Click here to load reader
Date post: | 15-Jul-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | danu-septiawan |
View: | 41 times |
Download: | 8 times |
Click here to load reader
CBD
KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI
RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik
Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak
ISCHIALGIA SINISTRA
Disusun oleh
Danu Septiawan
01.207.5363
Pembimbing :
Dr. Sri Suwarni, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
`
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. P
2. Umur : 61 tahun
3. Jenis kelamin : Laki - Laki
4. No CM : 12 57 59
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Pengangguran
8. Status : Menikah
9. Diantar oleh : Keluarga
10. Tanggal Masuk : 29 Februari 2016
B. SUBJEKTIF
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tangga 2 Maret 2016 di
Bangsal Soka RSUD Sunan Kalijaga Demak.
1. Keluhan Utama : Nyeri pinggang
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Onset : Perlahan-lahan saat berjalan (± 2 minggu hari ini)
Lokasi : Pinggang kiri sampai telapak kaki kiri
Kualitas : Nyeri terasa tajam seperti kesetrum dan
disertai adanya perasaan kesemutan di telapak sebelah
kiri, aktivitas sehari-hari agak terganggu.
Kuantitas : Terus menerus, saat berjalan ketika kaki kiri menapak
tanah
Faktor yang memperberat : Beraktivitas seperti berjalan jauh, bekerja,
mengejan (batuk & bersin), posisi sholat, mengangkat beban berat.
Faktor yang memperingan : Minum obat beli diwarung, istirahat
(tidur terlentang).
Gejala lain : BAK (dbn), BAB (dbn), mual (-),
muntah (-), demam (-)
1
`
Kronologis :
Nyeri pinggang dialami sejak ± 2 minggu SMRS. Nyeri dirasakan
terus-menerus, seperti kesetrum dan tidak bergantung pada waktu pagi
atau malam. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke jari-jari kaki kiri.
Nyeri dirasakan menghebat terutama pada saat penderita berjalan,
dimana saat ini, saat berjalan pasien sudah terlihat pincang karena
tungkai kiri tidak kuat untuk menapak yang disebabkan nyeri saat
telapak kaki kiri menopang tubuh ketika berjalan. Nyeri berkurang bila
penderita berbaring, duduk atau istirahat.
Penderita tidak memiliki kebiasaan mengangkat beban berat,
sehari-harinya pasien hanya dirumah. Riwayat trauma sebelumnya
tidak ada.
Awalnya nyeri dirasakan tidak terlalu mengganggu, namun lama-
kelamaan nyeri pinggang kiri dirasakan semakin berat ± 3 hari SMRS.
Penderita merasa sangat nyeri dan dirasakan memberat sampai pasien
tidak kuat untuk berjalan dan terlihat juga saat berjalan kaki kiri tidak
kuat untuk menopang tubuh. Pasien lalu minum obat warung. Karena
nyeri tidak sembuh, pasien lalu berobat ke RSUD Sunan Kalijaga
Demak. Pasien juga mengaku kaki sudah sakit selama ± 2 tahun, akan
tetapi pasien tidak merasakanya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang sama : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Stroke : disangkal
Riwayat Kejang : disangkal
Riwayat penyakit maag : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
2
`
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung: disangkal
Riwayat Penyakit Paru : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Stroke : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pengangguran, tinggal bersama seorang anaknya
dan istrinya, biaya pengobatan ditanggung BPJS non PBI.
Kesan ekonomi : kurang
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status PresentKeadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis GCS 15 E4M6V5
Vital Sign :
Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 88x/menit RR : 19 x/menit Suhu : 36,7 0C
b. Status Internus Kepala : Mesocepal, simetris, nyeri tekan (-)
o Mata, conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor 2m.
o Hidung, simetris, sekret (-).
3
`
o Telinga , simetris, nyeri tekan (-), sekret (-).
Leher : simetris, limfonodi tidak teraba, kaku kuduk (-), range of
motion (+);
o Kaku kuduk (-).
