan kredit, sehingga penilaian terhadap calon debitor dapat
dilaksanakan secara maksimal, karena kesalahan yang dilakukan dalam
proses penilaian calon debitor dapat berdampak besar terhadap hotel
tersebut.
3. Manajemen hotel sebaiknya menerapkan kebijakan terhadap umur piutang
yang bersifat realistis dan toleran dengan memperhitungkan persentase
kemungkinan pembayaran piutang yang akan dibayarkan dalam jangka
waktu 30 hari, 60 hari, 90 hari maupun lebih dari 90 hari.
4. Sebaiknya manajeman hotel menetapkan standar persentase rasio piutang
yang harus tertagih ataupun yang boleh tertunggak dalam satu periode
untuk menjadi target bagi pihak accounting maupun sales di Padjdjaran
Suites Resort & Convention Hotel dalam melakukan penagihan piutang
serta dapat menjadi salah satu cara untuk menilai kinerja pihak accounting
dan sales hotel dalam mengelola piutang hotel.
64
DAFTAR PUSTAKA
Baguna, S. E., & Lambey, R. (2018). Ipteks Kebijakan Pemberian Fasilitas Kredit
di Hotel Four Points by Sheraton Manado. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi
Masyarakat, Vol. 02, No. 02, 2018, 43-47 .
Diana Tambunan, S. (2016). Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada PT. Perdana
Gapuraprima Periode 2012-2014. Seminar Nasional INDOCOMPAC.
Gista, E. (2017). Analisis Piutang Dagang pada PT. Cahaya Lestari Teguh Makmur
(CLMT). Karya Ilmiah Mahasiswa Akuntansi.
Halim, A. (2015). Manajemen Keuangan Bisnis Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Hariawan, F. (2016). Manajemen Piutang pada Hotel di Surabaya. Majalah
Ekonomi _ ISSN No. 1411-9501 _Vol. XXI No. 2 Des 2016.
Horne, J. V., & Wachowicz Jr, J. M. (2012). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
(Edisi 13). Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: Rajawali Pers.
Keown, J. (2008). Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan . Macan Jaya
Cemerlang.
Riyanto, B. (2011). Dasar-Dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, A. (2014). Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Schmidgall, R. S., & Damitio, S. J. (2015). Hospitality Industry Financial
Accounting : Fourth Edition. Educational Institute of the American Hotel
Motel Association.
Soemarso. (2010). Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Cetakan keenam. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
65
Sunyoto, D. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.
Buku Seru.
Weygandt, J., Kimmel, P., & Kieso, D. (2014). Financial Accounting : IFRS
Edition. United States of America: John Willey & Sons,Inc.
Wiyasha, I. (2010). Akuntansi Perhotelan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
66
LAMPIRAN 1
AGING REPORT JANUARI – DESEMBER 2018
67
68
69
70
71
72
73
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA MENGENAI VARIABEL 5C
UNTUK MENINJAU KUALITAS KREDIT HOTEL
1. Bagaimana manajemen hotel meninjau aspek character dalam calon
debitur sebelum memberikan fasilitas kredit hotel?
Di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, setiap client yang ingin
mengajukan fasilitas kredit biasanya akan berkomunikasi langsung dengan
departemen sales hotel, yang selanjutnya akan disampaikan kepada
departemen accounting, sehingga bagian accounts receivable yang bertugas
untuk menangani piutang tidak dapat mengetahui secara langsung karakter
dari calon debitur yang mengajukan fasilitas kredit. Namun, departemen
accounting tetap meminta dokumen-dokumen pendukung seperti SIUP,
SITU, NPWP, TDP, serta akte perusahaan untuk memverifikasi kejelasan
perusahaan calon debitur. Akan tetapi, untuk calon debitur individual,
manajemen hotel cenderung memberikan kelonggaran dalam meninjau
karakternya karena calon debitur individual biasanya berhubungan dengan
owner hotel sehingga kejelasan calon debitur dianggap sudah terverifikasi
dan dapat dipercaya.
2. Bagaimana manajemen hotel meninjau aspek capacity dalam calon
debitur sebelum memberikan fasilitas kredit hotel?
Untuk mengetahui kemampuan membayar calon debitur, departemen
accounting di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel biasanya
74
mencari tahu mengenai track record calon debitur tersebut dengan
perusahaan lain. Oleh karena itu Padjadjaran Suites Resort & Convention
Hotel bergabung dengan HCMA (Hotel Credit Manager Association) di
kota Bogor yang memiliki benefit salah satunya untuk saling berbagi
informasi mengenai kemampuan membayar perusahaan-perusahaan yang
memiliki fasilitas kredit dalam hotel-hotel di kota Bogor.
3. Bagaimana manajemen hotel meninjau aspek capital dalam calon
debitur sebelum memberikan fasilitas kredit hotel?
Di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, calon debitur biasanya
akan diminta memberikan referensi rekening koran yang dimiliki untuk
mengetahui kondisi keuangan dari calon debitur. Dari analisa terhadap
kondisi keuangan calon debitur, maka pihak hotel dapat
mempertimbangkan apakah calon debitur mampu atau tidak mampu untuk
membayar utang sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan hotel.
4. Bagaimana manajemen hotel meninjau aspek collateral dalam calon
debitur sebelum memberikan fasilitas kredit hotel?
Berdasarkan penilaian terhadap aspek capital, pihak hotel telah melakukan
analisa terhadap kondisi keuangan setiap debitur untuk memastikan asset
yang dimiliki debitur mencukupi untuk memenuhi pembayaran hutangnya.
Selain itu, dalam setiap transaksi kredit yang berlangsung di Padjadjaran
Suites Resort & Convention Hotel, terutama transaksi kredit dalam jumlah
besar, pihak hotel biasanya akan meminta jaminan berupa deposit sebesar
75
50% dari total transaksi sebagai jaminan atas piutang yang akan diberikan
untuk menghindari penumpukan piutang dalam jumlah besar.
5. Bagaimana manajemen hotel meninjau aspek condition dalam calon
debitur sebelum memberikan fasilitas kredit hotel?
Pengaruh langsung dari kondisi ekonomi terhadap kemampuan membayar
dari debitor tidak dirasakan secara signifikan oleh pihak hotel. Karena
kondisi seperti itu tidak pernah terjadi di Padjadjaran Suites Resort &
Convention Hotel, namun pihak hotel tidak menutup kemungkinan bahwa
kondisi ekonomi mungkin saja dapat berpengaruh terhadap kestabilan
perusahaan salah satu debitornya yang dapat menghambat kemampuan
dalam membayar kewajibannya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Monica Apriyanti
NIM : 201502591
Tempa, Tanggal Lahir : Bogor, 23 April 1997
Alamat : Jalan Kemang Baru RT 003/RW 008, Desa
Parakan Jaya, Kemang, Bogor
B. DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Jain Indra Gunawan
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kemang Baru RT 003/RW 008, Desa
Parakan Jaya, Kemang, Bogor
RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama Institusi Tahun Ajaran Keterangan
TK IT Birrul Waalidain Bogor 2002 – 2003 Lulus
SD IT Birrul Waalidain Bogor 2003 – 2009 Lulus
SMP Negeri 4 Bogor 2009 – 2012 Lulus
SMA Negeri 3 Bogor 2012 – 2015 Lulus
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung 2015 – 2019 Lulus
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Nama Institusi Posisi Periode
Mandarin Oriental Hotel, Kuala Lumpur Intern Februari – Juni 2017
JW Marriott Hotel, Jakarta Intern Juli 2018 – Januari 2019