Thorax :
Paru :
o Inspeksi : tidak ketinggalan gerak, simetris, retraksi (-)
o Palpasi : ketinggalan gerak (-), nyeri tekan(-), vokal
fremitus(+/+) N
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru
o Auskultasi : SD: vesikular, ST (-), ronkhi (-), wheezing (-).
Jantung :
o Inspeksi : ictus cordis tidak kuat angkat
o Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 linea midclavicularis
kiri
o Perkusi : suara redup
o Auskultasi : irama jantung teratur, suara tambahan (-)
Abdomen :
o Inspeksi : simetris, perut lebih rendah dari dada,
jejas(-), sikatrik(-), caput medusa (-).
o Auskultasi : peristaltik normal
o perkusi : hipertimpani, pekak beralih (-).
4
`
o palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Extremitas :Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Akral sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill <2”/ <2” <2”/ <2”
c. Status Psikikus
o Cara berpikir : Realistis
o Perasaan hati : Euthyme
o Tingkah laku : Normoaktif
o Ingatan : Baik
o Kecerdasan : Baik
d. Status Neurologikus
N. cranialis Kanan KiriN. I (Olfaktorius)Daya penghidu N N
N. II ( Optikus )
Daya Penglihatan
Pengenalan warna
Medan Penglihatan
N
N
N
N
N
N
N. III ( Okulomotorius )
Ptosis
Gerak bola mata ke superior
Gerak bola mata ke medial
Gerak bola mata ke inferior
(-)
N
N
N
N, 2mm
(-)
N
N
N
N, 2mm
5
`
Reflek cahaya directN. IV ( Troklearis )
Gerak bola mata ke lateral bawah
Diplopia
N
(-)
N
(-)
N. V ( Trigeminus )
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas wajah atas
Sensibilitas wajah tengah
Sensibilitas wajah bawah
Reflek zigomatik
Reflek masseter
Trismus
N
N
N
N
N
N
N
-
N
N
N
N
N
N
N
-
N. VI ( Abdusens )
Gerak mata ke lateral
Diplopia
N
-
N
-
N. VII ( Facialis )
Kerutan kulit dahi
Kedipan mata
Lipatan nasolabial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengangkat alis
Menutup mata
Meringis
Menggembungkan pipi
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N. VIII ( Akustikus )
6
`
Tes bisik
Dengan detik arloji
N
N
N
N
N. IX ( Glosofaringeus )
Sengau
Tersedak
(-)
(-)
(-)
(-)
N. X ( Vagus )
Denyut Nadi
Bersuara
Menelan
88x/menit
isi dan tegangan cukup
N
N
N. XI ( Assesorius )
Memalingkan muka
Sikap Bahu
Mengangkat Bahu
Trofi otot bahu
N
N
N
(-)
N
N
N
(-)
N. XII ( Hipoglossus )
Artikulasio
Sikap Lidah
Tremor Lidah
Menjulurkan Lidah
Trofi otot lidah
N
N
(-)
N
Eutrofi
N
N
(-)
N
Eutrofi
e. Badan dan Anggota Gerak1. BADAN
MOTORIK
Respirasi : normal Duduk : normalSENSIBILITAS
Taktil : dbn/dbn
7
`
Nyeri : dbn/dbn Thermi : tidak dilakukan Diskriminasi 2 titik : +/+
2. ANGGOTA GERAK ATASMOTORIK
Motorik Dx Sx
Pergerakan B B
Kekuatan (5) (5)
Tonus Normotonus Normotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi
REFLEK
Dx Sx
Biceps N N
Triceps N N
Hoffman - -
Trommer - -
SENSIBILITAS
Dx Sx
Taktil Dbn Dbn
Nyeri Dbn Dbn
Thermi tidak dilakukan tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik Dbn Dbn
8
`
3. ANGGOTA GERAK BAWAHMOTORIK
Motorik Dx Sx
Pergerakan B B
Kekuatan (5-4-4) (5-4-3)
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus - -
Trofi Eutrofi Eutrofi
REFLEK
Dx Sx
Patella N Menurun
Achilles N Menurun
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Bing - -
Rossolimo - -
Mendel-Bechtrew - -
9
`
SENSIBILITAS
Dx Sx
Taktil Dbn dbn
Nyeri Dbn dbn
Thermi tidak dilakukan tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik Dbn dbn
f. Gerakan Abnormal Tremor : -
H. Columna Vertebralis
Kelainan local
o Skoliosis : +
o Khyposis : -
o Khyposkoliosis : -
o Nyeri tekan/ketok lokal : -
Gerakan cervical vertebrae
o Fleksi : baik
o Ekstensi : baik
o Lateral deviasi : baik
o Rotasi : baik
Gerakan dari tubuh
o Membungkuk : Nyeri
o Ekstensi : Nyeri pada pinggang sampai kaki kiri
o Lateral deviasi : baik
10
`
I. Tes Provokasi
Lasseq > 70̊ / < 70̊
O’connel > 70̊ (-) / < 70̊ (-)
Valsava - / +
Naffziger - / +
Patrick - / -
Kontra Patrick - / -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Imunoserologi : (2 Maret 2016)
HbsAg : negatif2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Fungsi LiverSGOT : 49 U/L*SGPT : 109 U/L*
ElektrolitNatrium : 127,26 mmol/L*Kalium : 4,10 mmol/LKlorida : 93,05 mmol/L*Kalsium : 9,77 mg/dLMagnesium : 1,5 mg/dL*
3. Pemeriksaan foto X FotoThoracolumbal Ap-LatGambaran spondilosis thoracolumbal dengan skoliosis vertebra lumbal
11
`
E. RESUME Nyeri pinggang dialami sejak ± 2 minggu SMRS. Nyeri dirasakan
terus-menerus, seperti kesetrum dan tidak bergantung pada waktu pagi
atau malam. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke jari-jari kaki kiri.
Nyeri dirasakan menghebat terutama pada saat penderita berjalan,
dimana saat ini saat berjalan pasien sudah terlihat pincang karena
tungkai kiri tidak kuat untuk menapak yang disebabkan nyeri saat
telapak kaki kiri menopang tubuh ketika berjalan. Nyeri berkurang bila
penderita berbaring, duduk atau istirahat.
12
`
Penderita tidak memiliki kebiasaan mengangkat beban berat,
sehari-harinya pasien hanya dirumah. Riwayat trauma sebelumnya
tidak ada.
Awalnya nyeri dirasakan tidak terlalu mengganggu, namun lama-
kelamaan nyeri pinggang kiri dirasakan semakin berat ± 3 hari SMRS.
Penderita merasa sangat nyeri dan dirasakan memberat sampai pasien
tidak kuat untuk berjalan dan terlihat juga saat berjalan kaki kiri tidak
kuat untuk menopang tubuh. Pasien lalu minum obat warung. Karena
nyeri tidak sembuh, pasien lalu berobat ke RSUD Sunan Kalijaga
Demak.
Pada pemeriksaan Fisik didapatkan :
Skoliosis
Gerakan dari tubuh
o Membungkuk : Nyeri
o Ekstensi : Nyeri
Tes Provokasi
• Lasseq > 70̊ / <70̊
• Naffziger - / +
• Kontra Patrick - / +
Pada pemeriksaan X-Foto Lumbal AP/Lateral didapatkan :
Spondilosis ThoracoLumbalis Skoliosis vertebra lumbal
13
`
F. ASSESMENT / DIAGNOSIS
D/ Klinis : Ischilagia Sinistra
D/ Topis : Radiks spinal L4 – L5 kiri
D/ Etiologis : Suspek HNP L4 – L5
DD Etiologi : Suspek Stenosis Spinalis
D/ Patologis : Iritasi radiks
DD :
1. Ischialgia Sinistra
2. Protrusio Diskus Intervertebralis
3. Neuritis
4. HNP14
`
G. PLANNING
Medikamentosa
o Anti Inflamasi non Steroid
Ketoprofen 2 x 50 mg
o Muscle Relaksant
Diazepam 2 x 2 mg
Myores 2mg 2x1
o Neurotropik
Vit. B1 B6 B12 3 x 1
Mecobalamin 3 x 500mg
Non Medikamentosa
o Fisioterapi
Infrared (Pemanasan)
Ekstension Exercises
Back Exercise (Stretching)
Mobilisasi Sendi
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
Monitoring
o Perbaikan gejala
Rujukan
o Spesialis Saraf
o Spesialis Radiologi
o Spesialis Rehabilitasi Medik
Edukasi
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya
o Kontrol rutin ke dokter
o Minum obat teratur
o Jangan mengangkat beban terlebih dahulu
o Menjaga kondisi tubuh
15
`
H. PROGNOSAAd sanam : dubia ad bonam
Ad vital : dubia ad bonam
Ad fungsional : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer
yakni N. tibialis dan N. poreneus. N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus
mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari
tuberositas ischii.
Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus
keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris. Sepanjang paha
bagian belakang sampai fossa poplitea.
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
· Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
· Lumbal ( Pinggang Atas )
· Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
· Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
· Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas,
tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami
gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi
ishialgia.
16
`
Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
percabangan antara lain:
N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula
N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi menjadi
2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu dengan
lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh
ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan
lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus
melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh
bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang
sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra
dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus
intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut
sensibel.
17
`
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan
gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan
antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami
cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra dan
ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara tulang
dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus mempersarafi:
· M. Semitendinosus
· M. Semimbranosus
· M. Biceps Femoris
· M. Adduktor Magnus
N. Poroneus Mempersarafi
· M. tibialis anterior
· M. ekstensor digitorum longus
· M. ekstensor halluci longus
· M. digitorum brevis
· M. poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi
· M. gastrocnemius
· M. popliteus
· M. soleus
18
`
· M. plantaris
· M. tibialis posterior
· M. fleksor digitorum longus
· M. fleksor hallucis longus
B. ISCHIALGIA
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2.
Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar
menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis
harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis
dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang
ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului
dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan
nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor
pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi,
kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat
persaingan hidup semakin ketat atau stress. NPB dapat di klasifikasikan menjadi
Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis primer
atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.
19
`
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil
perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan
saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar
berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap
berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik dan
sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan
biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena
patologic di sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1. Entrapment Radiculitis/ Radiculitis
2. Entrapment Neuritis :
a) Neuritis primer
b) Terjebak disekitar bursa m. Piriformis
3. Entrapment Neuritis yang terjebak di sekitar:
a) Tuber Ischi
b) Artikulatio koksae.
c) Spondylosis
20
`
Diawali dengan proses degeneratif yang ditandai dengan menurunnya sistem
metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulang-ulang .
Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis. Elastisitasnya
menurun diikuti berkurangnya cairan sendi dan penurunan sistem difusi di
Cartilago akan mengalami kerusakan yang pada akhirnya akan berkurang. Inter
space antar diskus semakin kecil yang berakibat mikro trauma pada kedua fascies
corpus vertebra . keadaan akan diikuti proliferasi jaringan tulang baru yang akan
berubah menjadi proses osifikasi dan calsifikasi tulang yang pada akhirnya
membentuk osteofit.
Dalam analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul secara
tiba- tiba ini akan di kaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai
hubungan dengan trauma, maka secara simplisik data itu di asosiasikan dengan
HNP ( Herpetik Nucleus Pulposus ). HNP merupakan jebolnya nukleus pulposus
ke korpus vertebrae di atas atau di bawahnya, dan bisa juga langsung jebol dari
nukleus pulposus ke dalam korpus vertebrae. Robekan circumferentia dan radial
pada anulus fibrosis discus intervertebralis yang kemudian di susul oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iscialgia. Secara etiologi Ischialgia dapat
di bagi menjadi 3 perwujudan yaitu :
1. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer
Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-steroid anti
inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer adalah adanya
nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi panggul,
tepatnya pada foramen
21
`
infrapiriforme atau incisura ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n.
Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis. Neuritis
ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan nyeri
punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes
meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian.
Neuritis ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n.
Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus longus.
2. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radiculatis
Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis
vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor
pada kanalis vertebralis. Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai
dari daerah lumbosakral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan
lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia radikulopati,
antara lain : (1) Nyeri punggung bawah (low back pain), (2) Adanya peningkatan
tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk, bersin dan mengejan, (3)
Faktor trauma, (4) lordosis lumbosakral mendatar, (5) Adanya keterbatasan
lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral, (6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan
S1, (7) Tes laseque selalu positif.
22
`
3. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis
Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap dalam
proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya. Jaringan
dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus terperangkap, antara lain : (1)
Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial,
karsinoma uteri dan ovarii, (2) garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian
dari pleksus lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses
radang (sakrolitis), (3) Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis m.
piriformis (5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii.Tempat dari
proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri
tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung
pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika.
Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick dan
tes Gaenslen.
23
`
Nyeri yang dirasakan penderita secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau bersifat
tajam dan sakit pada malam hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur. Nyeri
bertambah apabila saraf tersebut mengalami penekanan saraf.
Penyebaran rasa sakitnya dimulai dari daerah lumbal, hip joint kemudian
menyebar kearah bawah. Cara berjalan penderita dengan ujung jari kaki plantar
flexi ankle, hip dan knee dalam keadaan flexi juga sehingga nampak penderita
jalan dalam keadaan pincang. Pasien tidak bisa berdiri lama sehingga terjadi
kelainan sikap berdiri pada penderita (pelvic tilting) yang mengakibatkan
terjadinya kompensasi lumbal.
C. PATOLOGI
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis.
Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5
dengan discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus
lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus
ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis, dan nervus obturatorius.
Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus
gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus
femoris superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus
adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju
foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan
lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi
dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat
perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari
24
`
radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian
nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
D. GEJALA
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki
tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan
dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong
Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah bokong
menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana
yang terjepit.
Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,
terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota
badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai
bawah tersebut.
Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
25
`
Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon
patella (KPR) dan Achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi
dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang
memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
E. PEMERIKSAAN
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang
mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat
orang tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen, lumbosakra,l
Elektromielograf,i Myelografi CT scan, dan MRI
F. PENGOBATAN
Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas kasur
yang keras, menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal
(NSAIDs), dan mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang
cukup. Untuk banyak orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan
sebuah bantal diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang
lumpuh secara pelan-pelan setelah pemanansan bisa membantu. Peran fisioterapi
pada kasus ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang dirasakan.
Modalitas yang digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD (short Wave
Diathermi),bisa juga ditambah TENS untuk membantu memblokir nyerinya.
26
`
Penatalaksanaan 1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb. 2.
Program Rehabilitasi Medik. 3. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat
mengganggu aktifitas dimana dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi
Medik tidak dapat membantu. Program Rehabilitasi Medik bagi penderita
Ischialgia adalah: 1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi
manipulasi, Exercise, dsb. 2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body
mechanic, dsb. 3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan,
dsb. 4. Advis: Tips untuk penderita Ischialgia:
Hindari banyak membungkukkan badan.
Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi
tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung
sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.
5. Operasi Disektomi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu
aktifitas dimana dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat
membantu.
27
`
DAFTAR PUSTAKA
Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :
CV. Sagung Seto
Wagiu, Samuel A.. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain. Available at
http://neurology.multiply.com/journal/item/24
Tim Penyusun, 2010. Profil Kesehatan Puskesmas Kediri Tahun 2010. Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
Anonim. 2007. Nyeri Pinggang. FK UNSRI
Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf.
Surabaya : Airlangga University Press
WHO. 2003. The Burden of Muskuloskeletal Conditions At The Start of The
New Millenium. Geneva : WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
Kent & Keating. 2005. The Epidemiology of Low Back Pain
28